Pengamat: Perlu waktu 10 tahun untuk capai swasembada pangan
Merdeka.com - Pengamat Politik Pangan, Andi Sinulingga pesimis program swasembada pangan akan tercapai dalam waktu dekat. Menurutnya, perlu waktu hingga 10 tahun agar ketahanan pangan yang kuat terbentuk di Indonesia.
Andi menyebut, saat ini lahan pertanian terus menyempit karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kebutuhan rakyat akan beras terus naik, dan di saat bersamaan, lahan pertanian terus berkurang.
"Masalah alih fungsi lahan, per tahun 1,7 persen kalau terus menerus lahan semakin sempit. Pemerintah tidak ada solusinya, perlu waktu 10 tahun memiliki ketahanan pangan yang kuat," ujarnya saat acara Senator Kita yang diselenggarakan merdeka.com, RRI, IJTI, IKN dan DPD RI di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (12/11).
-
Dimana konsumsi beras dunia meningkat? Berdasarkan analisa Tauhid, tren peralihan konsumsi beras sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir.
-
Apa kebutuhan utama untuk meningkatkan produktivitas pertanian? 'Kami dorong terus solusi cepat pompanisasi sebagai upaya bersama dalam meningkatkan produktivitas. Kita bersyukur Indonesia mampu bertahan dari berbagai ancaman dan krisis yang menerpa seluruh dunia,' jelasnya.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
-
Mengapa perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian? Perubahan iklim mengakibatkan pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, dan terjadinya banjir.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
Menurut dia, pemerintah seharusnya bisa melarang semua pihak yang menjadikan lahan pertanian sebagai area pemukiman, dan seharusnya pemerintah dapat menambah lahan pertanian. "Soal ketahanan pangan pemerintah harus ada plan 20-50 tahun mendatang, menambah lahan kita menjadi 15 juta hektar dan dikelola secara terpadu," jelas dia.
Untuk itu, dia meminta pemerintah membentuk tim khusus mengurusi swasembada pangan. Tim khusus ini sebaiknya dapat di bawah komando Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Wapres bisa difungsikan. Bulog mau diperkuat harus dikembalikan ke fungsinya kembali sebagai buffer stock saat orde baru, tidak bisa menjadi Perum harus menjadi pemain di lapangan, baru keinginan kita terjadi (swasembada pangan) ini akibat dari keinginan kita di masa lalu," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Amran menyampaikan, komoditas beras akan menjadi fokus utama dalam menyukseskan swasembada pangan.
Baca Selengkapnya"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."
Baca SelengkapnyaKementan bakal melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu cara untuk mencapai target swasembada pangan tersebut salah satunya melalui perluasan lahan pertanian.
Baca SelengkapnyaTarget realisasi swasembada pangan dimajukan dari awalnya tahun 2028 menjadi 2027.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR berdialog dengan kelompok tani tanya harapannya soal food estate
Baca SelengkapnyaAmran menuturkan, ketahanan pangan berkaitan dengan ketahanan negara.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, ia menyebut saat ini pemerintah perlu menyusun terlebih dahulu Kawasan Pangan Pertanian Berkelanjutan atau KP2B.
Baca SelengkapnyaMentan juga mengajak Komite II DPD RI untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto punya target ambisius untuk menjadikan Indonesia swasembada pangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara
Baca Selengkapnya