Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintahan Jokowi-JK sadar utang bukan segalanya

Pemerintahan Jokowi-JK sadar utang bukan segalanya Utang. ©Shutterstock

Merdeka.com - Rilis terbaru Bank Indonesia (BI) memaparkan kondisi utang luar negeri Indonesia per Februari 2015 mencapai USD 298,9 miliar atau setara Rp 3.832 triliun. Komposisinya, utang publik (pemerintah dan bank sentral) USD 134,8 miliar dan utang swasta USD 164,1 miliar.

Pemerintahan Jokowi-JK tidak berniat menghentikan kebiasaan utang yang diwariskan dari pemerintah terdahulu. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan, pemerintah hanya mencoba mengurangi ketergantungan terhadap utang sebagai komponen utama pembiayaan negara.

Menkeu Bambang berjanji menggenjot penerimaan negara. "Mengurangi ketergantungan utang. Walaupun utang kecil terhadap PDB. Upayakan dari penerimaan negara. Jangan utang segalanya," ujar Menkeu Bambang saat memberikan paparan di gelaran Musrenbangnas di Jakarta, Rabu (29/4).

Mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menuturkan, pemerintah harus menjaga ratio utang terhadap PDB tidak lebih dari 25 persen. Saat ini ratio utang Indonesia terhadap PDB masih di atas angka tersebut.

Jika dibandingkan dengan negara lain, masih lebih rendah. Semisal Jepang yang ratio utang saat ini disebut menembus 200 persen, Amerika Serikat dengan ratio utang 100 persen terhadap PDB, atau negara lain yang ratio utangnya bisa mencapai 70 persen terhadap PDB.

"Pelan-pelan diturunkan (utang), penerimaan ditingkatkan," ucapnya.

Selaras dengan upaya meningkatkan penerimaan negara, pemerintah menginginkan defisit anggaran tahun depan lebih rendah dibanding tahun ini. Peran penerimaan pajak dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) masih sangat besar dan perlu dioptimalkan. "2016 defisit APBN lebih kecil dari 2015. Ke depan lebih kecil," katanya.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan juga mengatakan, Indonesia masih membutuhkan bantuan utang dari lembaga keuangan internasional. Luhut menuturkan, Indonesia masih membutuhkan utang dari lembaga asing. Alasannya, bunga yang ditawarkan sangat kecil dibandingkan perbankan. Pinjaman dari lembaga asing diklaim bisa menggenjot investasi hijau yang ditargetkan tumbuh 20 persen dalam 5 tahun ke depan.

"Sekarang juga kita tidak lawan Bank Dunia karena bisa saja kita kalau minjam dari World Bank untuk dana-dana infrastruktur karena bunganya murah 0,5 persen. Kita tidak against itu," kata Luhut.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Hal-Hal yang Buat Semua Negara Ketakukan
Jokowi Ungkap Hal-Hal yang Buat Semua Negara Ketakukan

Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.

Baca Selengkapnya
Dituding Jadi Menteri Suka Ngutang, Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara
Dituding Jadi Menteri Suka Ngutang, Sri Mulyani Akhirnya Buka Suara

"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Kemenkeu Rasio Utang Prabowo-Gibran Seperti Pandemi Covid-19
Penjelasan Kemenkeu Rasio Utang Prabowo-Gibran Seperti Pandemi Covid-19

Prabowo mengakui manajemen utang perlu dilakukan dengan hati-hati.

Baca Selengkapnya
Indef Ingatkan Prabowo-Gibran Tak Boleh Belanjakan APBN Secara Ugal-ugalan
Indef Ingatkan Prabowo-Gibran Tak Boleh Belanjakan APBN Secara Ugal-ugalan

Indef mengingatkan agar Prabowo-Gibran harus berupaya bisa menyelesaikan utang yang diwariskan oleh Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya
Luhut: Utang Indonesia Masih Sangat Rendah, Program IKN dan Makan Bergizi Gratis Bisa Diselesaikan
Luhut: Utang Indonesia Masih Sangat Rendah, Program IKN dan Makan Bergizi Gratis Bisa Diselesaikan

Menurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pelantikan Pengurus PDIP Diwarnai Pidato Keras Megawati Kritik Jokowi
FOTO: Pelantikan Pengurus PDIP Diwarnai Pidato Keras Megawati Kritik Jokowi

Megawati kembali menyebut nama Presiden Jokowi. Momen itu terjadi saat dia berpidato dalam acara pelantikan pengurus DPP PDIP.

Baca Selengkapnya
Jokowi di Musrenbangnas 2024: Jangan Sampai Anggaran Dipakai untuk Rapat dan Studi Banding
Jokowi di Musrenbangnas 2024: Jangan Sampai Anggaran Dipakai untuk Rapat dan Studi Banding

okowi ingin agar rencana pembangunan jangka panjang hingga menengah baik di daerah dan pusat berjalan sinkron.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Banggakan Utang Indonesia Turun Kalahkan Malaysia Hingga China
VIDEO: Jokowi Banggakan Utang Indonesia Turun Kalahkan Malaysia Hingga China

Presiden Jokowi membanggakan penurunan utang Indonesia usai pandemi.

Baca Selengkapnya
Tugas Berat Prabowo Tahun Depan: Bayar Utang Negara Jatuh Tempo Rp800 Triliun
Tugas Berat Prabowo Tahun Depan: Bayar Utang Negara Jatuh Tempo Rp800 Triliun

Permasalahan lainnya ialah potensi melebarnya defisit APBN 2025 akibat terbatasnya penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya