Pemerintah Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Membaik di 2021, Ini Indikatornya
Merdeka.com - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada 2021. Hal ini karena sejumlah indikator yang menunjukkan perbaikan.
Indikator paling jelas dari angka pertumbuhan ekonomi terlihat pada PDB dari sisi demand atau permintaan. Paling dominan dalam hal ini adalah konsumsi rumah tangga sebesar 57,6 persen pada kuartal IV 2020, dan yang kedua PMTB investasi 31,6 persen.
"Jadi dua itu saja sudah hampir 90 persen sendiri. Artinya kalau kita mau dorong pertumbuhan ekonomi memang fokusnya dikonsumsi terutama di rumah tangga dan investasi," kata Susiwijono dalam diskusi virtual pada Selasa (16/2).
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Bagaimana Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan pertumbuhan? Pencapaian ini mencerminkan bahwa sektor manufaktur Indonesia sedang berada dalam fase ekspansi, dengan PMI di atas level 50 yang menandakan pertumbuhan.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
Faktor kunci pertumbuhan lain untuk 2021 adalah mendorong ekspor dan berbagai hal terkait pengeluaran pemerintah. Namun, porsi kedua hal ini tidak sebesar konsumsi rumah tangga dan PMTB investasi.
"Kalau kita lihat trennya mulai Q2 menuju Q3 dan Q4 (2020), lalu memasuki 2021, keduanya mengalami tren perbaikan yang cukup bagus terutama dari sisi konsumsi rumah tangga. Karena itu kita akan terus mengalirkan berbagai dorongan untuk mendorong konsumsi rumah tangga," jelas Susiwijono.
"Artinya dari sisi demand, PDB kita dengan mengandalkan konsumsi rumah tangga dan investasi, saya pikir trennya sudah membaik. Sehingga kita optimis untuk di 2021 bisa sesuai dengan proyeksi yang kita perkirakan," sambungnya.
Perekonomian Indonesia diproyeksikan rebound pada 2021 di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen didukung konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tren peningkatan sejak terkontraksi paling dalam minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Kemudian mulai mengalami perbaikan dengan minus 3,49 persen pada kuartal III, dan minus 2,19 persen pada kuartal IV 2021.
Dukungan Lapangan Usaha
Sementara itu, pemerintah juga terus memberikan dukungan dari sisi suplai atau berdasarkan lapangan usaha. Secara sektoral banyak yang terpukul karena pandemi, yang salah satunya adalah industri manufaktur. Hal ini disebabkan berbagai pembatasan yang dilakukan pemerintah.
Susiwijono mengatakan pemerintah akan fokus pada industri manufaktur karena akan memberikan dampak akan sangat besar, baik dari sisi tenaga kerja dan peningkatan daya beli masyarakat.
"Kelihatannya memang belum ada perubahan secara fisik yang kita lihat kasat mata di masyarakat. Tapi angka-angka indikator menunjukkan perbaikan karena memang kondisinya masih pandemi. Karena itu, dua aspek tadi kita akan seimbangkan dengan berbagai kebijakan," jelasnya.
Roperter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDia bilang proyeksi ekonomi tumbuh hingga 5,5 persen ditopang oleh sektor investasi yang terus tumbuh. Khususnya investasi bangunan.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca Selengkapnya