Pelemahan Rupiah bikin harga daging beku melejit hingga Rp 100.000 per Kg
Merdeka.com - Dampak pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD nyatanya cukup dirasakan oleh sejumlah pedagang daging di Pasar Baru Bekasi, Jawa Barat. Rupiah yang sempat menyentuh level Rp 15.000 tersebut, rupanya berpengaruh terhadap harga jual daging impor.
Salah satu pedagang daging, Doni mengungkapkan, imbas dari meroketnya mata uang Negeri Paman Sam tersebut membuat harga daging impor cukup melonjak. Dari semula yang hanya mencapai sekitar Rp 70.000 per kilogram (Kg) kini bisa berada di level Rp 100.000 bahkan lebih.
"Kalau daging impor ada kenaikan, otomatis itu pengaruh dari dolar. Sebelumnya, Rp 70.000 per Kg sekarang bisa Rp 100-110 ribu per Kg," ujarnya saat berbincang dengan merdeka.com, di Bekasi, Minggu (9/9).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Harga kambing kurban naik berapa? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya.
-
Apa yang menyebabkan harga singkong meningkat? Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
Tak hanya pada daging impor, untuk daging lokal sendiri juga telah mengalami peningkatan. Doni menuturkan, harga jual daging lokal yang biasa dibanderol Rp 115.000 kini dijual seharga Rp 120.000 per Kg.
"Kalau (daging) impor karena dolar. Kalau lokal ya standar lah," imbuhnya.
Hal senada juga dingkapkan oleh pedagang lainnya Syakiri. Dirinya menyebut, faktor pelemahan Rupiah tersebut membuat daging impor kian meningkat. Hal tersebut membuat, dirinya dan pedangang lainnya mau tidak mau ikut serta menaikan harga jula di pasaran.
"Gara-gara dolar naik jadi imbasnya kenaikan," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Senen mengaku merasa bingung untuk harga daging kerap melonjak setiap bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaPerhitungan asumsi dolar dalam perhitungan biaya Bulog menggunakan asumsi dasar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaBanyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.
Baca SelengkapnyaSitus Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca Selengkapnya