Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peluang bisnis perawatan pesawat terbuka lebar & sangat menjanjikan

Peluang bisnis perawatan pesawat terbuka lebar & sangat menjanjikan

Merdeka.com - Bisnis maintenance, repair dan operations (MRO) pesawat di dunia berlangsung cukup pesat. Kondisi yang sama pun juga terjadi di Indonesia, seiring perkembangan dunia penerbangan yang signifikan.

Saat ini, total nilai bisnis perawatan dan operasional pesawat di dunia mencapai USD 70 miliar dan pada 2020 diperkirakan bisa menyentuh USD 90 miliar.

Direktur Utama Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, Richard Budihandianto mengatakan, dari empat bidang perawatan yakni line maintenance, based maintenance, component maintenance, dan engine maintenance, hampir 50 persen biaya dikeluarkan untuk perawatan mesin atau engine.

"Ini sebenarnya bisnis yang menjanjikan. Sayangnya di Indonesia masih terjadi gap antar Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kebutuhan ahli bidang engine maintenance ini,” jelasnya," ujar Richard disela Seminar Nasional Enhancing Manufacturing Sector For Sustainable Development of Indonesia's Global Business Network tentang Perkuatan Sektor Manufaktur Untuk Pengembangan Jaringan Bisnis Global Indonesia Yang Berkelanjutan di Solo, Rabu (9/9).

Secara blak-blakan Richard memaparkan potensi besar bisnis ini. Di Indonesia terdapat 23 maskapai penerbangan dengan jumlah pesawat sekitar 600. Diperkirakan, pada 2018 jumlahnya akan mencapai sekitar 1.000 pesawat. Pesatnya pertumbuhan pesawat tidak seiring SDM di bidang perawatan dan operasional.

"Indonesia masih membutuhkan sekitar 12.000 tenaga ahli hingga 15 tahun mendatang. GMF membutuhkan tenaga ahli mencapai 600 setiap tahun, tetapi baru mampu merekrut sekitar 200 saja," jelasnya.

Dari sisi perawatan pesawat, saat ini 30 persen dilakukan di Indonesia. Sisanya, 70 persen harus dilakukan di luar negeri. Alasannya Indonesia belum memiliki kapabilitas dan kapasitas yang maksimal. Ini tentu saja berkaitan dengan anggaran yang seharusnya bisa di dalam negeri, justru dicicipi negara lain.

Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan pesawat setiap maskapai penerbangan mencapai USD 1 miliar. Untuk itu, pihaknya berharap mulai tahun 2018 semua hanggar yang dimiliki GMF bisa bekerja secara maksimal.

"Indonesia memiliki potensi untuk bisnis MRO pesawat. Sebab Indonesia memiliki populasi dan wilayah yang menjanjikan," ucapnya.

Catatan Richard, Indonesia masih berada di posisi 25 di dunia untuk bisnis ini. Ditargetkan pada 2020 posisi Indonesia naik ke peringkat 20 dunia. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menengok Batam Aero Technic, Hanggar Canggih di Asia Tenggara Milik Lion Air Group
VIDEO: Menengok Batam Aero Technic, Hanggar Canggih di Asia Tenggara Milik Lion Air Group

Menurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan Non-Airline Indonesia Diprediksi Bisa Tumbuh 300 Persen, tapi Ada Syaratnya
Industri Penerbangan Non-Airline Indonesia Diprediksi Bisa Tumbuh 300 Persen, tapi Ada Syaratnya

Meski demikian, dia mengingatkan, kalau keyakinan pertumbuhan 300 persen itu hanya akan bisa tercapai jika ada dukungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya
Inovasi Bisnis Penerbangan Lion Air Menghela Pertumbuhan Ekonomi
Inovasi Bisnis Penerbangan Lion Air Menghela Pertumbuhan Ekonomi

Mayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.

Baca Selengkapnya
Gunakan Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat, Luhut Sebut Indonesia Bisa Untung Rp12 Triliun
Gunakan Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat, Luhut Sebut Indonesia Bisa Untung Rp12 Triliun

Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan.

Baca Selengkapnya
Bandara Kertajati Dijual ke Asing, Arab Saudi Hingga Singapura Minat Beli
Bandara Kertajati Dijual ke Asing, Arab Saudi Hingga Singapura Minat Beli

Jika sudah mendapat persetujuan kepala negara dan kepala daerah, investor asing diproyeksikan bisa masuk Bandara Kertajati per akhir tahun nanti.

Baca Selengkapnya
Nasib Pesawat Setelah Masuk Usia Pensiun
Nasib Pesawat Setelah Masuk Usia Pensiun

Pesawat-pesawat yang sudah masuk usia pensiun umumnya tidak begitu saja menjadi bangkai pesawat.

Baca Selengkapnya
Dijual ke Arab Saudi dan Singapura, 49 Persen Saham Bandara Kertajati Bakal Dikuasai Asing
Dijual ke Arab Saudi dan Singapura, 49 Persen Saham Bandara Kertajati Bakal Dikuasai Asing

Nantinya, investor asing bakal meraup porsi saham mayoritas milik PT BIJB tersebut, maksimal 49 persen.

Baca Selengkapnya
Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ungkap Isi Pembicaraan saat Bertemu Jokowi
Prabowo Ungkap Isi Pembicaraan saat Bertemu Jokowi

Prabowo melaporkan soal perkembangan pertahanan RI kepada Jokowi. Kata dia, Kepala negara sangat puas dan gembira.

Baca Selengkapnya
Data Kemenhub: Jumlah Armada Pesawat di Indonesia Dulu Mencapai 800 Unit, Kini Tinggal 450 Unit
Data Kemenhub: Jumlah Armada Pesawat di Indonesia Dulu Mencapai 800 Unit, Kini Tinggal 450 Unit

Meskipun masih jauh dari jumlah ideal sebelum pandemi, pemulihan ini memberikan harapan bagi industri penerbangan untuk kembali bangkit.

Baca Selengkapnya
Laba Bersih InJourney Tahun 2023 Tembus Rp1,1 Triliun, Naik 211 Persen
Laba Bersih InJourney Tahun 2023 Tembus Rp1,1 Triliun, Naik 211 Persen

InJourney Airports akan menangani 172 juta penumpang per tahun, mengalahkan Vinci Airports (Prancis) dan GMR Group (India).

Baca Selengkapnya