Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah siap lindungi langit Indonesia saat pasar bebas ASEAN

Pemerintah siap lindungi langit Indonesia saat pasar bebas ASEAN Ilustrasi Pesawat Terbang. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Geliat industri penerbangan kekinian sudah sangat pesat. Pasalnya, moda transportasi udara sudah bukan lagi angkutan mewah karena semua kalangan sudah bisa menjangkaunya.

Implikasinya tentu kebutuhan akan jasa penerbangan ini semakin tinggi. Belum lagi, pada tahun depan, Indonesia bersiap menyambut pasar bebas ASEAN (MEA).

Tercatat pertumbuhan penumpang angkutan udara di Indonesia secara rata-rata dari 2009 hingga 2012 sebesar 18,31 persen. Pada 2013 lalu, penerbangan Indonesia telah mengangkut lebih dari 85 juta penumpang ke berbagai daerah. Maka dari itu, pemerintah didorong peran aktifnya dalam mendukung industri yang tengah seksi ini.

Orang lain juga bertanya?

Pelaku industri penerbangan sendiri mendesak pemerintah segera berbenah. Desakan datang salah satunya maskapai penerbangan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink. Maskapai penerbangan murah tersebut berharap pemerintah dapat menciptakan iklim usaha yang nyaman untuk berkompetisi di Tanah Air.

Direktur Utama Citilink, Arief Wibowo, menilai pengembangan industri penerbangan nasional masih terkendala sejumlah masalah. Dia mencontohkan permasalahan itu ialah biaya bahan bakar pesawat di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara di ASEAN.

Tahun lalu, lanjutnya, harga avtur di Singapura tercatat USD 71 sen per liter. Sementara, di Jakarta harganya sekitar USD 78 sen per liter. Bahkan, di Papua bisa mencapai USD 103 sen per liter.

"Itu sesuatu yang membebani kita dalam rangka open sky," ujarnya.

Permasalahan kedua ialah beban bea masuk komponen pesawat. Belum masifnya produksi komponen pesawat lokal membuat produk impor sangat dibutuhkan. Permasalahan lainnya ialah keterbatasan infrastruktur. "Infrastruktur itu harus ada peran pemerintah di sana," tuturnya.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya mengonversi avtur menjadi bahan bakar bersumber nabati atau bioavtur. Bahan bakar ini dinilai lebih murah.

Saat ini Indonesia memiliki potensi bahan bakar nabati terbesar kedua setelah Brasil. Pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar minyak akan dapat mengurangi konsumsi energi fosil, meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Sejauh ini pemerintah menargetkan dapat menggunakan bioavtur pada 2016 yakni sebesar 2 persen dari total kebutuhan avtur PT Pertamina.

Sementara, terkait masalah infrastruktur, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibowo mengatakan pemerintah menganggarkan dana sekitar Rp 9 triliun untuk pengembangan industri penerbangan tahun depan. Anggaran tersebut rencananya akan dialokasikan untuk pengembangan bandar udara dan peningkatan aspek keamanan.

Menurutnya, mayoritas dana yakni sekitar Rp 6,25 triliun akan digunakan untuk pengembangan bandar udara. Sedangkan, sisanya akan digunakan untuk pengadaan alat keamanan penerbangan.

Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub Julius Adravida Barata menambahkan pemerintah juga telah menetapkan regulasi untuk melindungi maskapai dalam negeri saat penerapan ASEAN Open Sky mendatang.

Kebijakan itu ialah pemerintah hanya membuka lima bandara utama Indonesia untuk penerbangan langsung maskapai asing. Sementara, untuk perjalanan di dalam negeri hanya boleh menggunakan pesawat Indonesia.

"Lima bandara itu adalah Kuala Namu di Medan, Soekarno-Hatta di Banten, Juanda di Surabaya, Ngurah Rai di Bali, dan Hassanudin di Makassar," ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (31/10).

Kebijakan ASEAN Open Sky disepakati oleh negara-negara di ASEAN untuk penerbangan antarkota di negara berbeda. Kesepakatan yang ditandatangani pada 2003 ini dimulai secara bertahap pada 2013 dan berlaku penuh 2015.

Pada pasar bebas ASEAN mendatang juga mendatangkan untung untuk industri penerbangan. Pasalnya, pertumbuhan konsumen moda transportasi ini bakal semakin melejit karena banyaknya turis asing masuk Indonesia. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Status Internasional Dicabut, Kini Bandara Ahmad Yani Semarang Hanya Melayani Rute Domestik
Status Internasional Dicabut, Kini Bandara Ahmad Yani Semarang Hanya Melayani Rute Domestik

Tidak ada lagi maskapai yang mengajukan rute penerbangan internasional dari Bandara Ahmad Yani

Baca Selengkapnya
Jumlah Bandara Internasional Indonesia Berkurang
Jumlah Bandara Internasional Indonesia Berkurang

Selama ini bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu saja dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh.

Baca Selengkapnya
Jeju Air Buka Penerbangan Langsung Korea-Bali
Jeju Air Buka Penerbangan Langsung Korea-Bali

70 persen kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia itu menggunakan transportasi udara.

Baca Selengkapnya
Daftar Negara yang Bebaskan Visa Bagi Pemegang Paspor Indonesia
Daftar Negara yang Bebaskan Visa Bagi Pemegang Paspor Indonesia

Beberapa negara Asia bahkan menjadi destinasi favorit masyarakat Indonesia liburan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya
Menko Luhut: Bea Masuk Tekstil Bukan untuk Serang China
Menko Luhut: Bea Masuk Tekstil Bukan untuk Serang China

Luhut menegaskan bahwa China adalah salah satu mitra komprehensif strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi.

Baca Selengkapnya
Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Atas, Harga Tiket Pesawat Bakal Lebih Mahal?
Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Atas, Harga Tiket Pesawat Bakal Lebih Mahal?

Sigit menyampaikan bahwa kajian itu masih dilakukan seiring dengan usulan dari maskapai penerbangan melalui Indonesia National Air Carrier Association (INACA).

Baca Selengkapnya
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan

Lion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: SIM Indonesia Berlaku di Semua Negara Asia Tenggara
INFOGRAFIS: SIM Indonesia Berlaku di Semua Negara Asia Tenggara

Kabar gembira untuk warga Indonesia pemegang Surat Izin Mengemudi (SIM).

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan Non-Airline Indonesia Diprediksi Bisa Tumbuh 300 Persen, tapi Ada Syaratnya
Industri Penerbangan Non-Airline Indonesia Diprediksi Bisa Tumbuh 300 Persen, tapi Ada Syaratnya

Meski demikian, dia mengingatkan, kalau keyakinan pertumbuhan 300 persen itu hanya akan bisa tercapai jika ada dukungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya
Pelita Air Bakal Buka Rute Penerbangan dari Jakarta ke Singapura dan Bangkok
Pelita Air Bakal Buka Rute Penerbangan dari Jakarta ke Singapura dan Bangkok

Asa menyampaikan bahwa rute Jakarta-Singapura akan diluncurkan pada kuartal IV tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Ingin Pangkas Jumlah Bandara International dari 27 Jadi 13 Bandara, Ternyata Ini Tujuannya
Erick Thohir Ingin Pangkas Jumlah Bandara International dari 27 Jadi 13 Bandara, Ternyata Ini Tujuannya

Berbagai negara sudah melakukan renovasi bandara miliknya untuk jadi tempat singgah yang nyaman.

Baca Selengkapnya
159 Negara Ini Tak Lagi Bebas Visa Berkunjung ke Indonesia
159 Negara Ini Tak Lagi Bebas Visa Berkunjung ke Indonesia

Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-GR.01.07 Tahun 2023, yang disahkan pada 7 Juni 2023.

Baca Selengkapnya