Pemerintah harus hati-hati dengan wacana tak impor beras di 2016
Merdeka.com - Ketua Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia, Yeka Hendra mengingatkan pemerintah agar berhati hati dengan wacana surplus beras dan tidak perlu impor di tahun ini. Selain akan mempengaruhi psikologi pasar untuk meningkatkan harga, perencanaan impor di tahun ini diperkirakan tidak akan semulus tahun tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan penawaran beras di pasar ASEAN, seperti Thailand, Vietnam dan Myanmar mengalami penurunan yang signifikan. Diperlukan back up plan berupa skenario penjajakan kerja sama dengan negara penghasil pangan untuk memenuhi stok pangan di Indonesia disaat kekurangan.
"Intinya, impor pun kini memerlukan perencanaan jangka menengah, minimalnya," ujur Yeka di Jakarta, Kamis (18/4).
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Mengapa bejana gading diimpor? 'Temuan ini memperdalam pemahaman tentang periode Kalkolitik dan hubungan pertukaran budaya di kawasan kita dengan budaya tetangga dan budaya jauh,' kata para peneliti.
-
Kenapa Kementan fokus pada swasembada beras? 'Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
-
Mengapa Said Abdullah menganggap impor pangan dan energi sebagai masalah penting? Padahal menurut Said, keduanya adalah hal pokok yang menyangkut ketahanan, dan Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Salah satu masalah mendasar dari karut marutnya permasalahan pangan Tanah Air adalah ketidakakuratan Data. Untuk menyelesaikan permasalahan pangan, pencatatan data harus diserahkan kepada BPS saja.
"Kementerian Pertanian tidak perlu lagi terlibat dalam pengurusan data," ujar Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Dwi Andreas Santosa.
Menurutnya, BPS tidak memiliki kepentingan dalam pembangunan pangan. Saat ini 70 persen data data pangan berasal dari Kementan dan jelas ini menimbulkan konflik kepentingan.
Dengan menggunakan perhitungan Pemerintah saat ini, diperkirakan di akhir tahun 2016, Indonesia akan mengalami surplus 11,6 juta ton dan di tahun 2019 akan surplus sebesar 50 juta ton. Namun data ini diragukan banyak pihak.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bulog juga memiliki kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap harga gabah petani di wilayah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mengkaji berbagai langkah untuk meminimalkan impor.
Baca SelengkapnyaHenry menilai, prosedur impor beras saat ini masih memerlukan rantai administrasi yang panjang.
Baca SelengkapnyaErick menekankan bahwa kebijakan impor yang akan ditempuh pemerintah melalui Perum Bulog akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaVolume beras impor asal India relatif kecil dan terbatas untuk jenis basmati.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap mewanti-wanti keamanan stok beras dalam negeri, meski inflasi masih cenderung terjaga.
Baca Selengkapnyaperpanjangan relaksasi HET beras premium ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan di pasar. Khususnya, stok beras premium di pasar modern.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengingatkan agar pemerintah berhati-hati menangani kelangkaan beras.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan mengalami defisit neraca produksi-konsumsi beras pada Januari-Februari 2025.
Baca SelengkapnyaPengadaan dari dalam negeri sebanyak kurang lebih 560.000 ton setara gabah per 2 Mei 2014. Angka serapan gabah ini setara 273.000 ton beras.
Baca Selengkapnya