Penelitian: Indonesia Siap Hadapi Masa Depan Tanpa Uang Tunai
Merdeka.com - Berdasarkan studi Consumer Payment Attitudes yang dikeluarkan oleh Visa Inc., mayoritas masyarakat Indonesia terlihat sudah semakin siap untuk menghadapi masa depan tanpa tunai terlihat dari 82 persen responden menyatakan bahwa lebih siap bepergian tanpa membawa uang tunai.
Dari 77 persen masyarakat Indonesia memperkirakan akan semakin sering menggunakan pembayaran non tunai dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Selain itu, 44 persen lainnya juga meyakini bahwa masyarakat Indonesia akan melakukan pembayaran non tunai dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Angka ini merupakan sebuah peningkatan dibanding hasil studi tahun lalu yang mana mayoritas responden memperkirakan jika masyarakat Indonesia akan mewujudkan tumbuh tanpa tunai dalam kurun waktu 8 hingga 15 tahun mendatang.
-
Apa yang terjadi pada proporsi penduduk Indonesia usia 65 tahun ke atas di tahun 2045? Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjadi 16,03 persen.
-
Bagaimana pola pembayaran perlinsos tahun 2024? 'Anggaran perlinsos telah dianggarkan di dalam APBN 2024, sesuai dengan pembahasan dan persetujuan DPR, dan pola realisasinya tidak terdapat perbedaan dibandingkan periode 6 tahun sebelumnya,' ucap Menkeu.
-
Kenapa prabayar disukai banyak orang? Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, tidaklah mengherankan bahwa prabayar menjadi pilihan yang populer bagi banyak orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa yang sedang tren di Indonesia? Hati ayam adalah sebuah bahan makanan yang cukup populer di Indonesia.
-
Kenapa transaksi kartu kredit masih tinggi? Transaksi kartu kredit tetap tumbuh di tengah gempuran kemudahan kredit seperti layanan paylater. Berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia Kamis (18/1) nilai transaksi tunai kartu kredit pada November 2023 mencapai Rp34,356 triliun.
Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman menjelaskan, alasan mengapa masyarakat Indonesia beralih dari transaksi tunai menjadi non tunai, karena mereka ingin proses pembayaran yang lebih cepat dan mudah.
"Gaya hidup non tunai dipilih oleh masyarakat Indonesia karena begitu banyak pilihan cara pembayaran yang mudah, mulai dari menggunakan kartu, teknologi nirkontak hingga pembayaran hanya melalui scan kode QR," kata Riko, di Jakarta, Kamis (28/3).
Studi ini dilakukan pada 2018 di 8 negara Asia Tenggara diantaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Kamboja yang melibatkan 4.000 responden. Di Indonesia sendiri respondennya terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 18 tahun ke atas yang telah memiliki pendapatan perbulannya mulai dari 3 juta ke atas.
Selain itu, pertumbuhan mobile commerce di Indonesia semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dari 93 persen respondennya merasa semakin nyaman untuk melakukan pembayaran melalui ponsel mereka menggunakan sebuah aplikasi bukan web browser.
Meski demikian, 9 dari 10 respondennya masih merasa khawatir menggunakan mobile commerce ini karena takut informasi pribadinya saat bertransaksi tidak terjaga dengan aman.
Penelitian tersebut menjelaskan, pertumbuhan minat pembayaran menggunakan wearbles akan semakin tinggi jumlahnya mencapai 76 persen. Penggunaan smartwatch lah yang akan banyak dipilih sekitar 53 persen hal ini karena smartwatch dinilai sebagai perangkat wearbles yang paling nyaman untuk dipakai pembayaran.
Tidak hanya itu saja, masyarakat Indonesia juga berminat akan menggunakan teknologi biometrik untuk autentik pembayarannya dimana 60 persen responden menilai teknologi pemindai jari sebagai opsi paling nyaman dan aman.
Reporter: Ayu Lestari Wahyu Puranidhi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Baca SelengkapnyaKehadiran QRIS merupakan inisiasi dari Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaSebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca SelengkapnyaTransaksi secara non tunai hanya dengan scan barcode QRIS pun merupakan kondisi yang lumrah.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaIndra mengatakan, kunci dari lancarnya transaksi kedua model pembayaran itu salah satunya terletak pada fitur.
Baca SelengkapnyaMenurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga dapat meningkatkan jumlah transaksi terhadap para anggotanya.
Baca SelengkapnyaLewat layanan QRIS Tuntas, masyarakat bisa mengambil uang tanpa ke mesin ATM dan menggunakan kartu debit.
Baca Selengkapnya