Pemerintah Dorong Mantan Pejabat Garuda Indonesia Buka Data Kejanggalan Proses Bisnis
Merdeka.com - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mendorong, agar para mantan komisaris dan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) buka-bukaan data penyewaan pesawat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tujuannya agar betul-betul bisa mengetahui bagaimana duduk permasalahan perseroan.
"Kami sangat mendukung kalau benar Pak Peter Gontha (eks komisaris Garuda Indonesia) sudah menyerahkan data mengenai penyewaan pesawat ke KPK. Jadi kita dorong memang supaya mantan mantan komisaris atau direktur pada saat itu bisa diperiksa saja untuk mengecek bagaimana dulu sampai penyewaan pesawat tersebut bisa terjadi," kata Arya kepada wartawan, Senin (1/11).
Arya memahami kasus yang terjadi pada Garuda Indonesia akibat ugal-ugalan dalam penyewaan pesawat kepada lessor. Bahkan para mantan komisaris dan direksi terdahulu lah yang menandatangani proses persetujuan dalam penyewaan tersebut.
-
Siapa yang pernah menjadi wartawan berprestasi dan komisaris Garuda Indonesia? Yenny Wahid memiliki cukup banyak sepak terjang dalam ranah berbeda-beda. Ia pernah menjadi wartawan berprestasi hingga komisaris Garuda Indonesia.
-
Kapan Yenny Wahid menjadi komisaris Garuda Indonesia? Ia menduduki jabatan ini sejak 2020, kemudian mengundurkan diri pada Agustus 2021.
-
Kenapa kantor PT Hutama Karya digeledah? Penyidik mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK.
-
Apa permintaan para pembajak pesawat Garuda Indonesia 206? Selain meminta pembebasan anggota Komando Jihad, mereka juga meminta uang sebesar 1,5 juta USD.
-
Bagaimana Garuda Mataram dikelola sekarang? Kini Garuda Mataram Motor dikendalikan Indomobil group, yang dimiliki keluarga Sudono Salim.
-
Kenapa Kemenhub bentuk tim investigasi? Kementerian Perhubungan membentuk tim investigasi internal, usai penganiayaan yang dilakukan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
"Berdasarkan informasi juga Pak Peter Gontha ikut dalam penyewaan pesawat-pesawat tersebut dan beliau pun ikut menandatangani memang ada pesawat yang beliau yang tidak tanda tangan, tapi hampir yang lain itu ikut semua penandatangan pesawat."
"Tapi kalau bisa didorong saja supaya bisa diperiksa komisaris direksi yang pada saat itu memang bertugas di sana. Supaya terang benderang. Kita support kita dukung benar apa yang dilakukan oleh Peter Gontha. Termasuk Peter Gontha nanti bisa menjelaskan," pungkasnya.
Curhat Mantan Komisaris Garuda Indonesia
Dikutip dari akun instagramnya, @petergontha, mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk itu blak-blakan soal alasan 'pemecatan' dirinya dari Garuda Indonesia. Menurutnya, pemecatan dilakukan karena dia dianggap sudah tidak sejalan dengan pimpinan yang lain.
"Tahukah Anda mengapa saya 'dipecat' dari Garuda? Karena tidak sejalan dengan pikiran para pemimpinnya, sekarang kita menuai hasilnya!" ungkap Peter melalui unggahan di Instagram pribadinya.
Peter memberi sinyal bahwa pandangan yang tak sejalan itu terjadi dalam hal persetujuan penarikan penyertaan modal negara (PMN) kepada Garuda Indonesia. Dia mengisahkan pernah diminta untuk menyetujui penarikan PMN senilai Rp1 triliun dari total yang direncanakan mencapai Rp7 triliun pada 27 Desember 2020.
Namun menurutnya pemberian suntikan negara kepada Garuda Indonesia ibarat menabur garam di laut alias percuma. Dia mengklaim pandangan ini sejatinya sejalan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tapi, pandangan Peter justru dianggap pemimpin Garuda Indonesia lain sebagai tindakan menghambat penarikan PMN bagi perusahaan. "Saya akhirnya tanda tangan tetapi saya tau itu sama dengan buang garam di laut," ucapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekarga juga sudah mendapatkan support dari federasi BUMN kemudian juga dari nasional comitee congres (NCC) Indonesia.
Baca SelengkapnyaErick Thohir mengapresiasi Kejaksaan Agung yang mau berkolaborasi untuk membongkar kasus besar di perusahaan BUMN.
Baca SelengkapnyaJaksa juga mengenakan biaya pengganti kepada Emirsyah sebesar USD 86.367.019.
Baca SelengkapnyaLangkah tersebut juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun BUMN yang sehat dan kuat.
Baca SelengkapnyaProgram bersih-bersih BUMN bertujuan untuk memberantas korupsi.
Baca SelengkapnyaLaporan ini terkait kasus dugaan korupsi lelang barang rampasan benda sita korupsi berupa satu paket saham PT Gunung Bara Utama (GBU).
Baca SelengkapnyaPelaporan yang dilakukan tersebut adalah salah satu bagian dari 'bersih-bersih BUMN'. Tujuannya agar BUMN semakin bersih dari tindakan korupsi.
Baca SelengkapnyaManajemen Garuda Indonesia dinilai melakukan upaya pemberangusan serikat pekerja maskapai pelat merah itu.
Baca SelengkapnyaKPK menjelaskan, proses aduan laporan dugaan gratifikasi Kaesang ditangani Direktorat PLPM tidak jauh berbeda dengan diusut Direktorat Gratifikasi.
Baca SelengkapnyaDiketahui, KPK memiliki tiga buronan tersisa. Berikut tiga buron KPK yang hingga kini belum tertangkap:
Baca SelengkapnyaKejagung memastikan akan mengusut tuntas kasus tindak pidana korupsi.
Baca SelengkapnyaIrfan mengatakan dua pilot tersebut telah dipanggil untuk dimintai keterangan.
Baca Selengkapnya