Pemerintahan Jokowi-JK sadar utang bukan segalanya
Merdeka.com - Rilis terbaru Bank Indonesia (BI) memaparkan kondisi utang luar negeri Indonesia per Februari 2015 mencapai USD 298,9 miliar atau setara Rp 3.832 triliun. Komposisinya, utang publik (pemerintah dan bank sentral) USD 134,8 miliar dan utang swasta USD 164,1 miliar.
Pemerintahan Jokowi-JK tidak berniat menghentikan kebiasaan utang yang diwariskan dari pemerintah terdahulu. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan, pemerintah hanya mencoba mengurangi ketergantungan terhadap utang sebagai komponen utama pembiayaan negara.
Menkeu Bambang berjanji menggenjot penerimaan negara. "Mengurangi ketergantungan utang. Walaupun utang kecil terhadap PDB. Upayakan dari penerimaan negara. Jangan utang segalanya," ujar Menkeu Bambang saat memberikan paparan di gelaran Musrenbangnas di Jakarta, Rabu (29/4).
-
Kapan Jokowi berjanji untuk mengurangi utang? Menariknya, netizen di media sosial mencari jejak digital Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat masa kampanye tahun 2014 lalu. Kala itu, Jokowi sempat berjanji untuk mengurangi utang, tapi nyatanya malah sebaliknya.
-
Bagaimana cara Prabowo-Gibran atasi utang? Sehingga, untuk bisa melunasi utang-utang tersebut, hal pertama yang harus dilakukan Pemerintahan Prabowo-Gibran harus mengevaluasi pengolahan kebijakan fiskal.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
Mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menuturkan, pemerintah harus menjaga ratio utang terhadap PDB tidak lebih dari 25 persen. Saat ini ratio utang Indonesia terhadap PDB masih di atas angka tersebut.
Jika dibandingkan dengan negara lain, masih lebih rendah. Semisal Jepang yang ratio utang saat ini disebut menembus 200 persen, Amerika Serikat dengan ratio utang 100 persen terhadap PDB, atau negara lain yang ratio utangnya bisa mencapai 70 persen terhadap PDB.
"Pelan-pelan diturunkan (utang), penerimaan ditingkatkan," ucapnya.
Selaras dengan upaya meningkatkan penerimaan negara, pemerintah menginginkan defisit anggaran tahun depan lebih rendah dibanding tahun ini. Peran penerimaan pajak dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) masih sangat besar dan perlu dioptimalkan. "2016 defisit APBN lebih kecil dari 2015. Ke depan lebih kecil," katanya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan juga mengatakan, Indonesia masih membutuhkan bantuan utang dari lembaga keuangan internasional. Luhut menuturkan, Indonesia masih membutuhkan utang dari lembaga asing. Alasannya, bunga yang ditawarkan sangat kecil dibandingkan perbankan. Pinjaman dari lembaga asing diklaim bisa menggenjot investasi hijau yang ditargetkan tumbuh 20 persen dalam 5 tahun ke depan.
"Sekarang juga kita tidak lawan Bank Dunia karena bisa saja kita kalau minjam dari World Bank untuk dana-dana infrastruktur karena bunganya murah 0,5 persen. Kita tidak against itu," kata Luhut.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui manajemen utang perlu dilakukan dengan hati-hati.
Baca SelengkapnyaIndef mengingatkan agar Prabowo-Gibran harus berupaya bisa menyelesaikan utang yang diwariskan oleh Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.
Baca SelengkapnyaMegawati kembali menyebut nama Presiden Jokowi. Momen itu terjadi saat dia berpidato dalam acara pelantikan pengurus DPP PDIP.
Baca Selengkapnyaokowi ingin agar rencana pembangunan jangka panjang hingga menengah baik di daerah dan pusat berjalan sinkron.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi membanggakan penurunan utang Indonesia usai pandemi.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya ialah potensi melebarnya defisit APBN 2025 akibat terbatasnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca Selengkapnya