Pemerintah belum berniat tutup keran impor kedelai tahun ini
Merdeka.com - Meski merupakan makanan khas Indonesia, namun bahan baku pembuatan tahu dan tempe masih harus diimpor. Pemerintah beralasan, dibukanya keran importasi kedelai untuk menutupi kebutuhan dalam negeri yang diklaim Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melonjak.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Srie Agustina mengungkapkan, produksi kedelai lokal saat ini hanya sekitar 995.000 ton. Sedangkan, kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,5-2,6 juta ton per tahun.
"Pada 2015 kita masih akan impor kedelai, memang harapannya harus ada peningkatan produksi. Rata-rata (peningkatan produksi) kalau menurut Kementerian Pertanian sekitar 10-15 persen," ujar Srie di kantornya, Selasa (6/1).
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
-
Kenapa Kementan fokus pada swasembada beras? 'Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri.
-
Kenapa Kementan yakin produksi beras tahun 2023 aman? 'Jadi saya sangat yakin dengan angka produksi ini bahkan kita tidak perlu impor. Kenapa? Karena angka konsumsi beras kita hanya 25,45 juta ton yang artinya kita masih punya surplus 2,43 juta ton,' sambungnya.
-
Bagaimana Kementan dorong pangan mandiri? “Upaya hilirisasi perlu dipertajam dengan penguatan industri pengolahan dan pemasaran. Kita tidak boleh lengah dalam melihat kemampuan produksi yang melimpah. Untuk itu kami selenggarakan lomba cipta menu untuk membangkitkan semangat mencintai pangan lokal dan membangun konsepsi baru pengembangan pangan lokal,“ tambahnya.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
-
Bagaimana Kemnaker ingin meningkatkan produksi pangan? Anggaran tersebut nantinya akan digunakan untuk percepatan tanam, peningkatan produksi padi dan jagung melalui penyediaan benih dan alsintan, pupuk dan pestisida serta optimalisasi lahan rawa dan intensif bagi petugas lapangan.
Srie menambahkan, sebanyak 84 persen pemenuhan kedelai dalam negeri diperuntukkan bagi industri tahu dan tempe. Sedangkan, 15 persennya untuk diolah menjadi susu kedelai.
"Kedelai impor itu memang lebih banyak digunakan untuk tempe. Kalau tahu itu lebih banyak menggunakan kedelai lokal. Kalau diolah kedelai itu lebih bagus tempenya," jelasnya.
Srie berdalih, produksi kedelai lokal tidak mampu berjalan dengan maksimal lantaran iklim subtropis yang dimiliki Indonesia. Meski demikian, Srie tetap berharap Indonesia dapat mencapai swasembada kedelai dalam beberapa tahun ke depan.
"Dalam tiga tahun bisa swasembada, malah Kementerian Pertanian lebih optimis kurang dari tiga tahun bisa jadi swasembada," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan mengkaji berbagai langkah untuk meminimalkan impor.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan mengalami defisit neraca produksi-konsumsi beras pada Januari-Februari 2025.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan cuaca baik yang bakal mendongkrak tingkat produksi pertanian.
Baca SelengkapnyaBelum ada pelaku industri agro mengeluh terkait pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaMahfud mempertanyakan komitmen pemerintah saat ini yang terus menerus impor pangan.
Baca SelengkapnyaAnindya meyakini bahwa pemerintah bisa menghadapi kondisi ekonomi saat ini yang mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaBulog optimis penugasan impoer beras akan terpenuhi sepanjang tahun 2024 dan tidak ada penambahan kouta.
Baca SelengkapnyaZulhas juga sudah mengajak Kementerian Keuangan rapat soal anggaran. Tercatat, untuk pangan total dilaporkan senilai Rp139,4 triliun.
Baca SelengkapnyaKementerian Perindustrian (Kemenperin) mengingatkan dampak melambungnya impor barang jadi ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan, bantuan pangan yang telah diterima masyarakat setiap bulan dari Januari hingga Mei akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaMentan menyebut ketersediaan pangan saat ini dalam kondisi yang aman.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto secara konsisten menyuarakan agar Indonesia bisa swasembada pangan, meski dalam realisasinya hal itu sulit.
Baca Selengkapnya