Peneliti: 30 Persen Perokok Akan Berhenti Jika Harga Rokok Naik 50-100 Persen
Merdeka.com - Prevalensi perokok di Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain di regional Asia. Merujuk data World Health Organization pada 2016, prevalensi merokok disejumlah negara seperti China dan India terus menurun, namun di Indonesia cenderung meningkat.
Peneliti Perkumpulan Prakarsa, Widya Kartika menyatakan, tingginya prevalensi merokok di Indonesia tidak lepas dari harga rokok yang dinilai sangat rendah. Bila dibandingkan di kawasan Asia Tenggara, harga rokok di Indonesia berada pada level terendah.
Widya mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi prevalensi merokok di Indonesia yakni dengan cara menaikkan tarif cukai rokok. Dengan kenaikan ini, secara otomatis mengakibatkan harga akan efektif naik, sehingga mengurangi jumlah perokok.
-
Apa penyebab turunnya cukai rokok? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Mengapa penerimaan cukai rokok turun? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Kenapa pria muda di Indonesia mudah terpengaruh merokok? Penelitian dari Bastonus dan Herieningsih (2017) mengatakan bahwa penyebab tingginya jumlah pria muda yang merokok di Indonesia adalah akibat persepsi maskulinitas dan iklan rokok yang sangat mudah dijumpai.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Dimana cukai rokok menjadi pengendali industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Apa dampak buruk merokok? Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok merusak kolagen pada kulit, yang mengakibatkan kulit menjadi kusam dan munculnya keriput.
Dari hasil riset penelitian Prakarsa sendiri menyatakan, apabila harga rokok meningkat sebesar 50-100 persen, akan berdampak secara signifikan pada kebiasaan merokok dengan mengurangi prevalensi merokok sekaligus mengurangi jumlah konsumsi rokok per hari.
"12 persen hingga 30 persen perokok berniat untuk berhenti merokok apabila harga rokok mengalami kenaikan masing-masing 50 persen atau 100 persen," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/3).
Sementara, pada kelompok perokok yang berniat berhenti merokok, lebih dari setengahnya akan mengurangi jumlah rokok yang diisap. Semakin tinggi kenaikan harta, semakin banyak perokok yang mengurangi konsumsi rokok.
Sedangkan sejumlah besar perokok yang memilih untuk tetap merokok akan beralih ke merek rokok yang lebih murah sebagai respon atas kenaikan harga. "Perlu dicatat bahwa struktur tarif cukai rokok di Indonesia berkontribusi terhadap peralihan konsumsi rokok ke merek yang lebih murah," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rokok menjadi salah satu penyebab atau biang kerok kemiskinan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat di Indonesia beralih mengkonsumsi rokok murah.
Baca SelengkapnyaAngka prevalensi perokok tetap tinggi dan penerimaan negara belum optimal
Baca SelengkapnyaPemerintah menilai, fenomena ini sudah menjadi tantangan dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaAturan ini membuat selisih harga rokok antar golongan semakin jauh
Baca SelengkapnyaTarget dari Kemenkes di tahun 2030 penurunan jumlah perokok mencapai 5,4 persen di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif cukai rokok sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk merokok, semakin mahal maka prevalensi perokok semakin bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaSemakin tingginya harga rokok mendorong perokok pindah ke alternatif rokok yang lebih murah.
Baca SelengkapnyaTernyata kenaikan tarif cukai rokok juga ditanggung masyarakat yang mengonsumsi rokok.
Baca SelengkapnyaPenggantian kemasan polos pada rokok bisa berdampak pada industri turunannya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei yang dilakukan oleh Indodata, peredaran rokok ilegal di Indonesia mencapai 46,95 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.
Baca Selengkapnya