Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah bebaskan impor daging sapi dan hortikultura

Pemerintah bebaskan impor daging sapi dan hortikultura Sapi impor dari Australia tiba. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Harga daging sapi yang telah mencapai Rp 100.000 per kilogram (kg) dan tak kunjung turun hingga saat ini membuat pemerintah menetapkan sistem baru dalam tata niaga impor daging sapi. Pemerintah akan menggunakan skema tarif di mana jika harga daging sapi di pasaran menyentuh harga patokan maka pintu impor akan dibuka besar-besaran.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan sistem tersebut bertujuan untuk mengurangi harga daging sapi saat ini hingga Rp 75.000 per kg. Kenaikan harga daging sapi impor tersebut, menurutnya, menjadi penyebab kenaikan inflasi.

Skema kuota yang selama ini digunakan justru membuat pasokan tersendat maka harga daging sapi melonjak tinggi. Akibatnya investor masih ragu untuk melakukan pembelian terhadap Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi pemerintah. Inilah salah satu skema dalam paket kebijakan antisipasi krisis saat ini.

"Kenapa harga daging dan hortikultura, selama ini naik tinggi, karena impornya berupa tata niaga. Yang kita buat hari ini adalah tata niaga dalam bentuk kuota dihapuskan, dirubah menjadi mekanisme harga," ujar Chatib saat berbincang dengan wartawan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/8).

Chatib memastikan meski keran impor dibuka, pemerintah tetap akan menjaga keberlangsungan usaha para petani lokal. Chatib menjelaskan penetapan mekanisme tarif atau harga tersebut akan mengacu kepada harga komoditas di pasaran lokal sehingga tidak akan memberatkan petani.

"Perlindungan kuota tuh kebutuhan dalam negeri misalnya 1.000, izin kuota yang diberikan 200. Sedangkan perlindungan tarif, kebutuhan 1.000 masuk semua tapi tarif tinggi. Jadi ada perlindungan proteksinya terhadap barang lokal, karena ada varietas harga," jelas dia.

Chatib menambahkan usulan tersebut datang dari dua kementerian teknis dalam bidang perdagangan dan hortikultura yaitu Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Pertanian Suswono.

"Ini bukan liberalisasi. Berapa perlindungannya tanya mereka, tetapi jelas restriksi impor akan lebih less," pungkas dia. (mdk/bmo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP