Pemerintah Tekankan GeNose Tak Gantikan Tes Covid-19 Antigen dan PCR
Merdeka.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat diimplementasi nanti, alat screening Covid-19 GeNose tidak akan menggantikan fungsi dari tes antigen dan PCR sebagai syarat untuk bepergian.
"GeNose ini screening memisahkan mana yang boleh naik dan tidak naik kereta. Kalau positif, harus ada pemeriksaan PCR. Jadi yang saya tekankan, GeNose ini tidak didesain untuk menggantikan, namun hanya untuk screening," jelas Bambang usai meninjau uji coba penerapan GeNose di Stasiun Pasar Senen, Rabu (3/2).
Dengan GeNose, skrining Covid-19 akan jauh lebih mudah, cepat dan murah. Tidak ada syarat tertentu juga untuk melakukan tes dengan GeNose, hanya saja penumpang diimbau tidak menyantap makanan dengan bau menyengat sebelumnya.
-
Siapa yang meragukan tes sidik jari? Banyak ahli di bidang psikologi dan pendidikan meragukan akurasi serta validitas dari tes tersebut.
-
Bagaimana tes sidik jari bekerja? Sidik jari merupakan pola genetik yang terbentuk selama perkembangan janin dan berfungsi sebagai identitas unik seseorang, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa pola tersebut memiliki hubungan langsung dengan kecerdasan, kepribadian, atau bakat anak.
-
Apa itu Genosida? Secara sederhana, genosida merupakan pembunuhan massal yang dilakukan kelompok tertentu untuk memusnahkan suatu kelompok masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
"Jadi nanti naik kereta relatif bebas dari paparan virus," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, GeNose akan menambah opsi bagi masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan selain tes rapid antigen dan PCR. "Alhamdulillah uji coba berjalan baik hari ini. Semoga di tanggal 5 Februari nanti penerapannya juga bisa berjalan baik dan lancar," kata Budi.
Pihaknya juga mengapresiasi UGM yang telah cermat dalam melakukan penelitian untuk membantu menangani Covid-19. "Kelebihan GeNose ini selain murah, tidak sakit untuk digunakan, dan juga ini juga buatan Indonesia," imbuhnya.
Digunakan 5 Februari Mendatang
Budi mengatakan, secara resmi, implementasi GeNose akan diwajibkan di stasiun KA per 5 Februari mendatang di Tugu (Stasiun Tugu, Yogyakarta) dan Senen (Stasiun Pasar Senen). Nantinya, pemerintah akan melihat kebutuhan alat tersebut, sehingga bisa menentukan jumlah GeNose yang akan dipasang.
Dia menjelaskan, 1 alat GeNose dapat memeriksa 20 orang dalam 1 jam. "Maka dengan 10 alat maka bisa memeriksa 2.000 orang dalam 1 jam," ujarnya.
Saat ini, pihaknya menerapkan GeNose secara bertahap. Ditargetkan, alat ini segera terpasang di 44 stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera. Setelah diterapkan di stasiun KA, GeNose rencananya akan diterapkan di moda transportasi lain seperti angkutan udara.
"Kita juga melakukan secara bertahap, sekarang 2, 10 hari lagi 5 (stasiun), 10 hari lagi jadi 20, 10 hari lagi menjadi 44 semuanya. Dalam proses ini kita akan evaluasi, apa yang harus diperbaiki," kata Menhub.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Metode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaTahun lalu, seorang Joki menggantikan pendaftar dengan cara izin ke kamar mandi. Saat di kamar mandi itulah joki menggantikan pendaftar masuk ke ruangan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan, sistem Face Recognition akan diterapkan mulai dari proses pendaftaran hingga saat pengerjaan soal.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca Selengkapnya