Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak efisien

Pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak efisien Pembangunan Fly Over. Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Meskipun pemerintah berusaha meningkatkan belanja infrastruktur sejak tujuh tahun terakhir, namun hal tersebut dinilai belum efisien dalam mendorong perekonomian Indonesia. Selama tujuh tahun terakhir, pemerintah telah menggenjot pembangunan infrastruktur menjadi 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengatakan masalah pembangunan tidak hanya soal pendanaan. Kebijakan pembangunan pemerintah juga sering tidak efisien.

Dari data yang dia kumpulkan, meski belanja infrastruktur sudah digenjot, dampak pembangunan terhadap perkembangan ekonomi sangat rendah, alias tidak efisien. Sebagai perbandingan, di China setiap ada jalan raya atau jembatan dibangun, akan mendorong 0,33 persen pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar proyek itu.

"Bila dibandingkan dengan China, koefisien kita baru 0,17 persen, jadi baik dari segi kuantitas alokasi dana pembangunan kita masih kecil, dari segi efisiensi juga tidak optimal," ujar Latif dalam diskusi infrastruktur di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (3/11).

Selain kurang efisien, problem klasik realisasi pembangunan di Tanah Air juga kalah dibanding beberapa negara ASEAN. Total ruas jalan tol Indonesia yang hanya 750 kilometer masih sangat kalah dari Malaysia yang memiliki 3.000 kilometer, padahal kinerja pembangunan kedua negara sama lambatnya.

Dari segi pelabuhan, Indonesia lebih buruk lagi. Negara dengan mayoritas wilayah berupa laut ini baru memiliki 18 pelabuhan samudera. Di Thailand, ada 1 pelabuhan setiap 50 kilometer panjang pantai.

Karena itu bagi Latif, pemerintah tidak bisa lagi bergantung pada APBN atau APBD. Perlu ada keterlibatan swasta untuk pembiayaan realisasi proyek agar pembangunan bisa dipercepat di banyak daerah.

Namun, meski pemerintah telah memiliki konsep keterlibatan swasta (PPP) dalam pembiayaan proyek infrastruktur sesuai MP3EI, Latif menilai pemahaman sistem itu masih rendah di pemerintah daerah. Mereka seringkali malah menghambat kehadiran pihak swasta karena problem klasik birokrasi.

"Kalau swasta ngajak kerja sama masih banyak pemda yang berpikirnya seperti bisnis biasa, pajaknya dinaikin, izinnya dipersulit. Gimana swasta mau masuk," ujarnya.

Selain itu Latif menyarankan pemerintah fokus pada beberapa infrastruktur inti saja. Baginya, ada dua sektor yang mendesak untuk segera ditangani pemerintah.

"Kalau pakai pertimbangan ekonomi, dua infrastruktur yang harus segera digarap pemerintah ya transportasi dan energi," tegasnya. (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Kereta Cepat Indonesia Cuma 148 Km, di China 28.000 Km
Jokowi: Kereta Cepat Indonesia Cuma 148 Km, di China 28.000 Km

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini telah resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, dan saat ini Kereta Cepat Whoosh sudah bisa dinikmati masyarakat umum.

Baca Selengkapnya
Daya Saing RI Masih Kalah dengan China, Jokowi: Tol di Sana Sudah 280.000 Km, Kita Baru 2.800 Km
Daya Saing RI Masih Kalah dengan China, Jokowi: Tol di Sana Sudah 280.000 Km, Kita Baru 2.800 Km

Pemerintah terus mendorong peningkatan daya saing Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Melotot Kaget Ceritakan Pembangunan Indonesia Tertinggal Jauh dari Korea & China
VIDEO: Jokowi Melotot Kaget Ceritakan Pembangunan Indonesia Tertinggal Jauh dari Korea & China

Presiden Jokowi menceritakan jauhnya posisi Indonesia tertinggal pembangunan dari negara lain.

Baca Selengkapnya
Tiga Faktor Ini Jadi Biang Keladi Jaringan 5G di Indonesia Mentok
Tiga Faktor Ini Jadi Biang Keladi Jaringan 5G di Indonesia Mentok

Berikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.

Baca Selengkapnya
Daya Saing Infrastruktur RI Naik ke Peringkat 51, Jokowi: Kita Masih Perlu Kerja Keras
Daya Saing Infrastruktur RI Naik ke Peringkat 51, Jokowi: Kita Masih Perlu Kerja Keras

Pembangunan infrastruktur RI masih tertinggal dibanding Korea dan China.

Baca Selengkapnya
Jokowi Banggakan Bangun 2.433 Km Jalan Tol dalam 10 Tahun: Dulu 40 Tahun Hanya Bangun 780 Km
Jokowi Banggakan Bangun 2.433 Km Jalan Tol dalam 10 Tahun: Dulu 40 Tahun Hanya Bangun 780 Km

Kendati demikian, Presiden membandingkan dengan China yang telah memiliki jalan tol sepanjang 48.000 kilometer.

Baca Selengkapnya
Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia Sangat Lambat, Bappenas Beberkan Buktinya
Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia Sangat Lambat, Bappenas Beberkan Buktinya

PISA menyebut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Capres Ganjar Sentil Infrastruktur hingga Maritim Era Jokowi
VIDEO: Capres Ganjar Sentil Infrastruktur hingga Maritim Era Jokowi "Ya Enggak Niat!"

Ganjar juga menyinggung mandeknya pertumbuhan ekonomi maritim selama 10 tahun terakhir, karena pemerintah tidak serius

Baca Selengkapnya
Jokowi Titip Pesan Agar Bangun Infrastruktur Jangan Asal Jadi
Jokowi Titip Pesan Agar Bangun Infrastruktur Jangan Asal Jadi

Jokowi mengetahui praktik banting harga demi dapat proyek infrastruktur.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kenapa Penerapan Jaringan 5G Terkesan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya
Kenapa Penerapan Jaringan 5G Terkesan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya

Ada beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Kritik UU Omnibus Law Ciptaker Belum Bisa Buka Investasi Secara Cepat
Cak Imin Kritik UU Omnibus Law Ciptaker Belum Bisa Buka Investasi Secara Cepat

Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai.

Baca Selengkapnya