Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Pertimbangkan Gandeng China Kembangkan Rare Earth di Indonesia

Pemerintah Pertimbangkan Gandeng China Kembangkan Rare Earth di Indonesia Luhut Rapat di Kemen PUPR. ©2020 Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan pemerintah masih dilema terkait investasi pengembangan Rare Earth (logam tanah jarang) di Indonesia. Sebab rare earth ini, kata Menko Luhut, paling banyak diproduksi di China. Sejauh ini, China dinilai menjadi investor potensial untuk rare earth ini.

"Ini dilematis, karena rare earth ini paling banyak di produksi di China. Amerika sendiri begitu di-banned China kelabakan juga. Nah investor yang paling cepat China," ujar Menko Luhut dalam Webinar Investasi di Tengah Pandemi, Sabtu (25/7).

"Jadi memang tidak sesederhana yang dilihat orang. Cari investor itu tidak semudah yang dipikirkan orang," imbuh dia.

Menko Luhut menyebutkan, adapun beberapa pertimbangan dalam menentukan investor, salah satunya terhadap kepentingan nasional. Selain itu juga ada perhitungan strategi, situasi geopolitik serta berapa banyak yang akan diberikan. "Tidak akan diberikan semuanya," kata Menko Luhut.

Definisi Rare Earth

Beberapa waktu lalu, Menko Luhut melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut, salah satunya membahas timah dan rare earth atau logam tanah jarang untuk pembuatan senjata.

Saat ini, beberapa negara sudah mengembangkan pengolahan rare earth sebagai kebutuhan industri. Negara itu antara lain China, Amerika Serikat, India, Brasil, Australia, Afrika Selatan, hingga Malaysia yang memiliki cadangan rare earth.

Namun, produksi terbesar ada di China. Totalnya mencapai 95 persen dari total produksi di dunia. Sementara, cadangan rare earth di Negeri Tirai Bambu diperkirakan mencapai 36 juta ton atau setara 30 persen dari total cadangan di dunia sebanyak 99 juta ton.

Menko Luhut menjelaskan bahwa timah mengandung rare earth atau logam tanah jarang yang sedang menjadi incaran di dunia. Rare earth ini merupakan komoditas mineral hasil ekstrak tin atau timah, untuk kemudian bisa disulap sebagai campuran kebutuhan pembuatan magnet, elektronik, hingga senjata.

"Timah di Bangka Belitung itu baru saya bicara kemarin di parlemen mengandung rare earth. Rare earth itu sekarang bisa diekstrak dari timah, nah itu rare earth ini sekarang menjadi incaran di dunia," kata Menko Luhut.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Airlangga Bertemu Dubes China, Bahas Kerja Sama Pengelolaan Nikel
Airlangga Bertemu Dubes China, Bahas Kerja Sama Pengelolaan Nikel

Airlangga mengatakan, Indonesia akan menjajaki kerja sama pembangunan R & D Center antara UGM dengan CNGR Co.Ltd.

Baca Selengkapnya
Bahlil Bantah Anak Emaskan Investor China di Pulau Rempang: Tidak Ada Seperti Itu
Bahlil Bantah Anak Emaskan Investor China di Pulau Rempang: Tidak Ada Seperti Itu

Banyak pihak yang mengatakan pemerintah menganak-emaskan investor China di Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil Siap Bantu Investor Asal China yang Berinvestasi di IKN
Menteri Bahlil Siap Bantu Investor Asal China yang Berinvestasi di IKN

Dia mengaku siap membantu langsung para investor asal China yang ingin berinvestasi di ibu kota baru.

Baca Selengkapnya
Luhut Ajak China Kembangkan Pertanian di Kalteng
Luhut Ajak China Kembangkan Pertanian di Kalteng

Pemerintah akan melakukan studi terlebih dulu untuk potensi area lahan yang disinyalir memiliki luas antara 350-500 ribu ha.

Baca Selengkapnya
Luhut Jamin, Dibawah Prabowo-Gibran Hubungan Indonesia China Makin Mesra Lewat Kerja Sama Ini
Luhut Jamin, Dibawah Prabowo-Gibran Hubungan Indonesia China Makin Mesra Lewat Kerja Sama Ini

Menko Luhut sebut hubungan Indonesia dan China makin harmonis dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Singapura dan Malaysia Kompak Bersekutu Mau 'Lawan' Indonesia, Menko Luhut: Kami Tidak Takut Bersaing dengan Mereka
Singapura dan Malaysia Kompak Bersekutu Mau 'Lawan' Indonesia, Menko Luhut: Kami Tidak Takut Bersaing dengan Mereka

Dua negara tersebut tengah bersekutu untuk segera merampungkan pembangunan Special Economic Zone (SEZ) di kawasan Johor, Malaysia Selatan.

Baca Selengkapnya
Bertemu PM Li Qiang, Presiden Jokowi Minta China Segera Cairkan Investasi di IKN
Bertemu PM Li Qiang, Presiden Jokowi Minta China Segera Cairkan Investasi di IKN

Hal itu disampaikan Jokowi saat menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri RRT Li Qiang di Diaoyutai State House, Beijing, RRT.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tawarkan China Investasi Penglolaan Batubara di Indonesia, Mau Bikin Apa?
Pemerintah Tawarkan China Investasi Penglolaan Batubara di Indonesia, Mau Bikin Apa?

Pemerintah berencana mengurangi konsumsi batubara secara bertahap dan mengalihkan penggunaan batubara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

Baca Selengkapnya
Di ISF 2023, Luhut Optimis Ekonomi Indonesia Akan Lampaui Rusia Pada 2025
Di ISF 2023, Luhut Optimis Ekonomi Indonesia Akan Lampaui Rusia Pada 2025

Pernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.

Baca Selengkapnya
Pakar UI Nilai Hilirisasi Dapat Menghasilkan Nilai Tambah Masyarakat dan Negara
Pakar UI Nilai Hilirisasi Dapat Menghasilkan Nilai Tambah Masyarakat dan Negara

Pemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju
Gara-Gara Ini, Indonesia Bisa Gagal Jadi Negara Maju

Indonesia punya semua persyaratan untuk menjadi negara maju

Baca Selengkapnya
VIDEO: Luhut Soal Penemuan 'Harta Karun' Emas Hitam di Papua
VIDEO: Luhut Soal Penemuan 'Harta Karun' Emas Hitam di Papua "Kita Bisa Ambil!"

Luhut menuturkan Indonesia memiliki potensi migas yang besar tidak hanya di darat, tetapi hingga ke lautan

Baca Selengkapnya