Pemerintah Didorong Gunakan Nuklir Kejar Program Transisi Energi
Merdeka.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai target penurunan net zero emission masih tergolong lemah. Penggunaan tenaga nuklir lantas didorong untuk mengejar program transisi energi.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito menyatakan, pemanfaatan EBT hingga 2019 masih belum maksimal. Khususnya karena masih besarnya kontribusi penggunaan energi fosil, yang ditujukan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru bara hingga pemakaian BBM dengan nilai oktan (RON) di bawah standar.
"Jadi yang terkait dengan pembangkitan listrik, panas, transportasi yang itu luar biasa juga, termasuk industri manufaktur dan yang lain. Sehingga perlu ditekankan kembali pengurangannya," kata Mego, Senin (24/10).
-
Bagaimana BRI membantu transisi energi? Seperti diketahui, untuk mempercepat transisi energi di Asia Tenggara, tahun ini Indonesia memegang keketuaan ASEAN, bertemakan 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth', dengan tiga pilar: Recovery and Rebuilding, Digital Economy, Sustainability.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung transisi energi? BRI sudah memulai transisi kendaraan listrik. jumlahnya telah mencapai 97 mobil listrik, dan 50 motor listrik sebagai kendaraan Operasional kantor. Bank bersandi BBRI ini juga telah memiliki SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di Lingkungan Kantor Pusat BRI. Selain itu, sebanyak 12 unit kerja BRI telah menggunakan panel surya sebagai alternatif penggunaan listrik.
-
Kenapa BRI mendukung transisi energi? Hal ini juga merupakan bentuk dukungan BRI dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) No.7: Affordable and Clean Energy, dan No. 13: Climate Action.
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
"Kemudian berdasarkan amanat kebijakan energi Nasional, Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025, 31 persen pada 2050, dan kita juga tidak lupa kita pada 2021 masih kecil, masih 12,61 persen," bebernya.
Akan tetapi, Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi baru terbarukan luar biasa besar. Mulai dari panas bumi, tenaga surya, angin, termasuk tenaga nuklir.
"Jadi potensi itu yang harus terus kita dorong ke depannya. Kita perlu memperhatikan langkah-langkah transisi energinya, melalui pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk nuklir, dengan memperhatikan masalah keamanan pasokan, melihat akses terhadap kebutuhan dalam harga yang terjangkau, kemudian memanfaatkan energi bersih dan keberlanjutan dalam konteks lingkungan," paparnya.
BRIN terus mengembangkan berbagai teknologi baru, termasuk membahas kesiapan yang terkait dengan pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, tak lupa Mego juga menyoroti soal pendanaan berkelanjutan dalam pemanfaatan EBT dan nuklir.
"Khususnya langkah transisi energi ini diharapkan tidak memberatkan keuangan negara, secara khusus APBN. Tapi juga bisa menggandeng sumber-sumber pendanaan lain termasuk industri. Sehingga bisa tetap menjaga stabilitas keuangan dan perekonomian nasional," ungkapnya.
Mego juga mengajak agar Indonesia untuk memperkuat kerjasama dengan negara lain, baik yang berada di kawasan Asean maupun yang sudah menerapkan teknologi nuklir dalam penggunaan energi baru terbarukan.
"Ini sebabnya kita akan terus mendiskusikannya bersama-sama, bagaimana kita bisa mendapatkan dukungan dari negara-negara tetangga kita. Sehingga kita akan mampu mengembangkan dan memanfaatkan tenaga nuklir sebagai salah satu sumber energi nasional untuk percepatan pembangunan," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaRencana ini untuk mencapai target net zero emission di 2060.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaRencana ini sudah beberapa kali dibahas bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mencari donor lain yang bisa membantu Indonesia mempercepat pensiun PLTU Batubara.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaTim percepatan pembangunan pembangkit nuklir juga akan membuat kelompok kerja (pokja) strategi.
Baca SelengkapnyaIni selaras dengan penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RKUN) yang dikabarkan segera selesai.
Baca Selengkapnya