Pemilu 2019 Tak Pengaruhi Stabilitas Makro Ekonomi Indonesia
Merdeka.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai perhelatan pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia tidak mempengaruhi stabilitas makro ekonomi. Kondisi ekonomi secara keseluruhan tetap terjaga sepanjang pilpres dan pemilu 2019.
"Masa pemilu kali ini semua stabilitas makro ekonomi relatif terjaga, tidak ada yang perlu dikhawatirkan yang menang pasangan 01 atau 02, pasar sudah mengantisipasi jauh-jauh hari,” kata Bhima dikutip dari Antara, Rabu (17/4).
Dia menjelaskan, pasar tidak terpengaruh oleh siapa yang menjadi presiden terpilih. Yang mereka pantau adalah proses jalannya pemilu terutama stabilitas keamanan yang hingga saat ini terbilang masih kondusif.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa ekonomi di Sulawesi Utara stabil? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi .'Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada.
-
Apa yang aman menjelang pemilu? Kepolisian Resor Indragiri Hulu (Inhu), Polda Riau memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji aman menjelang Pemilu 2024.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Kapan pemilu presiden di Indonesia? Pada 2024 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada dua pemilihan umum, pemilihan presiden pada Februari, dan pemilihan kepala daerah pada November.
-
Kenapa pemilu penting untuk stabilitas politik? Dengan demikian, pemilu dapat menjadi alat untuk meredakan ketegangan politik dan menciptakan stabilitas dalam sistem politik suatu negara.
"Di beberapa tempat cukup kondusif, yang kita beritakan cukup rawan sejauh ini berjalan cukup lancar, mungkin ada beberapa TPS yang surat suara belum sampai atau habis, menurut saya itu minor tidak berdampak signifikan," ujarnya.
Selama stabilitas keamanan terjaga, dia menuturkan, aktivitas pasar saham terutama investor asing akan tetap bergerak positif. Kondisi yang kondusif tersebut diklaim membuat kepercayaan para pelaku pasar tetap positif terhadap RI.
Salah satunya terlihat dari tren IHSG positif naik, meskipun investor asing cenderung menahan beli bersih (net buy) selama pemilu, namun itupun dinilai tidak berlangsung lama. Selain itu, Indonesia dianggap masih menjadi pasar yang prospektif dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen di tengah guncangan perekonomian global. Oleh karena itu kepercayaan investor asing tetap terjaga.
Sementara itu, dari sisi nilai tukar Rupiah, memang masih tertekan karena ekspor secara tahunan (year on year) 2019 turun 10,01 persen dibandingkan Maret 2018.
"Laporan neraca perdagangan surplus, tapi surplusnya semu karena ekspor secara year on year bisa berpengaruh terhadap valas di luar, tapi arus modal masuk yang saya kira masih cukup positif," ujarnya.
Namun, nilai tukar Rupiah diprediksi tidak akan anjlok dan terjaga pada level Rp 14.000 hingga Rp 14.100. Bhima memperkirakan, investor asing akan kembali aktif atau 'tancap gas' di pasar saham setelah Pemilu 2019.
Mengingat, menjelang Pilpres 2019, investor asing sementara cenderung untuk menghindari beli bersih saham (nett buy) dan cenderung jual bersih saham (nett sell). Selama seminggu terakhir nett sell dari investor asing mencapai Rp 1,06 triliun dan diproyeksikan pekan depan kegiatan beli saham sudah mulai bergeliat kembali.
"IHSG trennya bagus, positif naik. Asing itu melakukan penjualan bersih saham sepekan terakhir cukup besar, investor asing cukup sensitif terhadap isu-isu Pemilu, mereka lebih menahan diri, siapapun yang menang bukan itu masalahnya tapi ke arah ‘behaviour’ asing aja yang sedikit menghindar sementara," katanya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil hitung cepat telah menunjukan sinyal kuat untuk satu putaran, maka tingkat kepastian ekonomi juga akan kembali.
Baca SelengkapnyaKomitmen independen ini sebagaimana yang dilakukan BI bersama pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaStabilitas ekonomi sangat sensitif terhadap pergerakan politik yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBerikut dampak pemilihan presiden bagi para investor.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Mendag menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di atas rata-rata negara dunia, dengan terjaga di kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaDia pun mengapresiasi partai politik (parpol) maupun politisi yang menghabiskan uang tak sedikit untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang menjadi kunci utama stabilitas ekonomi menjelang pencairan THR
Baca Selengkapnya