Pengamat pastikan tak ada mafia di balik kenaikan harga beras, ini buktinya
Merdeka.com - Stok beras di beberapa daerah saat ini disebut cukup langka. Akibatnya harga beras di pasaran melejit sampai tembus kisaran Rp 13.000 - Rp 14.000. Oleh sebab itu, pemerintah melakukan impor untuk menjaga ketersediaan beras.
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Berly Martawardaya menilai tidak ada mafia beras pada kenaikan harga yang saat ini terjadi. Karena jika mafia itu ada, kenaikan beras tidak akan tersebar luas ke seluruh daerah di Indonesia.
Dia mengatakan, kenaikan beras ini tidak secara mendadak terjadi. Berdasarkan data yang dia pantau di setiap website harga beras daerah, kenaikan sudah terjadi sejak Desember 2017.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
-
Apa yang terjadi pada harga beras di Semarang? Di Pasar Simongan, Kota Semarang, harga beras jenis medium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram kini dijual dengan harga Rp13.500.
"Kalau mau bicara mafia tapi kok tersebar sangat luas kenaikan harga beras, semua provinsi saya cek web setiap minggu itu sampai Desember memang naik bukan karena mendadak," katanya dalam sebuah diskusi di Sekretariat Iluni Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Kamis (18/1).
Menurutnya, jika ada mafia seharusnya kenaikan beras hanya terjadi di Jakarta. Tapi faktanya di setiap daerah juga mengalami kenaikan. Berly mencontohkan, di Kalimantan, Padang serta Riau pernah mencapai Rp 13.500 per kg.
"Jadi bukan cuma di Jakarta, kalau mau ada mafia kan di Jakarta saja mustinya," ucap Berly.
Apabila melihat dari data kenaikan beras di berbagai daerah, tentu sulit menyatakan bahwa ada mafia beras. Karena akan terlalu sulit baginya untuk menyimpan beras selama dua bulan ini.
Maka sulit dipercaya ketika pemerintah mengklaim jika stok berlimpah. Sebab tidak akan terjadi kenaikan kalau supplai berlebih.
"Nggak masuk akal memang supplainya yang diklaim oleh Kementerian Pertanian. Di dalam ekonomi harga dan supplai berkaitan erat. Kalau harga tinggi hampir tidak mungkin supplai nya lebih. Indikasinya sulit percaya klaim berlebih supplai 300 ton benar. Dan mafia nyimpennya juga beras nggak bisa ditaruh di kantong, harus di gudang-gudang besar," jelasnya.
Senada dengan Berly, Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid memastikan tidak ada mafia beras. Sebab menurutnya jika ada stok pedagang malah berpacu mengeluarkan beras karena impor akan masuk.
"Tidak ada. Sebab gimana orang mau bermain dengan posisi sekarang? Kalau ada stok orang malah berpacu untuk mengeluarkan karena ini impor mau masuk. Kalau impor masuk, terus panen datang, harga juga harusnya turun," tandas Zulkifli.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Anies, kehadiran mafia menyebabkan petani di Indonesia menjadi tidak sejahtera.
Baca Selengkapnya"Bansos itu enggak ada kaitannya sama harga (beras)," ketua Bapanas) Arief Prasetyo
Baca SelengkapnyaPetani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaBanyak pedagang nakal yang menjual kembali beras milik pemerintah.
Baca SelengkapnyaMengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaBanyak oknum penimbun beras yang ingin meraup keuntungan di tengah kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga membeberkan penyebab harga bahan pangan, khususnya beras yang melambung dalam beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaTak heran, komoditas ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca Selengkapnya