Pengamat nilai pemerintah tak lagi prioritaskan hulu migas
Merdeka.com - Penasehat Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai, saat ini pemerintah tak lagi memprioritaskan pengembangan hulu minyak dan gas bumi. Sebab, industri hulu migas dinilai eksklusif, mewah, dan tak berkontribusi terhadap APBN.
"Mindset seperti itu, berimplikasi kepada kebijakan. Angka yang dikeluarkan industri itu pemerintah cenderung tidak percaya. Jadi dianggapnya tidak efisien, karena tidak dipercaya maka harus lebih transparan," katanya, di Jakarta, Selasa (16/5).
Sebaliknya, kata Pri Agung, pemerintah lebih mengutamakan hilir migas. Yaitu, sektor yang langsung berhubungan dengan masyarakat.
-
Mengapa air Umbulan hanya bisa dinikmati orang kaya? Sayangnya, tidak semua warga bisa menikmati air Umbulan ini. Hanya orang-orang Belanda dan pribumi yang mampu secara finansial yang bisa merasakan kesegaran air Umbulan.
-
Mengapa kegiatan hulu migas seringkali beririsan dengan LP2B? Sebab, pembangunan infrastruktur migas sering kali berada di area yang telah ditetapkan menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Apa kendala pengembangan migas di Indonesia Timur? Namun, untuk kembangkan Indonesia timur perlu banyak inisiatif. Salah satunya dari sisi penyediaan infrastruktur. “Akses market juga penting, infrastruktur di timur berbeda dengan di Indonesia bagian barat. Kalau di barat sudah ada bahkan tersambung ke Singapura, ada juga ke Pulau Jawa. Sementara di timur sedikit infrastruktur, hanya dihubungkan oleh LNG. Sementara market juga belum ada, belum banyak industri di sana (Indonesia timur),“ paparnya.
-
Mengapa BPH Migas mendapat penghargaan? Penghargaan yang diberikan Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) ini merupakan bentuk apresiasi atas pengelolaan dokumen dan informasi hukum berdasarkan penilaian kinerja Anggota JDIHN.
-
Kenapa Petronas tertarik dengan blok migas di Indonesia Timur? Tak hanya Blok Masela, Petronas juga pasang mata terhadap potensi eksplorasi lain di wilayah Indonesia Timur. Presiden Direktur Petronas Indonesia Yuzaini Bin Md Yusof menuturkan, pihaknya masih meyakini dengan potensi besar di wilayah Indonesia Timur.
"Seperti penentuan harga gas dan BBM satu harga," katanya.
Di sisi lain, menurutnya, pemerintah juga memberikan ruang lebih kepada publik untuk berpartisipasi menyusun kebijakan pengelolaan energi. Ini tercermin dari sejumlah regulasi cenderung menguntungkan publik.
"Semisal, peraturan menteri terkait BBM satu harga. Prinsipnya harga harus sama, padahal lapangannya berbeda, nggak bisa diperlakukan sama," katanya.
Contoh lain, lanjut Pri Agung, Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 tahun 2016 tentang Participating interest 10 persen. Ketentuan ini dinilai menjadi disinsentif untuk investor.
"Sebelum ini, investor tidak diminta menanggung dulu biaya atau investasi 10 persen itu Tapi ke depan investor yang akan menanggung ketika daerah tidak memiliki pendanaan," katanya.
"Dilihat dari perspektif investasi, itu kontra produktif." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjadi kondisi yang menimbulkan persaingan antara daerah.
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaSKK Migas berjanji akan menyeimbangkan semua proses harga gas melalui evaluasi penerapan HGBT.
Baca SelengkapnyaTetapi sangat disayangkan sekali dalam konteks 5 subsektor industri, hirilisasi pertambangan masih mendapatkan fokus yang lebih berat.
Baca SelengkapnyaSubsidi seharusnya hanya diberikan kepada kelompok afirmasi atau masyarakat tidak mampu.
Baca SelengkapnyaLuhut menerjunkan tim gugus tugas Kemenko Marves untuk mengidentifikasi masalah ketahanan energi.
Baca SelengkapnyaTerdapat 7 sektor industri yang dikenai patokan harga gas di bawah harga keekonomian, senilai USD 6 per mmBtu.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaSKK Migas: Prioritas Produksi Minyak dan Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi meningkat 15 persen dari realisasi 2023 senilai USD 13,7 miliar.
Baca Selengkapnya