Pengembang Optimis Ekonomi Indonesia Segera Pulih dari Resesi, Ini Pemicunya
Merdeka.com - Ekonomi Indonesia dipastikan berada dalam kondisi resesi. Ini setelah pemerintah resmi mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2020 kembali mengalami kontraksi sebesar 3,2 persen.
Kendati begitu, sejumlah pengembang properti nasional optimistis pelemahan ekonomi akan segera pulih. Berbagai langkah kebijakan stimulus dalam Program Pemulihan Ekonomi (PEN) yang semakin digencarkan oleh pemerintah, menjadi alasan utama adanya kepercayaan diri para pelaku usaha termasuk property devepor saat menghadapi kondisi resesi seperti sekarang ini.
Direktur Eksekutif PT Hong Kong Kingland, Jiko Tandijono mengatakan, pelemahan ekonomi akibat Pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan hampir seluruh negara di dunia mengalaminya. Ketimbang meratapi kondisi, lebih baik tetap optimis menjalani aktivitas bisnis.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
"Pasang surut adalah hal biasa dalam bisnis. Karena itu, kami tetap menjalankan proses pembangunan Apartment Kingland Avenue, seperti sekarang ini kami mulai mengerjakan konstruksi struktur atas tower kedua, The Fritz," katanya dikutip di Jakarta.
Pandemi Covid-19, lanjut Jiko, menuntut pengembang properti untuk terus berinovasi agar dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi. Salah satu inovasi yang dilakukan Kingland Avenue adalah menampilkan desain unit apartment sesuai dengan standar kesehatan Covid-19, seperti lokasi kamar mandi berdekatan dengan pintu masuk serta ukuran jendela lebih lebar untuk sirkulasi udara maksimal.
"Desain seperti ini sangat sesuai dengan standar kesehatan Covi-19. Sebab, saat penghuni masuk apartemen bisa langsung cuci tangan," imbuhnya.
Jiko mengklaim, sejak awal pandemi hingga sekarang permintaan unit-unit hunian pada Kingland Avenue tidak pernah surut. Buktinya, penjualan The Fritz Tower sudah mencapai 60 persen dari total 700 unit yang ditawarkan.
"Dengan harga mulai dari Rp400 jutaan, konsep desain arsitektur bertema Scandinavian Kontemporer pada The Fritz, sangat cocok dengan kebutuhan konsumen yang didominasi kaum millennial dan Gen Z dimana kedua generasi ini memiliki kecenderungan gaya hidup dinamis dan praktis," kata Jiko Tandijono.
Indonesia Lebih Baik Dibanding Singapura
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi 3,49 persen di kuartal III 2020. Dengan pengumuman tersebut, Indonesia resmi resesi karena pada kuartal II ekonomi Indonesia juga tumbuh negatif 5,32 persen.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra el Talattov mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III minus lagi dan akhirnya dinyatakan resesi, Indonesia lebih baik dibanding negara lain yang sudah duluan resesi.
"Kalau dibandingkan dengan negara lain misalnya dibandingkan dengan Singapura, Indonesia lebih baik dimana Singapura minus 7 persen. Kita lebih baik minus 3,49 persen," kata Abra kepada Liputan6.com, Minggu (8/11).
Tapi jika dibandingkan dengan negara Vietnam tentu jauh, kata Abra, kuartal III Vietnam tumbuh positif 2,6 persen, dan Tiongkok kuartal III tumbuh positif 4,9 persen.
Vietnam dan Tiongkok berhasil bisa mencapai pertumbuhan positif karena penanganan covid-19 di negara mereka cukup efektif. Sedangkan untuk Indonesia penanganan fundamental covid-19 belum mencapai puncak.
"Penanganan covid-19 belum mencapai puncak, kita gelombang pertama belum melalui, jadi itu yang menjadi persoalan kita," jelasnya.
Dia pun mengkhawatirkan pola penanganan covid-19 yang belum efektif ini akan berlanjut di kuartal IV. Lantaran hal itu terbukti kasus covid-19 di Indonesia hingga kuartal III masih di kisaran 3.000-4.000 kasus, sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat yang semakin menurun.
"Saya khawatir pola ini akan berlanjut di kuartal IV, karena tidak cukup ada suatu faktor yang bisa mendorong masyarakat untuk berbelanja lebih banyak lagi di kuartal IV nanti," ujarnya.
Apalagi vaksin yang dijanjikan Pemerintah bisa didistribusikan di bulan November ini ternyata meleset dari target awal. Bahkan sampai Desember pun belum tentu terjadi pendistribusiannya, hal itu juga menyebabkan confidence masyarakat untuk perekonomian di kuartal IV masih akan berat dan bisa saja tetap berada jurang resesi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengimbau untuk tetap berhati-hati terhadap ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaData IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca Selengkapnya