Pemerintah persiapkan wisata selam Labuan Bajo untuk peserta pertemuan IMF-World Bank
Merdeka.com - Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) sudah di depan mata. Delegasi dari 189 negara akan mengunjungi Bali, yang telah terpilih sebagai lokasi perhelatan akbar yang berlangsung pada 8 hingga 14 Oktober 2018.
Bali, bukanlah satu-satunya lokasi yang bersiap menyambut ribuan tamu. Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo juga telah melakukan berbagai persiapan. Sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Labuan Bajo dengan Taman Nasional Komodo memiliki karakter berbeda dengan Bali.
Deputi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin, menegaskan penting keseimbangan pembangunan baik infrastruktur maupun manusianya.
-
Dimana wisata alam di Labuan Bajo? Labuan Bajo Kaya Wisata Alam Pulau Komodo Pulau Komodo jadi salah satu wisata favorit di Labuan Bajo.
-
Apa Pesona dari Taman Nasional Komodo? Saking menakjubkan, tempat wisata ini begitu mendunia. Terletak di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Komodo ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Manusia oleh UNESCO pada tahun 1986 silam.
-
Bagaimana Labuan Bajo menarik wisatawan? Labuan Bajo memang menawarkan pengalaman mengagumkan bagi pengunjungnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan Pulau Padar yang merupakan habitat hewan purba komodo. Panorama berikutnya, Desa Wisata Wae Rebo dengan rumah adat unik, Sawah Lingko yang menyajikan keindahan sawah berbentuk seperti sarang laba-laba.
-
Apa yang membuat Labuan Bajo terkenal? Hal itulah yang membuat Labuan Bajo semakin dikenal dan menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan.
-
Siapa saja yang ikut liburan ke Labuan Bajo? Pasangan muda Felicia Angelista dan Caesar Hito membagikan momen liburan berdua. Bak kembali jalani bulan madu, Feli dan Hito tak membawa serta dua anaknya.
-
Siapa yang mengakui Taman Nasional Komodo? Dilansir dari bigkomodo.com, Taman Nasional Komodo yang berlokasi di Labuan Bajo diakui sebagai salah satu warisan UNESCO.
"Dive sites Labuan Bajo ini sebenarnya untuk intermediate diver. Ada beberapa spot yang memiliki arus bawah laut kuat. Kita harus hati-hati. Keamanan peselam perlu diutamakan, dan ini jugalah yang membuat para dive guide memegang peranan sangat penting," tutur Safri melalui siaran pers, Jakarta, Jumat (28/9).
Safri juga menekankan bahwa setelah ajang pertemuan tahunan IMF dan World Bank selesai, semua infrastruktur dan capacity building yang telah dibangun akan tetap menjadi manfaat bagi masyarakat Labuan Bajo. "Tinggal bagaimana masyarakat dan pemerintah daerah, memanfaatkan, merawat semua ini agar pariwisata berkelanjutan dapat berjalan. Manfaat pariwisata harus dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat."
Sementara itu, salah satu assessor dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pramuwisata Indonesia (LSP Pramindo) Agus Widayanto, mengatakan dive guide di Labuan Bajo ini cukup aktif. Baik sebagai freelance atau in house (bekerja pada satu dive operator). "Asessor menjadi payung, seseorang dinyatakan kompeten atau tidak. Baik melalui assessment berbasis standar unit atau berbasis okupansi," ujar Agus.
Agus menambahkan, untuk professional dive master ke atas dapat menyerahkan portfolio sementara level rescue harus mengikuti seluruh proses assessment. "Para peserta assessment tidak terlalu banyak kendala karena bekerja di industri langsung. Dari wawancara 80 persen aktif baik freelance divers maupun in house," jelasnya.
Agus memperkirakan dalam dua minggu setelah assessment selesai, dilanjutkan dengan proses administrasi dan verifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), para diver yang lolos uji kompetensi akan menerima sertifikat mereka melalui pos atau paket tercatat.
