Pemerintah Jokowi Ingin EBT Bisa Gantikan Energi Fosil Secara Bertahap
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa kebijakan energi nasional telah berubah. Yakni berorientasi menuju energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan ketimbang energi berbasis fosil.
"Kebijakan energi minyak saat ini adalah menuju energi yang bersih dan terbarukan (EBT)," ujar Jokowi melalui pidato pembuka yang dibacakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara webinar Indonesian Petroleum Association (IPA), Rabu (1/9).
Ke depan, dia memastikan, penerapan energi baru dan terbarukan akan masif dilakukan di segala sektor industri. "Ini yang secara bertahap akan menggantikan energi fosil," terangnya.
-
Mengapa teknologi energi terbarukan akan berkembang pesat? Dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, teknologi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro memiliki potensi besar untuk booming di masa depan.
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
-
Mengapa Pemprov Kaltim mendorong Perusda untuk beralih ke energi terbarukan? Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia perlahan beralih ke energi terbarukan.
Untuk mempercepat proses transisi itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM terus mengupayakan proses pengalihan energi fosil menuju EBT secara terukur. Di antaranya dengan menyusun Grand Strategi Energi Nasional.
"Di mana kedua hal yang menjadi agenda penting yaitu peningkatan produksi migas dan penurunan misi karbon harus bisa berjalan bersama dan saling bersinergi," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa pengusaha kaya asal Australia, Andrew Forest telah bertemu Presiden Joko Widodo pada, Kamis 3 September 2020. Dalam pertemuan itu, Luhut menyebut, Jokowi memberikan arahan terkait pengembangan energi terbarukan untuk mendukung pengembangan industri hijau.
"Pak Andrew bertemu Presiden Jokowi kemarin. Bapak Presiden sudah memberikan arahan yang jelas," kata Luhut dalam sambutan di acara Penandatanganan Kerjasama Indonesia-Australia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat (4/9).
Luhut menuturkan, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi hijau untuk memberikan nilai tambah produk. Pemerintah juga menerapkan kebijakan investasi baru yang berfungsi untuk pembangunan ekonomi yang memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.
Dalam kerja sama ini, perusahaan Andrew akan memberikan pelatihan dan transfer teknologi kepada Indonesia. Menjaga lingkungan dan memastikan hak masyarakat untuk pembangunan sosial. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komitmen ini, lanjut Jokowi, diwujudkan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPresiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau, yaitu sekitar lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaJokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaDi bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen penuh untuk menjalankan transisi energi selaras dengan upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaLangkah ini diperlukan untuk mengurangi tingkat emisi dari operasional smelter. Termasuk dalam mengejar target nol emisi karbon.
Baca SelengkapnyaPrabowo bakal melanjutkan untuk hilirisasi sektor lain seperti pertanian, perkebunan, hingga kelautan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mencari donor lain yang bisa membantu Indonesia mempercepat pensiun PLTU Batubara.
Baca Selengkapnya