Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penelitian: Punya Kartu Kredit Picu Nafsu Belanja

Penelitian: Punya Kartu Kredit Picu Nafsu Belanja ilustrasi Kartu Kredit. Ilustrasi shutterstock.com

Merdeka.com - Sebuah penelitian ilmu saraf terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa penggunaan kartu kredit dapat merangsang sistem hadiah (reward) dalam otak Anda yang kemudian dapat berdampak pada dorongan untuk berbelanja lebih banyak dibanding yang diperlukan.

Dilansir CNBC, penulis studi dan profesor di MIT Sloan School of Management, Drazen Prelec menuturkan bahwa belanja dengan menggunakan kartu kredit seringkali membuat kita terjebak pada keinginan membeli yang lebih tinggi di masa depan. Perilaku di mana orang cenderung belanja lebih banyak ketika membayar dengan kartu kredit dibandingkan dengan uang tunai sebenarnya telah menjadi hasil dari penelitian sebelumnya.

Namun untuk studi baru ini, para peneliti melakukan pengembangan dengan menggunakan mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat apa yang terjadi pada otak ketika orang diminta untuk membeli barang, baik dengan uang tunai maupun kartu kredit.

Orang lain juga bertanya?

Saat berada di dalam MRI, partisipan kemudian diperlihatkan berbagai item di layar, mulai dari video game hingga produk kecantikan yang kemudian bisa mereka tambahkan ke keranjang belanja mereka. Lalu, mereka memiliki pilihan untuk membayar produk dengan uang tunai USD 50 atau kartu kredit.

Hasilnya, orang-orang lebih bersedia membeli barang-barang yang lebih mahal dengan kartu kredit daripada uang tunai dan menghabiskan lebih banyak uang secara keseluruhan saat menggunakan kartu kredit.

Ketika orang membeli barang dengan kartu kredit, MRI menunjukkan bahwa wilayah sistem hadiah (reward) di otak, yang disebut striatum, telah diaktifkan. Striatum bertanggung jawab untuk melepaskan dopamin dan terlibat dalam proses terciptanya perasaan senang dan bahkan kecanduan.

"Jaringan hadiah di otak diaktifkan oleh pembelian dengan menggunakan kartu kredit," kata Prelec.

Hadiah yang dimaksud, meliputi potensi cashback, diskon produk tertentu, kupon makan, hingga imbalan tiket perjalanan gratis yang siap diperebutkan oleh para pengguna semakin sering mereka menggunakan kartu kredit yang dimiliki. Berbeda dengan pembayaran tunai yang tidak memiliki sistem ini.

Alasan

Prelec menulis bahwa ketika seseorang telah terbiasa menggunakan kartu kredit sebagai metode pembayaran favoritnya maka jaringan otak telah secara kronis lebih peka oleh pengalaman sebelumnya dengan kartu kredit. Di mana tindakan menggesek kartu kredit cenderung dikaitkan dengan pembelian yang bisa menimbulkan perasaan senang.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa membayar dengan kartu kredit dapat mengesampingkan faktor penting lain, seperti biaya karena Anda dapat menunda pembayaran kartu kredit. Kenyamanan dan kemudahan semacam ini berhasil memisahkan antara pembelian dan pembayaran dalam pikiran Anda.

Hal ini disebabkan karena Anda tidak perlu mengalami kesulitan mempertimbangkan faktor harga, seperti yang Anda lakukan ketika menggunakan uang tunai.

Studi ini mendorong setiap pengguna untuk memikirkan kembali pola penggunaan kartu kredit mereka selama ini, apakah memang digunakan untuk keperluan yang penting atau justru digunakan untuk membeli sejumlah item yang sebenarnya tidak dibutuhkan hanya demi mengejar sistem hadiah (reward).

Prelec mengatakan bahwa aktivitas saraf berubah tergantung pada kartu: "Kartu yang Anda gunakan untuk restoran dan liburan menciptakan selera belanja yang berbeda dari kartu yang Anda gunakan untuk membeli bensin," katanya.

