Pemerintah kaji turunkan tarif tol Becakayu

Merdeka.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, mengatakan akan mengkaji tarif tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang dinilai terlalu mahal. Tarif saat ini yang dipatok Rp 14.000 dinilai terlalu tinggi sehingga disinyalir membuat tol tersebut masih sepi pengguna.

"Gini, itu ada hitung-hitungan bisnisnya. Nanti kita lihat. Ini kan belum jadi satu semua ya. Saya sudah mau bicara ke mereka (pengelola)," kata Bambang saat ditemui di depan Gerbang Tol Bekasi Barat, Senin (5/3).

Dengan tarif Rp 14.000 dan panjang jalan tol 12 Kilometer (Km) dari seksi 1B dan 1C artinya pengguna membayar lebih dari Rp 1.000 per Km. Dia melanjutkan salah satu langkah ialah BPTJ akan mengupayakan peningkatan pengguna terlebih dulu.

"Saya akan create peningkatan demand-nya (permintaan atau jumlah kendaraan yang mengakses Tol Becakayu). Kalau demand-nya mereka bisa kita tingkatkan, dia harusnya berani dong menurunkan (tarif) itu ya. Ini lagi saya bicarakan ke mereka," ujarnya.

Sebagai informasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono secara resmi menetapkan tarif tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) sebesar Rp 14.000.

"Ya. Baru saya tandatangani kemarin," ungkapnya di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (3/11).

Tarif tersebut akan dikenakan untuk seluruh ruas tol Becakayu. "Semua sama, dari tol Jakasampurna sampai Sudiatmo. Jadi sampai tol Sudiatmo itu Rp 14.000," katanya.

Sementara Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ), Herry T. Zuna mengatakan, penetapan tarif tersebut sesuai dengan kondisi struktur tol Becakayu sendiri yang melayang atau elevated.

"Kan ada hitungan untuk pengembalian investasinya. Kan di sini struktur tolnya elevated semua memang lebih mahal," ujar dia.