Sebagai informasi, tantangan pengembangan destinasi KSPN Labuan Bajo meliputi pengembangan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan ekonomi lokal. Pemerintah telah membangun berbagai sektor pendukung yakni pengelolaan sampah, air bersih, transportasi, pembangunan jalan, drainase, listrik, kesehatan serta pengembangan destinasi wisata.
Masalah sampah ditangani melalui kerja bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Daerah Manggarai Barat meliputi sarana prasarana pengelolaan sampah, pembangunan Pusat Daur Ulang (PDU), pembangunan TPA baru (TPA Warloka). TPA Warloka mulai dibangun 12 Maret 2018 oleh Cipta Karya dan direncanakan selesai pada bulan November 2018.
Sementara penanganan sampah plastik yang tidak bisa di daur ulang adalah dengan dimanfaatkan sebagai campuran aspal. Aspal campur plastik dapat dimanfaatkan kembali untuk pembangunan dan perbaikan jalan di Labuan Bajo.
Air bersih juga ditangani dengan pembangunan jaringan air bersih ke Bandara dan Pelabuhan, hingga Kampung Ujung oleh PDAM dan PSPAM Cipta Karya. Bandar Udara Komodo Labuan Bajo juga ikut menata diri. Fasilitas penunjang menyambut pertemuan tahunan IMF dan World Bank seperti pembangunan travellator bandara ditargetkan selesai pada akhir September 2018.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KemenESDM) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Bersama PLN menyelesaikan masalah listrik dengan pemasangan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) pada 517 titik dan penambahan daya melalui PLTMG 20 MW dan rehabilitasi jaringan dan gardu/switching.
Sebagai destinasi wisata selam, pemerintah juga memperhatikan masalah kesehatan dan keamanan penyelam. Sebelumnya penyelam yang terkena masalah dekompresi (decompression illness) harus dibawa ke Bali. Kini, dengan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, di Labuan Bajo juga dilakukan pengadaan Hyperbaric Chamber, Ventillator, dan alat kesehatan pendukung lainnya.
Selain pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia tidak bisa diabaikan. Demi mewujudkan pariwisata berkelanjutan, Kementerian Koordinator Kemaritiman berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata, Pemerintah Daerah Manggarai Barat dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menyelenggarakan capacity building berupa sertifikasi pemandu selam wisata (23-25 September 2018).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkumham Bali nyatakan kesiapannya untuk menyukseskan penyelenggaraan World Water Forum ke-10.
Baca SelengkapnyaBukan hanya bikin kagum para pemimpin negara lain, keindahan Labuan Bajo pun juga mampu mengangkat perekonomian lokal di sana.
Baca SelengkapnyaDengan adanya 5 destinasi wisata tersebut, baik wisatawan domestik maupun mancanegara tidak lagi terfokus ke Bali sebagai tempat berlibur.
Baca SelengkapnyaInilah saatnya mengeksplorasi keajaiban yang bisa ditemukan di Labuan Bajo.
Baca SelengkapnyaGWK nanti akan digunakan untuk acara gala dinner bagi para delegasi.
Baca SelengkapnyaLabuan Bajo menjadi destinasi utama bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam di sekitar Pulau Komodo.
Baca SelengkapnyaMenteri Basuki kemudian berpesan untuk memperbanyak materi promosi di area bandara dan akses menuju venue.
Baca SelengkapnyaBali Baru merupakan objek wisata selain Bali dipopulerkan pemerintah sejak 2016.
Baca SelengkapnyaLetaknya yang berada di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur membuat Pulau Komodo menjadi lokasi tepat untuk memanjakan mata dengan cara berbeda.
Baca SelengkapnyaLabuan Bajo menyuguhkan banyak wisata alam memukau.
Baca SelengkapnyaRatusan penumpang yang didominasi wisatawan dilaporkan menumpuk di Labuan Bajo, Manggarai Barat
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku tak akan rugi jika kehilangan 5.000 turis bermasalah di Bali.
Baca Selengkapnya