Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Dituntut Ciptakan Terobosan Baru Atasi Covid-19 dan Dampaknya ke Ekonomi

Pemerintah Dituntut Ciptakan Terobosan Baru Atasi Covid-19 dan Dampaknya ke Ekonomi Enny Sri Hartati. ©2017 merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai pemerintah pemerintah terlalu berlarut-larut dalam mengatasi pandemi virus corona atau Covid-19.Bahkan, dari kacamatanya, pemerintah terkesan kebingungan.

"Justru karena kita berlarut-larut itu kita harus segera menghentikan itu dan justru itu yang harus menyadarkan kita bahwa kalau kita berkutat di situ terus kita tidak akan menyelesaikan masalah. Titik," kata Enny dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (11/7).

Menurutnya, pemerintah harus melakukan terobosan-terobosan tepat di tengah situasi sekarang ini. "Kita tetap menyelesaikan problem utama menyelesaikan pandemi sekaligus kita beradaptasi juga. Itu bukan berdamai. Beradaptasi itu kita tetap harus menjalankan segala protokol covid tetapi kita harus cari strategi terobosan untuk survive itu menjadi kata kunci sekarang," jelas dia.

Orang lain juga bertanya?

Dia menambahkan, persoalan sekarang bukan lagi berdebat akan mana yang mesti didahulukan antara kesehatan dan keuangan. Namun, lebih kepada saling bergandeng tangan untuk mencari terobosan tepat agar bisa menyelesaikan persoalan pandemi.

"Sekarang kita bareng-bareng mencari terobosan yang tepat apa untuk kita bisa survive, beradaptasi menyelesaikan secara ekonomi melakukan sesuatu yang tepat," tandas dia.

Cerita Pilu Pengrajin Tikar Lipat, 4 Bulan Tanpa Pemasukan Akibat Corona

Pandemi Virus Corona membuat seluruh elemen ekonomi terhempas cukup dalam, tidak terkecuali bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebanyak 60 juta pelaku UMKM di Indonesia dinyatakan terdampak akibat virus baru tersebut.

Pengrajin tikar lipat binaan PT Jamkrindo, Heryanto mengatakan, selama 4 bulan terakhir pihaknya sudah tidak lagi memproduksi barang untuk dipasarkan. Hal tersebut karena permintaan tikar menurun drastis.

"Jadi kami sudah hampir 4 bulan tidak produksi. Pemasaran kami dari online, dari bazar ke bazar, distributor dan agen pun sama setop tidak bergerak," ujar Heryanto dalam diskusi online, Jakarta, Jumat (10/7).

Heryanto mengatakan, sebanyak 30 kepala keluarga yang bekerja di usaha miliknya juga turut terkena imbas. Sebab, usaha tersebut sebelumnya menjadi andalan ketika Covid-19 belum menjangkiti Indonesia.

"Masyarakat sekitar yang kami berdayakan hampir 30 kepala keluarga dan mereka hampir rata-rata ibu rumah tangga. Kalau bicara dampak kami sangat berpengaruh dan kena dampak," jelasnya.

Dia mengaku selama ini tidak mengandalkan pinjaman dari perbankan untuk menjalankan usaha. Tetapi mengandalkan Jamkrindo dengan permodalan yang memadai.

"Ke bank sih tidak ya untungnya. Dalam masa seperti ini kami pasti akan bingung. Kami binaan Jamkrindo jadi dari segi permodalan kami dibantu," jelasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mau Wujudkan Indonesia Emas 2045, Undang-Undang Harus Lebih Sederhana
Mau Wujudkan Indonesia Emas 2045, Undang-Undang Harus Lebih Sederhana

Di tengah ketidakpastian ini, kebijakan di Indonesia harus lebih cepat.

Baca Selengkapnya
AHY Singgung Pemerintah Soal Jaring Pengaman Sosial: Itu Hanya Solusi Jangka Pendek
AHY Singgung Pemerintah Soal Jaring Pengaman Sosial: Itu Hanya Solusi Jangka Pendek

AHY tidak menginginkan masyarakat tergantung pada bantuan jangka pendek.

Baca Selengkapnya
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik

Lonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah

Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Teliti Peran DPR di Masa Pandemi Covid-19, Misbakhun Raih Gelar Doktor Ekonomi
Teliti Peran DPR di Masa Pandemi Covid-19, Misbakhun Raih Gelar Doktor Ekonomi

Disertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Bisakah Kebijakan WFH PNS Tekan Polusi Jakarta?
Bisakah Kebijakan WFH PNS Tekan Polusi Jakarta?

Polusi di Jakarta makin parah dan ini masih menjadi PR pemerintah.

Baca Selengkapnya
Polusi Jakarta Mencekam, Menaker Siapkan Aturan Kerja dari Rumah untuk Karyawan Swasta
Polusi Jakarta Mencekam, Menaker Siapkan Aturan Kerja dari Rumah untuk Karyawan Swasta

Kementerian Ketenagakerjaan tengah mengkaji opsi WFH bagi pekerja swasta. Namun belum diputuskan bagaimana kebijakan finalnya.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Bersabar, China Baru Bisa Berantas Polusi dalam 20 Tahun
Indonesia Harus Bersabar, China Baru Bisa Berantas Polusi dalam 20 Tahun

Tak hanya Indonesia, China pun pernah mengalami polusi udara yang buruk.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Hadapi Tantangan Global, Mendag Zulkifli Hasan: Kuncinya adalah Kerja Sama
Hadapi Tantangan Global, Mendag Zulkifli Hasan: Kuncinya adalah Kerja Sama

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.

Baca Selengkapnya