Pelindo 1 Bakal Sulap 3 Pelabuhan Layaknya Bandara
Merdeka.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana merombak pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menjadi lebih modern. Pelabuhan akan disulap dengan sentuhan digitalisasi dan sistem cashless (non tunai).
Selain itu, pelabuhan juga akan distrelisisasi layaknya bandara dan stasiun, di mana tidak sembarang orang bisa memasukinya karena akses masuk dibatasi bagi pemegang tiket saja.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I), Bambang Eka Cahyana mengatakan, pihaknya sudah sangat siap mengadopsi mekanisme pelayanan bandara ke pelabuhan-pelabuhan.
-
Apa konsep Bandara Banyuwangi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Di mana Pelabuhan Belawan berada? Pada tahun 1915, Labuhan Deli harus dipindahkan menuju Belawan yang letaknya berada tepat di tepi Sungai Belawan.
-
Bagaimana Kemenhub cegah penolakan kapal niaga Indonesia? Arisudono menyampaikan, melalui PSC Inspection Awareness, IDSurvey ingin mengajak para pemilik kapal niaga berbendera Indonesia untuk mengedukasi awak kapal mereka agar mengetahui serta memahami peraturan terkait bersandar di dermaga negara tujuan.
-
Apa nama pesawat angkut pertama Indonesia? Pesawat DC-3 Dakota kemudian diberi nama 'Seulawah'.
-
Dimana Pelabuhan Kamal berada? Sejak tahun 1940-an, Pelabuhan Kamal di Kabupaten Bangkalan merupakan jalur penyeberangan utama yang menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa, tepatnya dengan Pelabuhan Ujung di Kota Surabaya.
-
Siapa yang mengoperasikan kapal di Pelabuhan Kamal? Mengutip asrtikel Pelabuhan Kamal Tahun 1996-2009 karya Arifatul Jannah (Jurnal AVATARA Unesa, 2016), pada tahun 1949 Pelabuhan Ujung-Kamal membangun Dermaga Couster. Ada empat kapal yang beroperasi yakni KMP Bangkalan, KMP Paramaria, KMP Pamekasan, dan KMP Dahlia.
Aaat ini pihaknya telah memilih tiga pelabuhan untuk menjadi pilot project atau percontohan yakni, Pelabuhan Tanjung Pinang, Belawan, dan Sibolga.
"Sebetulnya kita mengusulkan 3 pelabuhan pertama Tanjung Pinang, Sibolga, Belawan. Khusus Tanjung Pinang paling siap karena otomotisasi berjalan dengan baik, sudah 100 persen," kata Bambang saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (19/11).
Dalam otomatisasi tersebut, penumpang tidak lagi membeli tiket secara tunai, melainkan akan menggunakan kartu alat pembayaran elektronik.
"Jadi semua dilakukan dengan e-money, kita kerja sama dengan Bank BNI dan Bank Mandiri. Jadi ketika penumpang mau masuk mereka tinggal tap aja e-moneynya gatenya terbuka. Nanti tinggal kita tambah domestiknya itu x-ray, kalau sudah seperti itu sama dengan bandara," ujarnya.
Ketiga pelabuhan tersebut saat ini sudah steril dan tidak ada lagi pedagang asongan yang masuk. Kemudian, orang yang tidak memiliki tiket tidak akan bisa masuk ke pelabuhan.
"Target kita Tanjung Pinang awal tahun depan, Belawan tinggal beli x-ray. Kalau Sibolga itu fisik bangunan 89 persen, akhir tahun 99 persen, otomatisasinya nanti pada kuartal I 2019," tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut kemenhub, Raden Agus H. Purnomo menyebutkan pihaknya akan segera menyulap pelabuhan-pelabuhan dengan sentuhan digital.
Selain itu, aturan sterilisasi pun akan diterapkan dimana hanya kru dan penumpang yang memegang tiket yang boleh masuk kawasan pelabuhan. Hal ini seperti yang diterapkan di bandara dan stasiun.
"Ya seperti di bandara sama di kereta kan yang enggak punya indetitas enggak boleh masuk. Jadi yang punya indentitas baru bisa masuk," kata Agus saat ditemui di Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ditulis Selasa (9/10).
Revolusi pelabuhan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Mantan Direktur Utama PT INKA (Persero) ini mengungkapkan saat ini ada 3 pelabuhan yang akan dijadikan percontohan atau pilot project yaitu Pelabuhan Kali Adem, Tanjung Pinang, dan Bau Bau.
Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada beberapa pelabuhan yang menerapkan sistem tersebut. Salah satunya yang ada di kota Semarang.
"Bisa lihat di Semarang, pelabuhannya sudah pakai boarding pass. Artinya tiketnya udah online, manifest juga online gitu," ujarnya.
Dirjen Agus mengatakan belum dapat menargetkan kapan seluruh pelabuhan di Tanah Air akan menerapkan hal yang sama. Sebab banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari tenaga kerja, sistem, hingga aplikasi.
"Kalau regulasi enggak terlalu susah yang susah kan ini mendidik masyarakat. Biasanya masuk pelabuhan gampang kan kita mendidik masyarakat, harus pelan-pelan. Ini sedang disiapkan, harapannya Januari 2019 itu sudah trial, dengan sistem sterilisasi itu," ungkapnya.
Sementara itu, untuk digitalisasi, Kemenhub sebagai regulator selain menyiapkan perizinan juga siap memfasilitasi dengan software-software yang mendukung.
"Kami menyiapkan digitalisasi softwarenya kami siapkan misalnya e-ticketing kemudian untuk barang packing, barang pakai juga digital semua nanti gitu sehingga nanti harapannya seluruh dokumen manifes orang maupun barang digital seperti kalau di pesawat," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua BUMN pengelola bandara itu resmi menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
Baca Selengkapnya"Dari Jawa itu ada 11 dermaga di tiga pelabuhan, dari mulai Pelabuhan Merak, Ciwandan dan BBJ," kata Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Raden Slamet
Baca SelengkapnyaLangkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sehingga arah bisnis kedirgantaraan pelat merah lebih fokus, terarah, dan terukur.
Baca SelengkapnyaPelabuhan Indah Kiat akan dioperasikan jika terjadi keadaan darurat seperti penumpukan pemudik di beberapa pelabuhan
Baca SelengkapnyaKata Moeldoko persoalan pembangunan bandara bukan karena keinginan melainkan karena kebutuhan.
Baca SelengkapnyaErick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaMenhub berharap Nusantara bisa turut menjadi pintu gerbang pengiriman barang ke wilayah Indonesia Timur.
Baca SelengkapnyaUntuk fasilitas penunjang, tower ATC per hari ini telah terbangun 53,71 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk tahap awal, lapangan udara tersebut masih bersifat VVIP sebagai tempat pendaratan pesawat presiden dan untuk kepentingan IKN.
Baca SelengkapnyaBandara IKN memiliki landasan pacu lebih luas dari bandara yang ada di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaBandara yang memiliki landasan pacu 2.400 meter hanya akan bisa melayani pesawat dengan penerbangan 6-8 jam.
Baca Selengkapnya