"Saat konsumen mengadopsi sistem pembayaran baru, seperti pembayaran nontunai, maka penting bagi orang-orang untuk memahami bagaimana mekanisme ini mempengaruhi kebiasaan belanja kita," pungkas Prelec.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata Dokter Jiwa Penyebab Orang Kecanduan Judi Online
Kata Dokter Jiwa Penyebab Orang Kecanduan Judi Online

Siste menjelaskan bahwa kecanduan terjadi karena interaksi kompleks yang melibatkan faktor perilaku, genetik, dan sirkuit otak.

Baca Selengkapnya
Kenapa Judi Bikin Candu?
Kenapa Judi Bikin Candu?

Waspada terjebak judi karena bisa bikin kecanduan, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya
Mengenal Fenomena Efek Lipstik dan Faktor Pemicunya Menurut Psikolog
Mengenal Fenomena Efek Lipstik dan Faktor Pemicunya Menurut Psikolog

Mengenal fenomena efek lipstik yang menjangkiti banyak orang disaat ekonomi sulit. Ternyata ini sebabnya.

Baca Selengkapnya
8 Cara Mengatasi Kecanduan Belanja Online, Bijak Kelola Pengeluaran
8 Cara Mengatasi Kecanduan Belanja Online, Bijak Kelola Pengeluaran

Kemudahan akses ke berbagai produk dan layanan melalui internet seringkali membuat belanja online terasa sangat menggoda dan menyenangkan.

Baca Selengkapnya
IDI Sebut Judi Online Bisa Jadi Epidemi
IDI Sebut Judi Online Bisa Jadi Epidemi

IDI mengatakan, judi online bisa mempengaruhi orang lain bak penyakit menular.

Baca Selengkapnya
Warning Buat Gen Z & Milenial Diprediksi Makin Miskin Dibanding Generasi Sebelumnya Gara-Gara Jebakan 'Doom Spending'
Warning Buat Gen Z & Milenial Diprediksi Makin Miskin Dibanding Generasi Sebelumnya Gara-Gara Jebakan 'Doom Spending'

Generasi milenial dan Gen Z diprediksi justru bisa semakin miskin daripada generasi sebelumnya. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya
Studi Terbaru: Sering Dicap Tidak Becus Kerja, Bikin Gen Z Kecanduan Belanja Barang Tak Berguna
Studi Terbaru: Sering Dicap Tidak Becus Kerja, Bikin Gen Z Kecanduan Belanja Barang Tak Berguna

Media sosial juga bertanggung jawab atas pengeluaran Gen Z yang tidak terkendali

Baca Selengkapnya
Lakukan Hal Ini Agar Tak Timbul Rasa Penyesalan Setelah Belanja Barang
Lakukan Hal Ini Agar Tak Timbul Rasa Penyesalan Setelah Belanja Barang

Impulsif saat berbelanja sering dijadikan sebagai sarana untuk melepas penat ketika seseorang sedang mengalami stres.

Baca Selengkapnya
7 Dampak Gaya Hidup Konsumtif yang Merugikan, Segera Hindari
7 Dampak Gaya Hidup Konsumtif yang Merugikan, Segera Hindari

Ada banyak hal negatif yang dibawa oleh gaya hidup konsumtif.

Baca Selengkapnya
Dampak Makan Berlebihan pada Tubuh, Tak Hanya Sebabkan Kegemukan
Dampak Makan Berlebihan pada Tubuh, Tak Hanya Sebabkan Kegemukan

Menjaga pola makan adalah salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya dengan tidak makan berlebihan karena dapat memicu banyak masalah pada tubuh.

Baca Selengkapnya
4 Tipe Perilaku Konsumen Belanja Online, Anda Tipikal yang Mana?
4 Tipe Perilaku Konsumen Belanja Online, Anda Tipikal yang Mana?

Ada perilaku yang teramati konsumen belanja online terutama saat ada mega sale. Berikut adalah pola perilaku konsumen.

Baca Selengkapnya