Pemerintah Gandeng Singapura Tingkatkan Kompetensi Guru SMK
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama dengan Institut Pendidikan Teknis (ITE) Singapura untuk meningkatkan kompetensi guru produktif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Langkah ini merupakan bagian terintegrasi dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja dan kompetitif.
"Kompetensi SDM menjadi faktor utama dalam mendorong kinerja industri, yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri Kemenperin, Eko Cahyanto, di Kantornya, Jakarta, Selasa (30/7).
Melalui sasaran tersebut, pemerintah telah menetapkan pengembangan SDM berkualitas menjadi program prioritas nasional setelah pembangunan infrastruktur. Pengembangan SDM dilakukan melalui penguatan sistem pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan yang berorientasi pada kebutuhan pasar tenaga kerja (demand driven).
-
Bagaimana Kemnaker mendorong sinergi antara pendidikan dan ketenagakerjaan? 'Antara dunia pendidikan dan ketenagakerjaan dibutuhkan sinergi dalam perbaikan kualitas sumber daya dalam standar kehidupan sosial yang terus berkembang di masyarakat global. Sistem pendidikan dan ketenagakerjaan yang tepat akan membawa kemajuan bagi suatu negara dan peradaban dunia, ' ujar Ida Fauziyah.
-
Gimana Kemnaker kembangkan SDM Ketenagakerjaan? Dalam kegiatan ini akan dibahas mengenai peluang kerja sama antara organisasi internasional melalui program-program pengembangan kompetensi yang mereka miliki dengan kebutuhan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
-
Kenapa Kemnaker dorong peningkatan kompetensi SDM? Untuk mendorong peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan vokasi, Pemerintah menebitkan Perpres 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
-
Bagaimana cara Kemnaker meningkatkan kompetensi SDM? “Kemnaker tidak hanya membangun gedung workshop, tetapi juga penyediaan alat-alat penunjang pelatihan, penyiapan calon instruktur, dan pengelola serta program pelatihan,“ ucapnya.
-
Bagaimana Kemnaker mengembangkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global? “Kami mengucapkan banyak terima kasih atas upaya doa dan ikhtiar seluruh pihak yang terus mendukung kami dalam pengembangan SDM yang kompeten dan berdaya saing global,“ ujarnya.
-
Kenapa Kemendikbudristek mendorong kolaborasi industri dan perguruan tinggi? Kolaborasi antara industri dengan perguruan tinggi diharapkan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk merevitalisasi pendidikan kejuruan nasional, Kemenperin perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat dan mengembangkan pendidikan vokasi. Hal ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing sesuai kebutuhan industri saat ini terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.
"Pada Maret 2017, Bapak Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memenuhi undangan dari Menteri Pendidikan Singapura dan Institut Pendidikan Teknis (ITE) Singapura untuk mengunjungi kampus ITE dan mempelajari sistem pendidikan kejuruan (TVET) di Singapura. Kami melihat peran penting yang dilakukan oleh pendidikan kejuruan ITE dalam meningkatkan daya saing Singapura," paparnya.
Dalam agenda pertemuan tersebut, disepakati untuk mengembangkan kerja sama antara Kemenperin dan ITE Singapura. Salah satunya adalah mengembangkan pendidikan kejuruan yang berorientasi industri di Indonesia.
Selanjutnya, pada pertemuan Retret Pemimpin pada peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura pada 7 September 2017 di Singapura, Menteri Perindustrian RI dan Menteri Pendidikan Tinggi Singapura yang mewakili kedua negara menandatangani Nota Kesepahaman tentang kerja sama pengembangan pendidikan kejuruan untuk industri.
Momen ini disaksikan langsung oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Singapura. Penandatanganan Nota Kesepahaman itu juga ditindaklanjuti dengan penandatanganan perjanjian teknis antara Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian dengan ITE Singapura dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian dengan ITEES (Layanan Pendidikan ITE).
Dari kesepakatan tersebut, menyetujui untuk mengatur program pelatihan sebanyak 99 kepala sekolah dan guru produktif SMK yang dilaksanakan di Singapura. Programnya, antara lain Workshop Pelatihan Kepemimpinan (LTW) untuk 25 pemimpin dan manajemen TVET serta Program Peningkatan Keterampilan Teknis (TSUP) di bidang Teknik Mesin untuk 24 guru TVET.
Selanjutnya, TSUP di bidang Teknik Listrik untuk 25 guru TVET, TSUP di bidang Otomasi Industri untuk 25 guru TVET. "Program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para pemimpin dan guru sekolah menengah kejuruan, yang selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan profesional TVET di Indonesia," ujar Eko.
Untuk tahap pertama, program LTW untuk 25 orang yang meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan manajemen sekolah, telah dilaksanakan pada 18 Februari-3 Maret 2018 di Kampus ITE. Pada fase kedua, program TSUP untuk 50 orang guru produktif kejuruan di bidang Otomasi Industri dan Teknik Elektro telah dilaksanakan pada 17-28 pada September 2018 di Kampus ITE.
Fase ketiga, program TSUP untuk 24 orang guru produktif kejuruan di bidang Teknik Mesin telah digelar pada 10-21 Desember 2018 di Kampus ITE. "Para peserta berasal dari sekolah kejuruan yang terlibat dalam Program Link and Match SMK dengan Industri yang berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur," ungkap Eko.
Setelah berpartisipasi dalam program pelatihan, para peserta harus melakukan Multiplier Workshop dalam program Post-training Sharing Workshop (PSW) kepada guru lain dengan rasio 1:3 sehingga nantinya akan ada sekitar 300 orang manajemen dan guru sekolah kejuruan yang memiliki kemampuan profesional untuk mengelola unit TVET secara profesional di Indonesia.
Tujuan LTW adalah untuk membekali pemimpin dan manajemen pendidikan kejuruan di Indonesia, khususnya Kepala Sekolah dan Kepala Bidang Kejuruan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan keunggulan akademik di lembaga masing-masing.
Sedangkan tujuan TSUP adalah untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan staf pengajar pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya guru vokasi di bidang Teknik Listrik, Otomasi Industri dan Teknik Mesin untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam menentukan sistem dan proses pembelajaran.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"1,6 juta guru belum sejahtera mendapatkan tunjangan sertifikasi. Ini yang akan didorong oleh pemerintah."
Baca SelengkapnyaTransformasi pendidikan tinggi selama empat tahun ini telah berlangsung dengan akseleratif dan mulai bisa dirasakan hasilnya.
Baca SelengkapnyaTantangan yang menghantui dunia pendidikan bukan hanya pada aspek siswa atau peserta didiknya saja melainkan juga bagi tenaga didik.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, persoalan dalam menyiapkan usia produktif yang berkualitas merupakan urusan yang krusial.
Baca SelengkapnyaBupati Enos mengungkapkan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi diri.
Baca SelengkapnyaSsaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.
Baca SelengkapnyaAfriansyah menjelaskan kegiatan FGD ini, bertujuan untuk menggali inovasi program pelatihan bidang kemaritiman.
Baca SelengkapnyaEMTEK melalui perusahaan yang terafiliasi di dalamnya menjadi mentor untuk mahasiswa
Baca SelengkapnyaSecara nasional, belum sebagian besar perguruan tinggi yang ada melakukan sertifikasi kompetensi terhadap lulusannya.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikannya saat mengunjungi SMK Mitra Industri 02 di Pati, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKKIN ini dilaksanakan tidak hanya untuk instruktur dari lembaga pelatihan pemerintah, namun juga dari lembaga pelatihan swasta dll.
Baca SelengkapnyaPelatihan yang diusung menggunakan konsep real case dan project based learning.
Baca Selengkapnya