Pemerintah percaya BI mampu antisipasi dampak kenaikan suku bunga The Fed
Merdeka.com - Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 2 persen. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cerah menjadi landasan bank the Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan awal pada beberapa bulan mendatang. Diperkirakan akan ada dua kali kenaikan lagi pada tahun ini.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution berujar bahwa hal ini sebaiknya tidak ditanggapi secara reaktif terlebih dahulu. Dia menilai masih ada banyak aspek yang mesti dilihat terkait hal tersebut.
"Jadi kalau kita lihat Gubernur Bank Indonesia (BI) saat ini saya kira lebih responsif ya. Jadi kita biarkan mereka bekerja dulu," tuturnya di rumah dinas, Jalan Widya Chandra Nomor 17, Jakarta Selatan, Sabtu (16/6).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa Kemendagri minta kepala daerah evaluasi pengendalian inflasi? 'Kalau [daerah] tetangganya bisa [inflasinya terkendali], kenapa sebelahnya tidak bisa? Jadi mohon perhatiannya untuk bisa kerja kerasnya memperbaiki angka inflasi ini dengan turun ke lapangan dan melakukan upaya-upaya,' ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang mempertanyakan strategi FDIC? Melalui pertemuan ini, Puteri pun mempertanyakan terkait strategi FDIC dalam memenuhi pengembalian simpanan nasabah di bank gagal, khususnya simpanan nasabah yang melebihi batas penjaminan FDIC sebesar 250 ribu dolar AS per deposan per bank.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Siapa yang minta kepala daerah evaluasi pengendalian inflasi? Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta kepala daerah dengan inflasi tinggi agar mengevaluasi sejumlah upaya pengendalian yang telah dilakukan.
-
Apa yang Kemendagri minta kepala daerah lakukan terkait inflasi? Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta kepala daerah dengan inflasi tinggi agar mengevaluasi sejumlah upaya pengendalian yang telah dilakukan. Upaya pengendalian harus berdampak dan tak hanya bersifat seremonial.
Menko Darmin menekankan bahwa dia percaya pada kinerja BI dalam menangani kenaikan The Fed tersebut. Oleh karena itu, dia menyarankan agar melihat situasi yang terjadi satu hingga dua minggu ini.
"Kita ada komunikasi, ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja, jadi ada diskusi. Jadi kita biarkan BI untuk kalkulasi, kita lihat satu hingga dua minggu ini," tandas dia.
Seperti diketahui, dalam kenaikan suku bunga pada Juni ini, the Fed mematok di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen. Bank Sentral AS mengesampingkan janji sebelumnya bahwa mereka akan terus menahan suku bunga di kisaran rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Perekonomian sudah berjalan dengan baik," jelas Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam konferensi pers usai Rapat Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee).
"Seluruh indikasi ekonomi menunjukkan perbaikan. data tenaga kerja, inflasi dan lainnya sesuai dengan perkiraan," jelas dia.
Ekspektasi ekonomi yang sudah baik menjadi pendorong Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga sebanyak 7 kali sejak 2015 lalu.
Langkah antisipasi BI
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyebutkan BI tidak bisa diam saja dan akan segera menerapkan kebijakan preemptive untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia terutama stabilitas nilai tukar Rupiah.
"Jangan hanya menunggu anginnya itu datang kita sudah mengantisipasi ya bahwa kita tidak akan menunggu The Fed nya akan naik 4 kali, kita sudah tahu probabilitas kenaikan 4 kali kan sudah lebih dari 50 persen. Jangan nunggu kemudian cari selimut, kita harus sediakan selimut," ujarnya.
Perry mengungkapkan ancang-ancang kenaikan suku bunga oleh The Fed akan dibahas pada Rapat Dewan Gubernur edisi bulan Juni. "Siap untuk dibahas dalam RDG 27 sampai 28 Juni ya detilnya," jelasnya.
Adapun langkah preemptive yang akan diambil BI ada beberapa kemungkinan. Bisa dari sisi kebijakan suku bunga acuan maupun relaksasi kebijakan makroprudensial. Kebijakan akan diambil berdasarkan kondisi yang terbaru.
"Setiap pengambilan keputusan kan ada update lagi, terus memperbarui informasi - informasinya," jelas Perry.
Kebijakan preemptive tersebut bertujuan untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak dari eksternal yaitu kenaikan suku bunga AS. Kebijakan yang diambil nantinya untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai Rupiah.
"Itu yang terus saya ingin tekankan di situ. Dalam RDG yang akan datang kita akan membicarakan itu langkah-langkah preemptive itu termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga."
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaTigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaPada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca Selengkapnya