Peneliti: Pemerintah kebanyakan basa-basi hadapi pasar besar ASEAN
Merdeka.com - Disadari atau tidak, Indonesia saat ini sudah bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN. Berbagai hal masih harus diperbaiki agar Indonesia bisa bersaing dengan negara ASEAN lainnya, termasuk dalam sektor tambang.
Peneliti The Habibie Center, Zamroni Salim mengatakan, salah satu yang perlu diupayakan adalah pembangunan pabrik smelter, yang sampai saat ini dinilai belum jelas. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi ekspor tambang mentah, dan mendorong produsen untuk menjual tambang yang telah diolah di dalam negeri.
"Pemerintah agak sesat dalam menghadapi MEA, contoh smelter hanya basa basi, hanya pencucian dan pengeringan," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1).
-
Dimana warga mengolah sampah menjadi batu bara? Kegiatan ini dilakukan guna mengurangi penumpukan di tengah kondisi darurat sampah yang dialami Kota Bandung.
-
Siapa yang mengolah sampah menjadi batu bara? Ketua RW 07 Sarijadi, Deddy Dharmawan mengatakan jika di tahap terakhir adalah pengolahan menjadi bahan bakar serupa batu bara.'
-
Bagaimana warga Sarijadi mengolah sampah menjadi batu bara? Setelah diolah, residu (hasil pencacahan sampah yang sulit terurai) ini menjadi biomassa dan ini menjadi mirip batu bara,' katanya.
-
Bagaimana Pembangunan Semesta berkembang? Diwariskan kepada Anak Meski masih kuliah dan umurnya masih cukup belia, di tangan Kesatria perusahaan bus ini mulai maju dan berkembang.
-
Bagaimana sampah di Banyumas diolah? Sampah organik mereka pisahkan untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lagi.
-
Apa itu proses produksi? Proses produksi adalah kegiatan industri yang dimulai dengan pengangkutan bahan mentah dari inventaris pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
Di sisi lain, pemerintah juga dinilai belum siap dalam perdagangan internasional. Terlihat dari kebijakan pemerintah yang lebih memilih impor jika harga di luar negeri lebih murah. Padahal, kebijakan ini merugikan produk bangsa sendiri.
"Kasus produk pertanian alasan supply atau demand, akibat kekurangan pasokan, tinggi permintaan (impor)," jelas dia.
Kebijakan lebih memilih untuk impor membuat para petani dalam negeri menjerit, misalnya petani garam. Dengan alasan kualitas garam Tanah Air tidak memenuhi standar garam industri, pemerintah mendatangkan dari luar negeri. "Kalau memang Jokowi peduli maka salah satu garam memperhatikan, karena petani garam sudah menjerit," ungkapnya.
Untuk itu, pemerintah diminta dapat memberikan nilai tambah dalam kebijakan perdagangan industri di dalam negeri.
"Jangan nilai tambah ini menjadi sesuatu yang dikesampingkan," tutup dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Investasi dan Hilirisasi menekankan pentingnya research and development (penelitian dan pengembangan) untuk memajukan sektor industri di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaMenteri Bappenas menegaskan, dari sisi perencanaan menggaet investasi, pihaknya tidak bekerja secara ugal-ugalan.
Baca SelengkapnyaMengingat, Indonesia dinilai sudah terlalu lama memperalat SDA sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaDalam 20 tahun terakhir, dinamika geopolitik dunia telah mengalami perubahan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan membuka kemungkinan pemanfaatan hasil sedimentasi di laut untuk diekspor.
Baca Selengkapnya