Pemerintah diminta lebih transparan dalam proyek 35.000 MW
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK tengah gencar membangun megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) agar semua wilayah di Indonesia dapat dialiri listrik. Untuk tahun ini, pemerintah mengklaim telah menyepakati komitmen PPA (Power Purchase Agreement sebesar 10.000 megawatt.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro meminta pemerintah untuk lebih transparan kepada masyarakat mengenai progres pembangunan pembangkit listrik 35.000 mw tersebut.
"Kalau disampaikan sekarang 10.000 kan kemudian ada ekspektasi (masyarakat) akan ada pasokan listrik dalam jumlah cukup signifikan. Jadi nanti ketika ada pemadaman bergilir masyarakat akan sulit menerima (keadaan) karena ada tambahan yang luar biasa," ujarnya dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, Sewatama, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (20/12).
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Kenapa PLTA Kracak dibangun? Kala itu, Kota Buitenzorg atau Bogor jadi salah satu kota penyangga Batavia yang sibuk. Banyak aktivitas pemerintahan, industri, pendidikan dan penelitian oleh Belanda yang dilakukan di sana, sehingga membutuhkan supply listrik.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Komaidi pun memaparkan bahwa pembangkit yang saat ini sudah siap beroperasi adalah proyek carry over tahun sebelumnya yang belum selesai. Dengan kata lain, ini adalah proyek tahun sebelumnya yang baru selesai sekarang.
"Tahap 1 dan 2 nya kan belum selesai, masih ada sisa 7.400 (megawatt) yang dicarry over ke (pemerintahan) yang sekarang. Dari yang 7.400, (yang diselesaikan) di 2015 juga ditargetkan hanya sekitar 3.800 (megawatt), itu dari IPP (swasta) dan dari PLN," terangnya.
Oleh sebab itu, Komaidi meminta masyarakat untuk tidak memberikan pengharapan yang berlebihan kepada pemerintah meski setiap upaya pemerintah mewujudkan proyek listrik 35.000 mw tersebut tetap perlu didukung.
"Jadi yang ingin saya sampaikan kepada publik bahwasanya pemerintah ini bekerja terus, iya, tetapi ekspektasinya saya kira jangan terlalu tinggi," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Bahlil Lahadalia telah memberikan arahan kepada jajarannya untuk menyelesaikan kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menggunakan APBN untuk menyetop operasional PLTU Batubara.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaKenaikan subsidi listrik itu berisiko muncul karena aturan power wheeling memperbolehkan pembangkit swasta untuk menjual listrik EBET.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaTransisi energi harus dilakukan secara adil karena akan berdampak pada pendapatan pekerja, rumah tangga, dan juga ekonomi wilayah.
Baca SelengkapnyaProgram ini akan memberikan dampak positif bagi negara dengan mengurangi konsumsi batu bara sebesar 2,98 juta ton per tahun.
Baca SelengkapnyaPemerintah diingatkan tentang pentingnya mengedepankan prinsip keadilan dalam upaya transisi energi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca Selengkapnya