Pemerintah dituding kebiri peluang berkembang industri manufaktur
Merdeka.com - Pemerintah, dalam 10 tahun terakhir ini, dinilai tidak memberikan peluang kepada industri manufaktur untuk berkembang. Sebab, kebijakan selama ini masih mengakomodasi kemajuan sektor ekspor komoditas bahan mentah seperti kelapa sawit dan batu bara.
Pernyataan ini disampaikan Komisaris Independen PT Bank Mandiri Goei Siauw Hong dalam Diskusi Media Training : Memahami Industri Perbankan, Malang, Jumat (11/9).
"Dulukan banyak kita temukan produk manufaktur kayak sepatu Adidas made in Indonesia. Sekarang banyak tutup. Banyak investor di manufaktur ini seolah diusir pemerintah," katanya.
-
Di mana produk-produk itu dijual? Sebuah studi baru mengungkapkan adanya ratusan produk kosmetik yang mengandung bahan terlarang. Pada hari Rabu, European Chemicals Agency (ECHA) merilis temuannya setelah menyelidiki hampir 4.500 produk kosmetik di 13 negara Eropa.
-
Apa saja jenis produksi yang ada? Beberapa jenis produksi antara lain adalah:
-
Kenapa sepatu lokal semakin populer? Saat ini, semakin banyak individu yang bangga mengenakan sepatu buatan lokal.
-
Kenapa sepatu lokal populer? Penggunaan produk fashion lokal kini sedang menjadi tren yang berkembang pesat. Banyak yang beralih untuk mendukung produk-produk lokal sebagai bagian dari upaya memajukan industri dalam negeri.
-
Apa yang ditawarkan oleh sepatu lokal? Tidak hanya karena harganya terjangkau, tetapi juga karena sepatu lokal menawarkan berbagai model yang modis dan sesuai dengan tren, menambahkan sentuhan gaya pada penampilan Anda.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Dia melanjutkan, tidak adanya kebijakan yang memihak kepada sektor manufaktur, ditandai dengan rumitnya birokrasi perizinan. Oleh sebab itu, waktu dan biaya perizinan yang dikeluarkan investor semakin membengkak.
"Ini bedanya manufaktur sama komoditas. Batu bara sama sawit nggak perlu itu semua. Dapat izin Bupati, gali, batu bara tinggal masukan ke (kapal) tongkang. Langsung jadi uang," ungkapnya.
Goei menambahkan, kondisi ini diperparah dengan sikap para buruh yang tidak pernah puas. Mereka menuntut adanya peningkatan upah tanpa dibarengi dengan peningkatan kinerja. Investor semakin pusing dibuatnya.
"Buruh juga demo terus. Gaji minta mahal tapi produktivitas tidak meningkat. Ini gaji sudah nambah tapi masih sama saja. Otomatis cost manufaktur naik terus," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direksi Sepatu Bata Temui Pejabat Kemenperin, Ungkap Alasan di Balik Tutupnya Pabrik Berusia 20 Tahun
Baca SelengkapnyaAngka impor alas kaki dari China mencapai USD 25 juta dalam sebulan.
Baca SelengkapnyaSaat ini juga terjadi kendala terkait dengan up to date dari bahan baku.
Baca SelengkapnyaTren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaPresiden menekankan bahwa tutupnya pabrik perusahaan dalam negeri bernama PT Sepatu Bata Tbk itu tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.
Baca SelengkapnyaSepatu Bata telah hadir di Indonesia sejak 1931. Saat itu, Bata bekerja sama dengan NV, Netherlandsch-Indisch sebagai importir.
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM yang berdagang di TikTok Shop mayoritas hanyalah pengecer (reseller) dari barang yang diproduksi dari China.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaMendag mempersilakan China untuk menerapkan aturan serupa pada produk ekspor RI yang menghancurkan industri di dalam negeri.
Baca Selengkapnya