Pelonggaran Aktivitas Dinilai Belum Sepenuhnya Kembalikan Daya Beli Masyarakat
Merdeka.com - Ekonom senior Core Indonesia, Hendri Saparini mengatakan, pemulihan ekonomi rumah tangga masih lambat dan jauh di bawah kondisi sebelum pandemi. Ini lantaran peningkatan mobilitas belum sepenuhnya berdampak pada peningkatan konsumsi.
"Yang penting bagi kita adalah ada spending atau tidak. Kalau tidak ada spending maka tidak akan bisa pulih. Nah spending juga akan tergantung bagaimana kita mengelola pandemi, ini kita tunjukan karena sebenarnya mobilitas orang itu sudah terjadi," kata Saparini dalam Webinar Menakar Efektivitas Stimulus Ekonomi, Selasa (4/5).
Namun menurutnya, mobilitas tidak sejalan dengan konsumsi. "Data menunjukkan bahwa normalnya konsumsi rumah tangga itu tumbuh 5 persen. Memang pada tahun lalu konsumsi rumah tangga kita sudah negatif 3,6 persen," ujarnya.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana kondisi rumah sekarang? Sayangnya, rumah mewah tersebut kini mulai termakan usia. Nampak teras mulai ditumbuhi tanaman liar hingga cat tembok di beberapa bagian yang nampak terkelupas. 'Di bagian dindingnya, ini sudah lepas-lepas gitu semen dan catnya,' ujarnya.
Di sisi lain, indeks penjualan riil juga masih tajam negatifnya. Artinya konsumsi rumah tangga ini belum mendorong pada penjualan ritel atau produk-produk yang diminati oleh masyarakat.
Penyebabnya
Kenapa bisa demikian? Saparini menyebutkan hal itu disebabkan karena masyarakat menengah atas belum melakukan spending uangnya. Mereka masih menyimpan uangnya di bank sebagai upaya untuk mempersiapkan dana darurat jika sewaktu-waktu terpapar covid-19.
"Tentu saja karena struktur daripada konsumsi kita, kita tahu bahwa 20 persen pendapatan paling tinggi, 40 persen menengah dan 40 persen paling bawah. Kita tahu bahwa 20 persen paling atas dan 40 persen menengah itu porsi konsumsinya 82 persen," jelasnya.
Dia menyebut kelas menengah dan atas belum akan spending karena bagi mereka kesehatan nomor satu. Kelas menengah atas ini adalah penentu konsumsi rumah tangga. Sebab, berkontribusi sebesar 82 persen dari konsumsi rumah tangga.
Sementara untuk kelas bawah sangat bergantung pada bantuan sosial. Di mana 18,5 juta keluarga masih tergantung dengan bansos yang dikeluarkan Pemerintah.
Selain itu, konsumsi belum meningkat karena ada 2,9 juta pekerja yang kehilangan pekerjaannya di masa pandemi ini.
"Jadi, inilah yang kemudian menjadi PR besar bagi Indonesia karena 56 persen ekonomi kita adalah konsumsi. Maka bagaimana kita mengembalikan konsumsi kita," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemberian insentif ini diyakini bisa mendongkrak penjualan mobil domestik yang ujungnya bisa menggairahkan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen inti mengalami inflasi 0,16 persen dengan andil 0,10 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca Selengkapnya