Pengamat: Mogok kerja Sekarga dan pilot Garuda Indonesia rusak citra pemerintah
Merdeka.com - Pengamat intelijen, Ngasiman Djoyonegoro menilai ancaman mogok Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) masuk pada tahap merusak citra pemerintah. Dalam pandangannya, kasus yang membelit perusahaan pelat merah tersebut menyangkut politik dan ekonomi.
"Jika dirunut ada strategi besar di balik rencana mogok yaitu dari pemilihan waktu. Awalnya, saat Ramadan dan Idul Fitri yang berbarengan dengan mudik Lebaran 2018. Kini, mengancam lagi berdekatan dengan jadwal keberangkat jemaah haji Indonesia dan Idul Adha. Ini ada apa?" ujar Ngasiman yang juga Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) ini seperti dikutip dari Antara, Jumat (6/7).
Program Haji sendiri merupakan program nasional sekaligus internasional, dengan demikian, ancaman mogok akan mengganggu hajatan dan kepentingan umat muslim yang akan menunaikan ibadah haji. Jemaah haji Indonesia 1439 Hijriyah akan mulai diberangkatkan ke Arab Saudi pada 17 Juli 2018. Keberangkatan jemaah akan dibagi dalam dua gelombang penerbangan.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Siapa sasaran sindiran? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran kena mental yang bisa digunakan untuk menyindir orang sasimo atau orang yang menyebalkan.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
Gelombang pertama akan menuju Madinah pada 17-29 Juli. Gelombang kedua berangkat ke Jeddah mulai 30 Juli sampai 15 Agustus. Kementerian Agama (Kemenag) memastikan pengangkutan udara jemaah haji Indonesia tahun 2018 akan menggunakan jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Melihat data tersebut, Ngasiman melihat kasus mogok kerja yang akan dilakukan Sekarga dan APG tidak ada kaitannya dengan hubungan industrial antara karyawan dengan perusahaan. Kasus yang membelit perusahaan pelat merah ini kental bernuansa politik dan ekonomi.
"Pertama, harus dilihat siapa aktor politik yang bermain. Kedua, indikasi adanya aktor ekonomi sangat terlihat karena Garuda Indonesia adalah aset pemerintah yang sangat seksi," ujar Simon.
Simon menilain, aktor politik ingin menciptakan kegaduhan dalam tubuh pemerintah Joko Widodo dan BUMN sebagai sasarannya. Jika mogok kerja terjadi, tentunya citra pemerintah yang tercoreng karena dinilai gagal dalam menciptakan kondisi aman di tahun politik.
Kemudian, dalam sisi ekonomi terlihat ada upaya sistematis untuk membuat kesan manajemen Garuda Indonesia gagal dalam mengelola bisnis. Situasi tidak kondusif ini ditujukan untuk membuat karut-marut yang arahnya Garuda Indonesia diambang kebangkrutan.
"Semua tuntutan karyawan dan pilot sudah dipenuhi manajemen. Kinerja manajemen mengalami trend positif, semua dapat dilihat dalam laporan keuangan Garuda. Jadi, apalagi alasan mereka? Saya menduga mereka yang ngotot mogok kerja hanya kelompok kecil," tegas Simon.
Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dalam menyelamatkan aset nasional. Pemerintah juga perlu mengidentifikasi siapa-siapa biang kerok di dalam tubuh Garuda Indonesia dan aktor-aktor intelektual di luar yang bermain.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi), Haryo Budi Santoso menegaskan, sekitar 5000 awak kabin Garuda Indonesia tidak akan ikut serta dalam rencana mogok kerja yang akan dilakukan oleh Sekarga dan APG.
"Ikagi tidak ikut mogok kerja," ujar Haryo Budi Santoso.
Pernyataan Haryo Budi Santoso ini menyikapi gonjang ganjing rencana mogok kerja Sekarga dan APG dalam waktu dekat ini.
Diketahui, APG bersama Sekarga mengklaim mogok kerja bagian dari tuntutan kepada manajemen untuk melakukan restrukturisasi jumlah direksi dari delapan menjadi enam orang. Idealnya, cukup direktur utama, direktur operasi, direktur teknik, direktur keuangan, direktur personalia, dan direktur niaga.
Pekerja meminta pergantian direksi dari kalangan profesional di bidang penerbangan dari kalangan internal perusahaan. Tuntutan tersebut diajukan setelah menilai terdapat beberapa masalah di tubuh manajemen GIAA. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik UGM menggelar aksi mengajak Pratikno dan Ari Dwipayana untuk kembali 'pulang' ke jalan demokrasi.
Baca Selengkapnya"Merubah banyak undang-undang sebelum berkuasa adalah ciri awal otoritarian di negara otoriter," kata Gilbert
Baca SelengkapnyaDia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMemanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo menilai langkah intelektual berbagai kampus mengkritik pemerintahan Jokowi merupakan upaya rakyat menyelamatkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaPartai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaTerkait aksi ini memang tidak dihadiri Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, namun aksi tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaPetisi disampaikan oleh Prof Koentjoro di Balairung UGM bersama guru besar UGM, dosen, hingga mahasiswa turut hadir.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaMenurut dia, politik adu domba tersebut sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat kita.
Baca SelengkapnyaGambar Lambang Garuda bertuliskan 'Peringatan Darurat yang viral di media sosial ternyata berasal dari penggalan video YouTube horor fiktif.
Baca SelengkapnyaJuri menambahkan, kabar tak benar itu hanya menciptakan ketidakstabilan dan merusak fokus pada agenda pemerintah yang sedang berlangsung.
Baca Selengkapnya