Pengamat Sarankan BI Tak Naikkan Suku Bunga Acuan Pada Desember 2018
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 6,00 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) lalu. Tercatat, hingga sepanjang 2018 BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 175 bps.
Di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan lagi bulan depan, lalu apakah BI akan mengerek suku bunganya lagi?
Ekonom Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menilai sebaiknya bank sentral tidak perlu menaikan suku bunga acuannya kembali. Sekali pun The Fed menaikan, dirinya menyarankan BI untuk menahan suku bunga acuannya di level enam persen.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Siapa yang mempertanyakan strategi FDIC? Melalui pertemuan ini, Puteri pun mempertanyakan terkait strategi FDIC dalam memenuhi pengembalian simpanan nasabah di bank gagal, khususnya simpanan nasabah yang melebihi batas penjaminan FDIC sebesar 250 ribu dolar AS per deposan per bank.
-
Bagaimana Banyuwangi kendalikan inflasi? Diketahui, pemerintah pusat tahun ini memberikan reward dana insentif fiskal kinerja sebesar Rp 1 triliun yang penyerahannya dibagi dalam tiga periode. Insentif tersebut diberikan kepada daerah-daerah yang berkinerja baik berdasarkan penilaian Kementerian Dalam Negeri.
-
Bagaimana Banyuwangi menjaga inflasi? Salah satu programnya adalah menjamin ketersediaan bahan pangan melalui intervensi kepada petani hingga perbaikan jalan yang menjadi akses distribusi hasil pertanian.
"Kita punya pelajaran pada 2017 ketika Fed rate naik, BI tidak perlu naikkan karena saat itu kredit lagi melambat. Lalu, kita menikmati inflow," ujarnya.
Budi menjelaskan, alasan BI tidak perlu menaikkan suku bunga karena pada tahun depan diperkirakan arus dana kembali ke negara berkembang. Kemudian dipilih lah mana yang lebih baik.
"Katakanlah bank sentralnya lebih prudent dan lain-lain. Tentunya overall yang bikin semua mata uang itu current account deficit (CAD)" katanya.
Oleh karena itu, dirinya meminta agar BI fokus terhadap pengendalian CAD. Sehingga, seperti acuan normatifnya, bahwa suku bunga harus positif. "Nah Turki itu pernah inflasi, bank sentralnya tidak mau naikkan suku bunga. Itu langsung dihukum dengan mata uangnya yang jatuh," pungkasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyampaikan terkait lenyesuaian suku bunga pada Desember 2018 mendatang, akan dilakukan melalui pemahaman atas data, meski ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan jelang akhir tahun.
"Kita lakukan assessment itu, tapi untuk kebijakan yang kita ambil, kita lihat nanti. Memang ini ambigu tapi clear," ujarnya.
Adapun tercatat, hingga sepanjang 2018 BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps pada bulan Mei Juni, Agustus dan terakhir pada November sehingga kini berada di level 6,00 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaDiharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca Selengkapnya