Pemerintah Diminta Waspadai Peningkatan Angka Pengangguran Dampak PPKM
Merdeka.com - Pemerintah diminta untuk mewaspadai adanya dampak ekonomi akibat perpanjangan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang merupakan upaya untuk menekan laju penyebaran Covid-19.
Ekonom Universitas Brawijaya Malang, Nugroho Suryo Bintoro mengatakan bahwa salah satu dampak perpanjangan PPKM tersebut antara lain adalah adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), khususnya dari pelaku usaha kecil.
"Sudah mulai terlihat, beberapa pengusaha kecil sudah melakukan PHK. Pada awal PPKM memang belum, tetapi memasuki masa pertengahan, sudah terlihat, mereka melakukan rasionalisasi," kata Nugroho kepada Antara di Jakarta, Selasa (10/8).
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
-
Kapan PHK karyawan teknologi mulai terjadi? Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri teknologi tidak menunjukkan tanda-tanda melambat pada 2024.
-
Kenapa PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional, serta penurunan permintaan produk.
-
Siapa yang terancam PHK di PT Hung-A Indonesia? Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
Nugroho menjelaskan, keputusan para pengusaha kecil untuk melakukan rasionalisasi atau PHK para karyawannya, disebabkan para pengusaha kecil tersebut sudah tidak lagi mampu bertahan akibat adanya langkah-langkah pembatasan untuk menekan penyebaran Covid-19.
Menurutnya, pendapatan yang diterima oleh para pengusaha kecil tersebut merosot selama masa PPKM. Dengan pendapatan yang mengalami penurunan tersebut, risiko usaha juga semakin besar, sehingga memilih untuk melakukan rasionalisasi.
"Untuk mengurangi risiko, mereka melakukan rasionalisasi terhadap pegawai. Salah satunya, adalah pengurangan jumlah pegawai, tidak lagi dirumahkan," katanya.
Dia menambahkan, jika potensi PHK tersebut terjadi, maka akan menyebabkan jumlah pengangguran mengalami peningkatan. Jika jumlah pengangguran meningkat, maka juga ada risiko meningkatnya angka kriminalitas. "Yang harus diwaspadai adalah tingkat kriminalitas. Karena, sekarang tidak lagi berbicara faktor kesehatan, tapi faktor ekonomi," tambahnya.
Sektor Pangan
Menurut Nugroho, dampak penerapan PPKM terhadap sektor ekonomi dinilai cukup besar akibat sejumlah pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah. Dia mengharapkan beberapa sektor pangan, bisa diberikan kelonggaran untuk beroperasi.
Dia menjelaskan, gerai makanan siap saji, bisa diberikan jam operasional lebih panjang. Dengan jam operasional yang lebih panjang, maka bisa dimanfaatkan oleh sektor jasa layanan antar seperti ojek online untuk tetap beroperasi lebih panjang.
"Tujuannya kita menyelamatkan sektor tenaga kerja. Tapi ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, bagaimana sektor kritikal pangan yang bisa 24 jam ini, bisa tetap jalan, namun tidak muncul konflik sosial," tambahnya.
Pemerintah kembali memutuskan untuk memperpanjang penerapan PPKM Jawa-Bali hingga 16 Agustus 2021. Alasan perpanjangan PPKM tersebut, dikarenakan pada masa perpanjangan sebelumnya mulai 2-9 Agustus, menunjukkan hasil yang cukup baik untuk menekan Covid-19.
Pemerintah juga telah mulai melakukan sejumlah penyesuaian pada penerapan PPKM kali ini. Pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang diperbolehkan beroperasi dengan kapasitas 25 persen pengunjung yang sudah divaksinasi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca SelengkapnyaJumlah PHK di Jakarta pada Januari-Juni 2024 menembus 7.469 orang. Angka itu bertambah 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSituasi ketenagakerjaan di Indonesia sedang menghadapi tantangan serius, dengan hampir 60 ribu pekerja yang di-PHK pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPengembangan investasinya akan dibedakan menjadi investasi di sektor padat karya dan sektor padat modal.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaPemprov Jawa Tengah mengklaim mengantisipasi agar tak lagi ada PHK massal ke depannya.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut dari catatan Kementerian Ketenagakerjaan secara kumulatif sejak Januari-Juni 2024, gelombang PHK telah menghantam 32.064 pekerja.
Baca SelengkapnyaPengangguran di jJakarta sudah mencapai 7 ribuan orang.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaAirlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.
Baca SelengkapnyaAngka ini meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 25.000 orang yang di-PHK.
Baca Selengkapnya