Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Pastikan Tak Ada Pengurangan Insentif untuk Tenaga Kesehatan Covid-19

Pemerintah Pastikan Tak Ada Pengurangan Insentif untuk Tenaga Kesehatan Covid-19 Vaksin Corona Covid 19. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani memastikan, insentif yang diberikan pemerintah kepada tenaga kesehatan (nakes) tidak mengalami pengurangan di tahun ini. Sebab, dalam pelaksanaan Undang-Undang APBN, seluruh komponen insentif garda terdepan itu belum mengalami perubahan dari tahun 2020.

"Harus dipahami dengan UU APBN 2021, besaran insentif dari nakes dan santunan kematian ditetapkan kembali sesuai mekanisme keuangan negara kita, implementasi sudah ditetapkan, saat ini belum ada perubahan insentif nakes, dengan demikian, insentif tetap sama diberlakukan di 2021 ini, sama dengan diberikan di 2020," kata dia dalam video conference di Jakarta, Kamis (4/2).

Dia menekankan, di 2021 yang baru berjalan dua bulan ini, insentif nakes diberikan tetap sama dengan 2020. Sehingga tidak ada lagi anggapan atau informasi yang menyatakan insentif nakes tahun ini turun.

Orang lain juga bertanya?

"Ini ditegaskan untuk menjawab kemudian tulisan, pertanyaan dari temen-temen semua dan publik," jelas dia.

Askolani menambahkan, pemerintah secara konsisten terus mengapresiasi nakes sebagai baris terdepan dalam menangani Covid-19. Belum lagi pada tahun ini ada program vaksinasi yang sebagian besar diprioritaskan lebih dulu bagi nakes.

"Ini konsistensi pemerintah yang utamakan dan dukung sepenuhnya nakes yang menjadi garda terdepan, andalan kita tangani pasien dan pencegahan penyakit covid," jelas dia.

Insentif Telan Anggaran Besar

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi angkat suara terkait dengan pengurangan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes). Dia mengatakan, pihaknya bersama dengan Kementerian Keuangan masih akan terus mereview semua hal yang berkaitan dengan insentif tersebut.

"Saat ini saya dengan Pak Askolani (Dirjen Anggaran Kemenkeu) dengan teman-teman Kementerian Keuangan sedang gencar-gencarnya sedang giat-giatnya mereview semua hal-hal yang berkaitan dengan apa namanya insentif nakes ini," kata dia dalam video conference secara virtual di Jakarta, Kamis (4/2).

Pemerintah menyadari dalam proses pemberian insentif ini menjadi pekerjaan besar karena memang membutuhkan anggaran tidak sedikit. Di samping itu pemerintah juga masih melihat kemampuan negara dalam konteks pemberian insentif tersebut.

"Tentunya pada prinsip-prinsip mana kita jaga harus menjalankannya artinya dengan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan negara sendiri kemudian juga kita harus hati-hati karena ini adalah uang negara yang harus dikelola secara baik dan benar," jelas dia.

Di samping itu, dia mengklaim selama ini sudah banyak yang diberikan oleh negara kepada para garda terdepan tersebut. Pemerintah sudah mencairkan insentif kepada teman-teman nakes.

"Ada yang berkaitan dengan apa insentif untuk PPDS ada yang berkenaan dengan santunan kematian yang juga kita berikan pemerintah berikan kepada para nakes yang berjuang di tengah-tengah ini tentunya kami apresiasi dan sangat benar-benar," menghargai dan tentunya perhatian penuh dengan apa yang sudah dilakukan oleh tenaga tenaga kesehatan," bebernya.

Dia menekankan, saat ini proses kajian insentif tenaga kesehatan masih terus berlangsung. "Dan tentunya saya yakin tidak lama lagi kita akan menyelesaikan semua kewajiban pemerintah apa-apa ini berkenaan dengan apa yang harus diberikan pemerintah terhadap tenaga kesehatan kita," jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah memangkas anggaran insentif bagi tenaga kesehatan (Nakes) yang menangani pasien Covid-19 pada tahun 2021 ini. Keputusan tersebut tertuang dalam SK Menteri Keuangan nomor: S-65/MK.02/2021. Nilai insentif berkurang hingga 50 persen dari tahun 2020.

Pada tahun 2021, dokter spesialis mendapatkan insentif sebesar Rp7.500.000, peserta PPDS Rp6.250.000, dokter umum dan gigi Rp5.000.000, bidan dan perawat Rp3.750.000, dan tenaga kesehatan lainnya sebesar Rp2.500.000. Sementara itu, untuk santunan kematian tenaga kesehatan jumlahnya masih tetap, yakni sebesar Rp300.000.000.

