Pembiayaan dari utang di 2019 sebesar Rp 359,3 triliun, turun dibanding 2018
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa pembiayaan proyek bersumber dari utang akan mengalami penurunan pada 2019 mendatang. Kebijakan ini diambil untuk membuat kesehatan dan kemandirian Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Sri Mulyani mengatakan, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pembiayaan melalui utang sebesar Rp 359,3 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan dari 2018 sebesar Rp 387,4 triliun.
"Rasio utang kita jaga, agar APBN kita sustain," kata Sri, dalam acara jumpa pers RAPBN 2019, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (16/8).
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa itu bunga pinjaman? Bunga pinjaman merupakan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam ketika mengambil pinjaman dari lembaga keuangan.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
Ani, sapaan akrab Sri Mulyani mengungkapkan, utang ke depannya juga diprioritaskan dalam Rupiah, agar tetap stabil terhadap gejolak nilai tukar. Potensi investor domestik dioptimalkan untuk pendalaman pasar, sekaligus mengendalikan kepemilikan asing.
Ani mengatakan bahwa pemerintah saat ini hati-hati menjaga rasio utang terhadap Product Domestic Bruto, meski rasio utang Indonesia saat ini masih terbilang kecil dibanding negara lain.
Pada 2019 rasio utang dari surat berharga mencapai Rp 386 triliun, mengalami penurunan dibanding 2018 sebesar Rp 388 triliun. Utang pada tahun depan untuk memodali kegiatan produktif.
"Pemerintah menjaga akuntabilitas pengelolaan utang, meningkatkan efisiensi bunga utang tingkat risiko terkendali," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca Selengkapnya"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaSurplus APBN ditopang oleh penerimaan negara yang masih lebih tinggi dibandingkan belanja negara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat, realisasi pembiayaan SBN mencapai Rp141,6 triliun atau turun 2 persen secara yoy dibandingkan Mei 2023 sebesar Rp144,5 triliun.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kini sebesar 38,49 persen.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyampaikan anggaran subsidi BBM dan liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg) turun dari Rp114,3 triliun menjadi Rp113,7 triliun.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca Selengkapnya