Pemerintah Diminta Tegas Tangani Penyebaran Corona, Bukan Hanya Imbauan
Merdeka.com - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai, pemerintah tak tegas dalam menghadapi penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Menurutnya, berbagai imbauan yang telah dilemparkan selama masa pandemi ini tak akan mempan untuk kebanyakan masyarakat.
"Urusan mengimbau itu tak ada di aturan perundang-undangan. Kalau cuman mengimbau lebih baik lepas saja. Orang Indonesia itu harus ada sanksinya," ujar Agus dalam teleconference bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Selasa (14/4).
Salah satu, pemerintah bisa menyalurkan dana untuk memberi asupan kepada warga-warga yang kesulitan mencari uang selama masa pandemi virus corona. Terutama bagi masyarakat yang terdampak virus corona.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
"Dalam situasi seperti sekarang pemerintah harus turun mengeluarkan uang. apalagi ada Keputusan Presiden baru, pemerintah harus segera mengatur. Saya di lingkungan sendiri mencari siapa saja yang tidak bisa makan. Kalau itu tidak diurus akan jadi social unrest," tuturnya.
Selain itu, dia juga mendesak agar pemerintah menyiapkan aturan pasti dan jelas seputar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Tadi malam saya bicara dengan pak Gubernur DKI (Anies Baswedan). Lakukan sweeping sekarang, berikan sanksi. Kan dalam peraturan disebutkan, ada denda Rp 100 juta bagi yang masih nekat jualan. Ini jangan main-main. Saya minta Kadishub lakukan sweeping segera," tegasnya.
"Tapi kalau ditutup orang akan takut tidak dibayar. Kalau sudah ditutup pemerintah harus kasih makan mereka," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaPentingnya indikator untuk menentukan apakah negara sudah masuk dalam kondisi darurat.
Baca SelengkapnyaKemenkes menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya