Pengelola PLTU Jawa 9 dan 10 Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan dalam Operasional
Merdeka.com - Pengelola PLTU Jawa 9 dan 10, PT Indo Raya Tenaga (IRT) memastikan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dalam operasional pembangkit. Ini sebagai bentuk komitmen terhadap pemeliharaan lingkungan.
Presiden Direktur Indo Raya Tenaga, Peter Widjaya mengatakan, teknologi dimaksud termasuk Selective Catalytic Reduction (SCR).
"Selain itu ada juga sense of achievement secara pribadi, boleh dibilang orang menggadang-gadangkan green, we are try to make it as green as possible untuk base load yang reliable," kata dia dikutip Jumat (9/4).
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Mengapa PLN revitalisasi kelistrikan Istana Kepresidenan Jakarta? “Padahal Istana Kepresidenan Jakarta ini menjadi lokasi sangat vital bagi bangsa Indonesia. Istana ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan menjadi wajah Indonesia di mata dunia, untuk itu kami revitalisasi sistem kelistrikannya agar semakin andal,“ ujar Darmawan.
-
Siapa yang memimpin Jakarta Electric PLN? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengapresiasi semangat juang yang diberikan oleh seluruh pemain Jakarta Electric PLN, sehingga berhasil memberikan kemenangan pada pertandingan ketiga ini.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
Menurut peraturan, standar baku mutu SOx, Partikulat, dan NOx untuk PLTU dalam tahap konstruksi masing-masing adalah 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3, 550 mg/Nm3.
Namun, dengan teknologi di pembangkit Jawa 9&10, angka-angka tersebut dipangkas menjadi di bawah 350 mg/Nm3, 30 mg/Nm3, dan 128mg/Nm3, secara berurutan untuk SOx, Partikulat, dan NOx.
"Memang sudah cukup rendah, namun kami yakin akan bisa jauh di bawah itu apabila bahan bakar yang disuplai sesuai standar pabrikan," kata Peter yang didampingi Direksi IRT lainnya, Jinyoung Jeong dan Moch Chairul.
Dia mengungkapkan hal tersebut usai manajemen IRT memperoleh penghargaan Indonesia Green Award (IGA) 2021 sebagai pengelola PLTU berteknologi maju ramah lingkungan yang merupakan wujud gambaran komitmen pemeliharaan lingkungan dan prinsip dasar berbisnis.
Dia menambahkan, PLTU Jawa 9&10, sebanyak 51 persen kepemilikannya berada pada PLN. Ini dinilai bentuk keberhasilan pemerintah dalam menggaet swasta dan bank-bank internasional untuk mendanai mega proyek tanpa jaminan pemerintah dan tidak membebani APBN.
"Proses project financing sangat melelahkan, belum ada preseden joint venture yang seperti ini, apalagi tahun lalu kami financial closing sewaktu pandemi," jelas dia.
Gunakan Teknologi USC
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai pembangunan PLTU Jawa 9&10 yang menggunakan teknologi Ultra Super Critical (USC) patut menjadi role model untuk pengembangan pembangkit yang ramah lingkungan.
Wakil Menteri KLHK Alue Dohong mengatakan keberadaan perusahaan seperti IRT memunculkan kesadaran para pengusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan alam akibat emisi atau gas buang.
Untuk itu, Alue mendorong para pengusaha yang masih abai untuk berani mengeluarkan terobosan baru dan mencegah kerusakan lingkungan seperti pengelola PLTU Jawa 9&10.
"Itu bisa membuat branding usaha-nya lebih bagus. Sebab, tidak hanya mengejar keuntungan saja. Tapi juga memperhatikan sosial juga," katanya.
Dia mengkhawatirkan terjadinya perubahan iklim secara drastis seperti banjir, kekeringan maupun peningkatan air laut apabila tidak ada bisnis yang lebih memperhatikan lingkungan.
Dalam acara yang berlangsung Rabu malam (7/4), penyelenggara IGA memberikan penghargaan kepada IRT dengan kategori perusahaan yang memelopori PLTU Nan Ramah Lingkungan dengan Teknologi Maju karena telah mampu menekan emisi udara berupa SOx, partikulat, dan NOx.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Kordinator Maritim dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, hadir dalam agenda MoU ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPLN sebagai perusahaan global selalu memastikan operasional pembangkit yang efisien, andal dan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan diperlukan inovasi energi baru terbarukan, pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaCREA menyebut PLTU sebagai sumber polutan utama karena tidak punya alat pantau real time.
Baca SelengkapnyaAda 10 megawatt listrik dioperasikan mengaliri listrik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaUji bakar cofiring serbuk gergaji tersebut menggunakan 250 ton atau 10 persen dari total pemakaian batu bara PLTU Bengkayang per harinya.
Baca SelengkapnyaUpaya ini merupakan salah satu inovasi dan komitmen korporasi dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca SelengkapnyaPLN telah melakukan kajian untuk memprioritaskan retrofit CCS di pembangkit listrik fosil.
Baca Selengkapnya