Pengrajin alas kaki Cibaduyut siap hadapi MEA
Merdeka.com - Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN pengrajin dan pelaku usaha alas kaki Cibaduyut mengaku siap. Diwakili oleh Deputi kepala perwakilan bank indonesia Jabar Soekowardodjo yang sudah melakukan pembinaan kepada pengrajin dan pelaku usaha alas kaki Cibaduyut kini sudah siap.
"Selam tiga tahun lebih melakukan pembinaan, saya optimis bahwa pengrajin dan pelaku usaha alas sepatu ini sudah siap melakukan persaingan dengan produk asing," ujar pria yang akrab disapa Soeko, Rabu (25/11).
Ia menjelaskan, sebelum diberlakukan MEA pun sebenarnya para pengrajin alas kaki Cibaduyut juga sudah digempur dengan produk asal China yang membanderol harga murah dengan model yang terbaru.
-
Apa yang terkenal dari Cibaduyut? Cibaduyut sendiri terkenal sebagai pusat industri sepatu yang berkualitas tinggi.
-
Kenapa Cibaduyut terkenal? Salah satu pusat perbelanjaan dan oleh-oleh yang terkenal di Bandung ialah Cibaduyut.
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Kapan pendatang asal Cina mulai masuk ke Indonesia? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, para pendatang asal Cina sendiri mulai masuk ke Indonesia pada kisaran abad ke-14 sampai abad ke-17 silam.
-
Produk apa saja dari Cianjur yang tembus pasar ASEAN? Makanan sampai radio antik jadi produk UMKM asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tembus pangsa pasar negara ASEAN.
-
Dimana produk UMKM Cianjur dijual di pasar ASEAN? Tahun lalu sejumlah produk UMKM yang sudah memiliki pasar di sejumlah negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam seperti radio antik dan sambal honje dengan omzet per bulan sekitar ratusan juta rupiah,“ kata Epra, mengutip ANTARA.
Dari situ sebenarnya bisa terlihat bahwa para pelaku asal Bandung secara khususnya sudah siap dengan pasar bebas nanti. Terlebih kualitas produk asli Indonesia kini tak kalah saing dengan produk asing.
"Para pengrajin dan pelaku usaha harus menyikapi dengan benar dan baik. Harus bisa melihat bagaimana dengan teknologi yang ada bisa bersaing dengan barang dan harga dari produk luar," jelasnya.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini dilakukan untuk melindungi industri lokal dari lonjakan impor yang dapat mengancam daya saing produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaDampak masuknya barang murah China membuat industri di sejumlah negara terancam kolaps.
Baca SelengkapnyaAngka impor alas kaki dari China mencapai USD 25 juta dalam sebulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya sudah melakukan antisipasi dini sejak lama dalam belanja online.
Baca SelengkapnyaPengenaan bea masuk hingga 200 persen ini juga telah dirundingkan langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaDia bilang para pejabatnya menjawab sangat diplomatis, mereka mengakui sebenarnya mereka juga kecolongan.
Baca SelengkapnyaSaat ini juga terjadi kendala terkait dengan up to date dari bahan baku.
Baca SelengkapnyaGanjar sepakat impor batik harus dibatasi melalui regulasi yang jelas.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaKemendag Ambil Langkah Ini Atasi Barang Impor Ilegal.
Baca SelengkapnyaIndustri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.
Baca SelengkapnyaMenurut salah satu pedagang, sikat yang dibuat di Cibiru pernah disejajarkan kualitasnya dengan produksi sikat di Italia. Hasilnya memiliki kualitas yang serupa
Baca Selengkapnya