Pemerintah Sebut Selalu Sukses Turunkan Kasus Covid-19, ini Rahasianya
Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah selalu bisa menurunkan peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Puncak kenaikan kasus pertama pada Oktober-September 2020, lalu Januari-Februari 2021 dan Juni-Juli 2022.
"Kalau ada penularan Covid-19 naik, maka pasti kita bisa turunkan lagi, seperti yang kemarin puncaknya Juni-Juli ini kenaikannya luar biasa dan tertinggi sekali tapi setelah itu kita bisa turunkan," kata Suahasil di Jakarta, Kamis (28/10).
Pengendalian kasus yang dilakukan pemerintah dengan membatasi mobilitas dan kegiatan ekonomi. Meskipun hal ini berdampak pada perekonomian dan bisnis sangat terpengaruh.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
"Nah kita turunkannya (kasus Covid-19) ini dengan pembatasan kegiatan ekonomi dan ini berpengaruh pada bisnis," kata dia.
Pola yang sama, kata dia, akan terus dilakukan bila terjadi kenaikan kasus Covid-19 lagi. Sehingga aktivitas masyarakat diturunkan. "Jadi kalau naik, ini bisa kita turunkan," kata dia.
Jaga Protokol Kesehatan
Suahasil mengingatkan menurunnya kasus Covid-19 bukan berarti virusnya hilang. Dia menyebut virusnya akan tetap ada meskipun kasus harian mengalami tren penurunan.
"Kalau sudah turun bukan berarti virusnya akan hilang, tapi virusnya akan tetap ada dan jangan salah ini bisa naik lagi," kata dia.
Saat ini Indonesia tengah mengalami tren penurunan kasus. Kasus harian tercatat hanya 626 pasien. Angka ini bisa mendekati nol namun potensi untuk kembali meningkat tetap masih ada. Untuk itu, demi menjaga kondisi ini terus berlanjut dia meminta agar masyarakat tetap taat pada protokol kesehatan.
"Virus ini selalu bersama kita makanya kita jaga protokol kesehatan biar grafiknya (kasus Covid-19) tidak naik ke atas," kata dia.
Alasannya, naik turunnya kasus berdampak langsung pada kinerja perekonomian. Kasus yang tinggi membuat mobilitas masyarakat tertahan dan perekonomian melemah. Sebaliknya bila kasus menurun, aktivitas ekonomi kembali bergerak dan perekonomian kembali berputar menuju arah pemulihan.
"Grafik ini berhubungan terbalik dengan gerak ekonomi dan mobilitas. Inilah yang disebut dynamic of the new business environment. Kita berada di situasi saat ini," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaKonsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur Safrizal menekankan bahwa tantangan terbesar adalam mempertahankan capaian dibanding meraihnya.
Baca SelengkapnyaData IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaInflasi Indonesia juga lebih rendah dibandingkan Eropa, yakni sebesar 5,3 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini masih berada dalam target pemerintah 1,5-3,5 persen. Sementara inflasi bulanan (month-to-month) pada Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.
Baca Selengkapnya