Pemerintah kecewa pada kinerja Jasa Marga
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) mengaku kecewa terhadap kinerja PT Jasa Marga Tbk, khususnya terkait dengan kejadian banjir di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 37+500 pada Minggu (13/11).
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto mengaku kekecewaan itu karena baru sebulan lalu tarif Jalan Tol Jakarta-Cikampek naik dan seharusnya pelayanan bisa ditingkatkan. Arie juga menyebut, banjir terjadi karena buruknya sistem drainase, khususnya di kawasan Delta Mas Cikarang Utama.
"Saya juga sudah berkoordinasi dengan Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Imam Santoso untuk segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar peristiwa banjir itu tidak terulang lagi," katanya seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/11).
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Namun demikian, Arie meminta agar pihak terkait, yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Puradelta Lestari Tbk, tidak saling lempar tanggung jawab dan harus segera mencari solusi agar masalah itu tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Yang bisa saya janjikan ini bisa segera kami tangani, nggak usah lempar tanggung jawab. Nggak usah ini tanggung jawab siapa-siapa," kata Arie.
Dia menyebut kejadian banjir yang kedua itu cukup memalukan, meski faktor utama banjir bukan karena kondisi tol, melainkan disebabkan di luar dari konstruksi tol. "Jangan sampai itu terjadi lagi, malu juga kan. Bukan mengelak, tapi banjirnya kan bukan dari jalan tolnya, tapi dari luar jalan tol, tapi itu jadi konsen kami," katanya.
Selain di tol Jakarta Cikampek, masih ada kemungkinan banjir besar terjadi di tol Gede Bage Bandung Jawa Barat. "Ruas ini saluran drainase kotanya cukup buruk sehingga bisa memicu terjadi luapan banjir saat hujan tiba," katanya.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU-Pera, Imam Santosa mendesak pengembang PT Puradelta Lestari Tbk untuk segera memenuhi kewajibannya memperbaiki drainase dan lainnya. Hal itu diperlukan agar banjir di tol itu tidak terjadi lagi.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru membenarkan bahwa genangan air setinggi lebih dari 30 cm di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 37+500 pada hari Minggu (13/11) merupakan kejadian kedua kalinya.
"Sebelumnya, banjir pada 14 Februari 2016. Pengguna jalan tol juga dapat melintas di jalan tol. Terjadinya genangan air tersebut diakibatkan melimpahnya air dari Kawasan Delta Mas," katanya.
Saat itu, kata Heru, pegembang sepakat akan melakukan perbaikan sistem drainase lingkungan kawasan agar kejadian tersebut tidak terulang dan berdampak terhadap lalu lintas jalan tol maupun kerusakan perkerasan jalan tol.
Kesepakatannya ialah pengembang menambah kapasitas tampungan Situ Alamsari dari semula luasnya 4 Ha menjadi 9 Ha, membuat saluran permanen dari Situ Alamsari ke arah Sungai Cibeet di sisi timur Km 41 Jalan Tol Japek dengan catatan jika saluran permanen belum dapat dilaksanakan maka pengembang akan membuat saluran sementara untuk mencegah naiknya air di Situ Alamsari dan Situ Rawa Binong, dan terakhir normalisasi Situ Rawa Binong.
"Sampai dengan saat ini mereka baru menyelesaikan perluasan Situ Alam Sari menjadi 9 Ha saja dan belum menyelesaikan sodetan ke Kali Cibeet secara permanen maupun sementara (temporary), serta normalisasi Situ Rawa Binong," kata Heru.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek perbaikan saluran air itu dilakukan di ujung Jalan Ciputat Raya dengan Jalan RA Kartini, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaTarif tol Jakarta-Tangerang resmi naik Rp500 per 19 Oktober 2024. Ini beberapa hal yang perlu anda ketahui!
Baca SelengkapnyaTarif baru tol dalam kota ini akan mulai diberlakukan pada 22 September 2024, pukul 00.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) telah melakukan penambahan lajur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan menyediakan fasilitas Emergency Parking Bay.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif kedua ruas tol tersebut bakal terjadi pasca HUT RI ke-78.
Baca SelengkapnyaHeru curhat ke AHY soal banyaknya beban selama menjabat sebagai Pj Gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi setelah hujan mengguyur Jakarta selama semalaman. Kondisi itu diperparah dengan buruknya sistem drainase di kawasan tersebut.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif ini mempertimbangkan biaya inflasi atas penambahan lajur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaGenangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca SelengkapnyaBanjir setinggi 30 cm ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur Jakarta sejak siang hari. Kondisi tersebut juga diperparah dengan sistem drainase yang buruk.
Baca Selengkapnya