Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Jokowi Bidik Ekspor Biomassa ke Jepang

Pemerintah Jokowi Bidik Ekspor Biomassa ke Jepang Menko Airlangga. ©2020 Tebe/Humas Ekon

Merdeka.com - Pemerintah Jokowi membidik pemenuhan kebutuhan biomassa di Jepang karena ada peluang besar ekspor komoditas itu, khususnya berasal dari cangkang kelapa sawit dan pelet kayu.

"Pemerintah Indonesia terus berusaha menjaga kualitas dan kuantitas produk biomassa agar dapat memenuhi standar yang dibutuhkan pasar di Jepang," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam kick off virtual rencana kerja pasar bioenergi Jepang di Jakarta, Selasa (10/11).

Menurut dia, peluang ekspor biomassa itu terbuka lebar karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam berupa limbah dari proses minyak kelapa sawit seperti cangkang sawit yang bisa memiliki nilai tambah sebagai sumber energi bersih.

Untuk pemenuhan dalam negeri, pemerintah berupaya meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai alternatif membangkitkan energi listrik dan industri. Sedangkan sektor transportasi, pemerintah sedang mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan atau bio fuel menggeser penggunaan bahan bakar fosil dengan mengenalkan bio diesel dan membangun kilang hijau untuk memaksimalkan potensi minyak sawit.

Upaya itu sejalan dengan target pemerintah mengurangi emisi hingga 29 persen tahun 2030 atau 41 persen jika mendapat dukungan internasional menuju sistem energi lebih bersih.

Strategi Mitigasi Gas Rumah Kaca

Dalam kesempatan yang sama Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menambahkan pengembangan bioenergi merupakan salah satu strategi dalam mitigasi gas rumah kaca.

Selain itu, lanjut dia, juga sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat untuk pemanfaatan bioenergi.

"Kebutuhan Indonesia, Jepang dan dunia meningkat seiring komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan energi biru secara global," katanya.

Dia menyebutkan target penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia sebesar 23 persen tahun 2025 dan 31 persen tahun 2050.

Saat ini, lanjut dia, pencapaian di Indonesia baru mencapai 9,5 persen dan Jepang tahun 2030 menargetkan 22-24 persen dari seluruh kebutuhan energinya.

"Kita akan penuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus berkontribusi penurunan emisi gas rumah kaca atau mendorong penggunaan bio energi di pasar global. Untuk pasar Jepang diharapkan menjadi peluang kita berkontribusi terhadap pemenuhan bio energi di pasar Jepang," katanya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Buka Konferensi Industri Kelapa, Jokowi Minta Hilirisasi Kelapa Ditingkatkan untuk Bio Energi
Buka Konferensi Industri Kelapa, Jokowi Minta Hilirisasi Kelapa Ditingkatkan untuk Bio Energi

Jokowi menilai, konferensi kelapa ini sangat penting bagi Indonesia selaku produsen kelapa terbesar kedua di dunia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Apindo Manfaatkan Potensi Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut
Jokowi Minta Apindo Manfaatkan Potensi Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut

Presiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.

Baca Selengkapnya
RI Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Tapi yang Untung Malah Malaysia & Belanda
RI Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Tapi yang Untung Malah Malaysia & Belanda

Dalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.

Baca Selengkapnya
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh

Kacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat
Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Milik Para Konglomerat

Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.

Baca Selengkapnya
Tak Takut Digugat, Jokowi Bakal Setop Ekspor Tembaga dan Timah Mentah
Tak Takut Digugat, Jokowi Bakal Setop Ekspor Tembaga dan Timah Mentah

Pemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dorong Hilirisasi Agar RI Tak jadi Bangsa Pemalas: Ini akan Berbuah Manis
Jokowi Dorong Hilirisasi Agar RI Tak jadi Bangsa Pemalas: Ini akan Berbuah Manis

Jokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.

Baca Selengkapnya
Dukung Kebijakan B50 Prabowo, Pemerintah Bakal Setop Ekspor CPO ke Eropa
Dukung Kebijakan B50 Prabowo, Pemerintah Bakal Setop Ekspor CPO ke Eropa

Rencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.

Baca Selengkapnya
BPS: Ekspor Pertanian Agustus 2023 Meningkat
BPS: Ekspor Pertanian Agustus 2023 Meningkat

BPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Mentan: Implementasi B50 Catatan Sejarah Kemandirian Energi Nasional
Mentan: Implementasi B50 Catatan Sejarah Kemandirian Energi Nasional

Kedepan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Gunakan Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat, Luhut Sebut Indonesia Bisa Untung Rp12 Triliun
Gunakan Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat, Luhut Sebut Indonesia Bisa Untung Rp12 Triliun

Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan.

Baca Selengkapnya