Pendapatan negara per April Rp 527,8 T, terbesar disumbang industri pengolahan
Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara hingga April 2018 sebesar Rp 527,8 triliun. Pendapatan tersebut salah satunya disumbang oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp 383,2 triliun serta bea dan cukai sebesar Rp 33,6 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan penerimaan pajak pada April 2018 meningkat signifikan apabila dibandingkan dengan penerimaan pajak pada April 2017. Di mana salah satu sektor penyumbang terbesar adalah industri pengolahan dan perdagangan.
"Sektor utama yang bukukan penerimaan double digit yaitu industri pengolahan 11,3 persen atau sekitar Rp 103,07 triliun," ujar Menteri Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Kamis (17/5).
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana PLN meningkatkan pendapatan? Peningkatan laba bersih PLN ini ditopang semakin tumbuhnya penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.
Menteri Sri Mulyani menjelaskan, peningkatan penerimaan dari sektor tersebut membuktikan impor bahan baku yang tumbuh tinggi pada beberapa waktu lalu berdampak positif. "Ini konsisten dengan impor bahan baku dan barang modal," jelasnya.
Sektor lain yang menyumbang penerimaan perpajakan adalah perdagangan yang tumbuh 29,4 persen atau Rp 76,41 triliun. Sektor lain yang melonjak adalah sektor pertambangan sebesar 26,1 persen yang diakibatkan harga komoditas meningkat dan volume cukup terjaga.
"Sementara sektor konstruksi tumbuh 12,6 persen atau Rp 23 triliun. Transport dan gudang 16,6 persen dan sektor pertanian kita 21,8 persen lebih rendah dari tahun lalu 30,6 persen terutama dikaitkan dengan CPO dan perikanan," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, secara umum penerimaan perpajakan hingga 15 Mei menunjukkan pertumbuhan positif. Di antaranya, PPh pasal 21, PPh badan dan PPN dalam negeri.
"Untuk komponen penerimaan perpajakan, jenis pajak yang tumbuh positif tinggi adalah PPh pasal 21 yaitu tumbuh 14,77 persen. Kemudian sesuai dengan statistik kenaikan impor barang, kita dapat kenaikan PPh 22 impor yang mencapai 28,9 persen growthnya atau penerimaannya Rp 18,06 triliun," jelasnya.
"Kemudian yang sangat positif adalah PPh badan. kita kumpulkan Rp 90,4 triliun dan growthnya mencapai 23,55 persen, ini menunjukkan kegiatan ekonomi yang sangat menguat kerena mereka tidak mungkin membayar pajak badan yang meningkat kalau tidak ada underlying activity yang meningkat," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAPBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaPlt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaGaji karyawan cenderung naik terlihat dari sumbangan pajak yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaHingga September 2023, penerimaan pajak capai Rp1.387,78 Triliun.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaProses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca Selengkapnya