Penanganan Virus Corona Tak Jelas, Ekonomi RI Bisa Tumbuh Minus 2,5 Persen
Merdeka.com - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di kisaran 0,5 persen pada tahun ini. Dalam skenario terburuk, ekonomi bahkan bisa tumbuh (minus) -2,5 persen.
"Saya duga ekonomi RI akan kemungkinan tumbuh hanya 0,5 persen paling optimis, pesimis, minus 2 - 2,5 persen," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (24/4).
Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut bisa terjadi akibat langkah pemerintah dalam penanganan Covid-19 bertele-tele. Apalagi banyak kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak dilakukan secara koordinasi yang baik, atau berjalan secara sendiri-sendiri.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
"Kita sebenarnya agak sulit prediksi RI karena penanganan covidnya gak karu-karuan, serba tanggung," kata dia.
Dia mencontohkan, seperti kebijakan pelarangan mudik misalnya. Pemerintah dinilai terlambat mengeluarkan kebijakan tersebut, mengingat sudah banyak jutaan masyarakat yang berada di kampung halamannya.
PSBB Tak Efektif
Ditambah lagi kebijakan soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tidak efektif. "Di Pancoran masih macet, seperti gak ada apa-apa. Jadi kita gak pernah tahu puncak kapan dan ongkosnya semakin besar," kata dia
Menurutnya, Indonesia juga tak punya kemewahan seperti yang dimiliki Amerika Serikat yang mampu menggelontorkan dana USD 2,3 triliun. Di mana anggaran tersebut dikucurkan untuk proses pemulihan ekonomi di negeri Paman Sam tersebut.
"Kita gak punya kemampuan, jangan dilihat defisit APBN pemerintah naik 5,08 persen itu sebagai stimulus, tidak. Defisit 5,08 karena penerimaan anjlok. Peningkatan belanja itu cuma Rp73,4 triliun penerimaan anjlok Rp472 triliun. Jadi praktis gak ada stimulus sebenarnya kalau lihat magnitude tambahan dari APBN itu," jelas dia.
"Semakin berat prediksi RI, 2 persen suatu prestasi luar biasa, jangan diharapkan ekonomi tumbuh dalam situasi kayak gini," tutup dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia diprediksi merosot jika konflik Iran versus Israel berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaDi tengah ketidakpastian ini, kebijakan di Indonesia harus lebih cepat.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) di Kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca Selengkapnya