Pada tahun 2020, pemerintah menetapkan besaran insentif untuk dokter spesialis sebesar Rp 15 juta. Dokter umum/dokter gigi Rp 10 juta. Bidan atau perawat Rp 7,5 juta. Tenaga medis lainnya Rp 5 juta.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Anggaran Bansos Dipolitisasi saat Pemilu 2024? Begini Penjelasan Lengkap Sri Mulyani
Benarkah Anggaran Bansos Dipolitisasi saat Pemilu 2024? Begini Penjelasan Lengkap Sri Mulyani

"Tidak ada perubahan khusus pada 2024 dalam anggaran Bansos maupun perlinsos kecuali perubahan yang telah disampaikan," kata Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani di MK: Tak Ada Beda Realisasi Perlinsos Kemensos pada 2019-2024
Sri Mulyani di MK: Tak Ada Beda Realisasi Perlinsos Kemensos pada 2019-2024

Sri Mulyani juga menampilkan bagan realisasi perlinsos Kemensos periode Januari-Februari selama 2019-2024.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Tanya soal Pemotongan Gaji PNS DKI saat Pandemi Belum Dikembalikan, Anies Baswedan Bilang Begini
Mahasiswa Tanya soal Pemotongan Gaji PNS DKI saat Pandemi Belum Dikembalikan, Anies Baswedan Bilang Begini

Uang potongan tersebut tidak diberikan pada pemerintah, tetapi untuk membantu warga yang tidak punya pendapatan karena pandemi.

Baca Selengkapnya
Kabar Bahagia: MenPAN-RB Jelaskan Tak Ada PHK Massal 2,3 Juta Honorer, Solusinya Begini
Kabar Bahagia: MenPAN-RB Jelaskan Tak Ada PHK Massal 2,3 Juta Honorer, Solusinya Begini

"Ada 2,3 juta tenaga non-ASN, kalau kita normatif, maka mereka tidak boleh lagi bekerja November 2023," kata Menteri Anas.

Baca Selengkapnya
Aturan KemenPAN-RB Batalkan Penghapusan Honorer, tapi Tak Ada soal Diangkat Jadi PPPK
Aturan KemenPAN-RB Batalkan Penghapusan Honorer, tapi Tak Ada soal Diangkat Jadi PPPK

KemenPAN-RB meminta Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) instansi pusat dan daerah agar tetap mengalokasikan anggaran untuk honorer.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Tak Ada PHK Massal dan Pengurangan Pendapatan Tenaga Honorer
Jokowi Minta Tak Ada PHK Massal dan Pengurangan Pendapatan Tenaga Honorer

Permintaan Jokowi ini disampaikan untuk menghindari kegaduhan dampak PHK massal tenaga honorer.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Pemerintah Tak Jadi Hapus 2,3 Juta Tenaga Honorer Pada 28 November 2023
Ternyata, Ini Alasan Pemerintah Tak Jadi Hapus 2,3 Juta Tenaga Honorer Pada 28 November 2023

Azwar Anas telah berkirim surat kepada kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah untuk tetap mengalokasikan anggaran bagi tenaga honorer untuk 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menkeu Sri Mulyani Tegaskan Dana Bansos Tak Ada Kenaikan 6 Tahun Terakhir
VIDEO: Menkeu Sri Mulyani Tegaskan Dana Bansos Tak Ada Kenaikan 6 Tahun Terakhir

Sri Mulyani menegaskan tidak ada perbedaan jumlah anggaran yang keluar untuk belanja perlinsos periode 2019-2024

Baca Selengkapnya
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19
Anggaran Kesehatan di 2023 Capai Rp183,2 Triliun, Tak Ada Lagi Dana untuk Covid-19

Berikut rincian penyaluran anggaran kesehatan di 2023.

Baca Selengkapnya
Cek Rekening, Kenaikan Gaji PNS dan Pensiunan Ditransfer Bulan Ini
Cek Rekening, Kenaikan Gaji PNS dan Pensiunan Ditransfer Bulan Ini

Membandingkan PP yang pernah terbit di bulan Maret, Anas bilang kenaikan gaji pada saat itu tetap dicairkan di bulan Januari.

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan: Tak Ada Kenaikan Iuran Sampai 2024
Dirut BPJS Kesehatan: Tak Ada Kenaikan Iuran Sampai 2024

BPJS Kesehatan tidak memiliki utang di rumah sakit manapun. Sebaliknya, BPJS Kesehatan telah mampu membayar uang muka di berbagai rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Tenang, Pemerintah Pastikan Gaji PNS Bakal Naik Tahun 2025
Tenang, Pemerintah Pastikan Gaji PNS Bakal Naik Tahun 2025

Kenaikan gaji akan disampaikan oleh pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya