Pemilik dana di Swiss diminta lapor jika sulit pulangkan uang ke RI
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku belum menerima laporan terkait Warga Negara Indonesia (WNI) yang kesulitan membawa uangnya sebanyak Rp 150 triliun untuk ikut program Tax Amnesty. Hal ini disebabkan terbenturnya aturan Financial Action Task Force (FATF).
"Saya belum terima ada laporan ada dana Rp 150 triliun dari WP yang tidak berani masuk karena masalah Swiss itu," kata Sri Mulyani saat ditemui di gedung DPR, Senayan, Selasa (18/10).
Menurutnya jika ada yang menghambat masuk uang untk program Tax Amnesy silakan melapor ke pemerintah. Sri Mulyani pun rela pasang badan untuk atasi masalah tersebut.
-
Kenapa Syahrini terseret kasus pajak? Syahrini muncul di sidang kasus suap pejabat pajak di Pengadilan Tipikor Jakarta. Tersangka ini diduga terlibat dalam kasus pajak senilai Rp 900 juta pada tahun 2015-2016.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Siapa yang mengembalikan uang Rp40 miliar? 'Telah berhasil mengupayakan penyerahan kembali sejumlah uang sebesar USD 619.000 dari tersangka AQ, sehingga total penyerahan uang tersebut senilai USD 2.640.000 atau setara dengan Rp40 miliar,' tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
-
Apa yang menyebabkan permasalahan keuangan di Sumatera? Masalah Keuangan Melonjaknya inflasi ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatra harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Kenapa pengemis kaya raya ini menyembunyikan kekayaannya? Pengemis juga identik dengan kemiskinan. Akan tetapi, setidaknya ada lima pengemis yang sempat viral lantaran ternyata mereka punya banyak harta. Terlebih harta dan aset para pengemis kaya ini tidak mewakili kondisinya.
"Saya mengatakan begini ada wp yang merasa punya dana, mau deklarasi, silahkan hubungi saya apalagi sampe Rp 150 Triliun. Sampaikan pada saya, siapa mamanya, alamatnya dimana, bank accountnya apa, proses masalah dia apa, saya akan lihat kesulitan itu," tegasnya.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo menyebut, Swiss menjadi negara penampung dana Warga Negara Indonesia (WNI) terbesar kedua setelah Singapura. Dana ini berasal dari para taipan tua yang berasal dari zaman orde baru.
Namun sayangnya, belum ada dana repatriasi dari negara tersebut. "Kalau saya malah menduga ini bisa lebih banyak (dari Singapura) kalau dibolehkan. Karena uang orang-orang Indonesia zaman dulu itu ya di Swiss kebanyakan," ujarnya saat ditemui di Malang, Kamis (13/10).
Dia menjelaskan, dana yang ditempatkan di Swiss biasanya memang untuk diendapkan. Berbeda dengan dana yang ditempatkan di Singapura di mana memang diperuntukkan sebagai instrumen investasi.
"Saya yakin kayak keluarga Soeharto pasti di sana (Swiss). Tommy Soeharto paling beberapa juga (dari Swiss), meski sudah dideclare," tuturnya.
Yustinus menduga belum adanya dana dari Swiss masuk ke Indonesia karena para taipan ini khawatir dicurigai oleh FATF (Financial Action Task Force).
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pramono bingung apa yang terjadi, karena sejak 2015-2017 dirinya selalu rutin membayar pajak dengan besaran Rp10 juta.
Baca SelengkapnyaSebanyak 15.419 wajib pajak (WP) yang menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan (PPh), dengan kelebihan bayar hingga Rp 100 juta.
Baca SelengkapnyaKPK mengungkapkan bahwa pihak yang mengembalikan itu pun tidak diketahui identitasnya.
Baca SelengkapnyaWindi memberikan suntikan dana itu secara langsung di parkiran Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
Baca Selengkapnya