Pemerintah Genjot Pendidikan Vokasi Hadapi Bonus Demografi di 2030
Merdeka.com - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, bonus demografi bisa saja menjadi berkah atau sebaliknya mendatangkan bencana. Untuk menghadapi bonus demografi tahun 2030, pemerintah terus mendorong terlaksananya pendidikan vokasi.
"Bonus demografi bisa jadi berkah atau bahkan sebaliknya menjadi bencana. Akan menjadi berkah kalau SDM kita berkualitas, pekerja keras, dan tidak sedikit-sedikit mengeluh. Dan akan menjadi bencana kalau SDM yang kita miliki tidak berkualitas," ujar Hanif saat membuka Kompetisi MOS+ACA National Championship di SMA Pradita Dirgantara Solo, Rabu (3/7).
Oleh karena itu, pemerintah terus menggenjot pada pendidikan vokasi sebagai bekas. Menurut dia, sejauh ini dari sisi kualitas SDM di Indonesia cukup memadai, sedangkan dari sisi lain yaitu jumlah SDM dan kualitas persebaran masih menjadi tantangan bagi pemerintah.
-
Bagaimana Kemnaker mendorong sinergi antara pendidikan dan ketenagakerjaan? 'Antara dunia pendidikan dan ketenagakerjaan dibutuhkan sinergi dalam perbaikan kualitas sumber daya dalam standar kehidupan sosial yang terus berkembang di masyarakat global. Sistem pendidikan dan ketenagakerjaan yang tepat akan membawa kemajuan bagi suatu negara dan peradaban dunia, ' ujar Ida Fauziyah.
-
Kenapa vokasi penting di era sekarang? Dalam konteks perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan vokasi semakin penting karena mampu mempersiapkan tenaga kerja yang siap untuk terjun ke dunia kerja dengan kompetensi yang relevan.
-
Apa itu pendidikan vokasi? Pendidikan vokasi merupakan salah satu jenis pendidikan tinggi yang menawarkan pendekatan berbeda dalam proses belajar mengajar. Fokus utama dari pendidikan ini adalah pengembangan keterampilan praktis serta pengetahuan spesifik yang sesuai dengan kebutuhan industri.
-
Dimana vokasi berhubungan dengan dunia kerja? Sebagai salah satu bentuk pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan industri, pendidikan vokasi menjawab kesenjangan antara kompetensi lulusan pendidikan tinggi dan tuntutan di dunia kerja.
-
Kenapa Kemnaker dorong peningkatan kompetensi SDM? Untuk mendorong peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan vokasi, Pemerintah menebitkan Perpres 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
-
Bagaimana kurikulum pendidikan vokasi? Kurikulum vokasi terdiri dari 60% praktik dan 40% teori, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis yang cukup sebelum terjun ke dunia kerja.
Dia mencatat, jumlah angkatan kerja di Indonesia saat sebanyak 129 juta orang. 58 persen diantaranya merupakan lulusan SD dan SMP. Sebagai perbandingan, dari 10 orang tenaga kerja 6 di antaranya merupakan lulusan SD dan SMP.
"Dari sisanya yaitu 4 orang yang lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi ini 2 di antaranya memiliki pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya," katanya.
Oleh karena itu, sektor pendidikan masih harus digenjot karena sampai saat ini rerata pendidikan di Indonesia hanya 8,8 tahun. Menurut dia, pemerintah harus kerja keras mengajak masyarakat dan dunia usaha untuk menggenjot pendidikan vokasi agar kualitas SDM makin baik.
"Tantangan ini akan bisa dilalui selama masyarakat bersatu menjadi sebuah bangsa," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca SelengkapnyaJika Indonesia mampu merespons bonus demografi, maka akan menjadi negara besar.
Baca SelengkapnyaPendidikan vokasi bisa menjawab tantangan ekonomi digital di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida berpesan untuk terus mengembangkan program-program pembangunan ketenagakerjaan pada masa mendatang.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan bonus demografi bisa mewujudkan Indonesia emas.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mendorong para lulusan perguruan tinggi untuk mempunyai mimpi-mimpi besar
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang puncaknya terjadi pada tahun 2030 hingga 2035.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, persoalan dalam menyiapkan usia produktif yang berkualitas merupakan urusan yang krusial.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengelola bonus demografi agar tidak menciptakan ledakan pengangguran.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaBonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, Indonesia bakal menghadapi bonus demografi pada tahun 2030.
Baca Selengkapnya