Pengadaan Vaksin Covid-19 Percepat Pemulihan Ekonomi Dunia
Merdeka.com - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebutkan, kerjasama internasional yang kuat untuk pengadaan vaksin Covid-19 dapat mempercepat pemulihan ekonomi dunia dan menambah USD9 triliun atau sekitar Rp 132.300 triliun ke pendapatan pada 2025.
Dalam konferensi pers setelah pertemuan komite pengarah IMF, Georgieva juga meminta agar Amerika Serikat (AS) dan China dapat menjaga stimulus ekonomi. Sebab, dua ekonomi terbesar dunia ini berkontribusi besar terhadap pemulihan ekonomi global.
Georgieva mengatakan bahwa perlunya vaksin didistribusikan secara merata di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun kaya. Di sisi lain, meningkatkan kepercayaan dalam industri pariwisata, investasi, perdagangan dan aktivitas lainnya.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Bagaimana IMF membantu negara dalam kesulitan? IMF memberikan dukungan finansial kepada negara-negara anggotanya yang mengalami kesulitan pembayaran internasional. Melalui program-program pinjaman, IMF dapat membantu negara-negara untuk menyeimbangkan anggaran dan mendukung reformasi struktural guna memulihkan pertumbuhan ekonomi.
-
Mengapa globalisasi teknologi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi? Globalisasi IPTEK membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi transfer teknologi dan informasi antar negara.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk atasi dampak ekonomi global? Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan Pertamina secara intens terus memantau perkembangan terkini dan dampak memanasnya geopolitik terhadap rantai pasok energi global. Nicke menyebut fluktuasi minyak dunia akan kian dinamis pasca meningkatnya ketegangan yang terjadi di timur tengah.'Kita akan terus meningkatkan upaya mitigasi risiko untuk mengurangi potensi dampak dari dinamika situasi ekonomi dan geopolitik, termasuk pegendalian biaya, pemilihan komposisi crude yang optimal, pengelolaan inventory yang efektif, peningkatan produksi high-yield products dan efisiensi di semua lini operasional,' ujar Nicke.
"Jika kita dapat membuat kemajuan pesat di mana-mana, kita dapat mempercepat pemulihan. Dan kita bisa menambahkan hampir 9 triliun dolar AS ke pendapatan global pada 2025 dan dapat membantu mempersempit kesenjangan pendapatan antara negara kaya dengan miskin," kata Georgieva, dilansir Reuters.
Dia menambahkan, kerjasama internasional menjadi kebutuhan yang paling mendesak saat ini untuk pengembangan dan distribusi vaksin. Akses yang adil dan terjangkau ke pengobatan dan vaksin Covid-19 secara global juga akan menjadi kunci utama untuk menghindari tekanan ekonomi jangka panjang pada ekonomi dunia.
Paket Stimulus AS
Dalam kesempatan itu, dirinya optimis Kongres AS dan Gedung Putih akan menyetujui paket stimulus yang kini sedang diajukan pemerintah. Namun, dia tidak yakin tentang waktu penerapannya.
"(Belanja stimulus senilai USD 3 triliun pada awal tahun ini) telah menjadi dorongan positif yang penting dan kami ingin melihat bagaimana hal tersebut bisa dilanjutkan lagi," ungkapnya.
Dia juga menekankan, partisipasi kreditor swasta dan kreditor bilateral resmi dalam pembebasan utang negara-negara miskin sangat penting di situasi penuh tekanan saat ini. Partisipasi sektor swasta lebih lanjut masih dibutuhkan dan ini tetap menjadi isu yang penting dalam jangka panjang.
Pada Rabu lalu, G20 menyetujui perpanjangan program Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (DSSI) selama enam bulan, hingga pertengahan 2021. Fasilitas ini membekukan pembayaran utang bilateral resmi.
Tapi, kreditor swasta dan pemberi pinjaman di luar Paris Club tidak berpartisipasi penuh. Komite Moneter dan Keuangan IMF mengaku kecewa dengan tidak adanya kemajuan partisipasi kreditor swasta dalam DSSI. "Kami sangat mendorong mereka untuk berpartisipasi dengan persyaratan yang sebanding ketika diminta oleh negara yang memenuhi syarat," kata komite pengarah.
Reporter Magang: Brigitta Belia
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaCadangan devisa ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Baca SelengkapnyaDalam RAPBN 2025, terdapat struktur penerimaan perpajakan Rp2.490,9 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaSektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca Selengkapnya