Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengusaha batik harus bayar Rp 1,7 juta agar dapat sertifikat

Pengusaha batik harus bayar Rp 1,7 juta agar dapat sertifikat batik. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Perindustrian dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) melakukan sertifikasi produk batik asli Nusantara. Label dengan nama Batik Mark itu diklaim dapat memperkuat merek dagang batik nasional dari serbuan batik tiruan asal China.

Pelaksana teknis sertifikasi itu adalah Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kemenperin di Yogyakarta. Kepala BBKB Zulmalizar menyatakan, antusiasme produsen batik sangat besar mengurus sertifikasi itu.

"Sejauh ini jumlah yang mengurus Batik Mark sudah 106 industri, sekarang sedang ada tambahan industri yang masih dalam proses," ujarnya di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (23/4).

Zulmalizar mengatakan syarat utama produsen yang ingin mendapat sertifikasi itu adalah membayar biaya pengujian produk Rp 1,7 juta. Nantinya, jika lolos uji, maka pengrajin mendapat cap khusus dan sertifikat yang dapat dipajang di toko atau etalase.

"Dari industri mengajukan pada Balai Besar, kemudian kita mengambil sample hasil batiknya untuk melakukan pengujian di dalam lab mengenai kelunturan, ketahanan warnanya, kerutnya. Biaya Rp 1,7 juta itu sudah standar ditetapkan pemerintah," ungkapnya.

Akan ada tiga klasifikasi Batik Mark. Klasifikasi pertama adalah 'emas' untuk batik murni tulis, 'perak' untuk yang cap, dan 'putih' untuk batik biasa atau campuran.

BBKB selain mengeluarkan sertifikat, juga mengawasi pasar untuk memantau apakah Batik Mark ditiru oleh produsen nakal. Namun, dari pengamatan sementara, pelaku usaha lokal tidak melakukan sertifikasi jujur dan tidak memalsukan batik mark.

Saat ini, mayoritas produsen yang mengurus Batik Mark berasal dari Pulau Jawa. "Tapi ada juga dari Riau dan Papua," ungkap Zulmalizar.

Hal serupa disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah yang menyatakan Batik Mark sulit dipalsukan. Selain karena ada proses pembuktian, produsen yang memakai Batik Mark adalah merek batik menengah dan premium. Sehingga konsumen yang disasar memang kelas menengah.

"Kita kembalikan pada konsumen akan pilih pakai mark atau yang tidak pakai mark. Indonesia kelas menengahnya bertambah. Mereka ingin pakai sesuatu yang ada nilainya. Akan jadi kebanggaan bila harganya lebih mahal, tidak akan belanja yang tidak jelas inilah alasan kita punya batik mark. Bisa dikatakan batik berkelas," papar Euis.

Dari catatan Kemenperin ekspor batik pada 2012 sebesar Rp 4 triliun. Pada 2011, jumlah unit usaha batik selama lima tahun terakhir tercatat sebanyak 39.600 unit di seluruh Tanah Air, menyerap 165.000 tenaga kerja. (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Hidup Haji Bilal, Raja Batik Legendaris dari Jogja
Kisah Hidup Haji Bilal, Raja Batik Legendaris dari Jogja

Salah satu keunggulan perusahaan batik miliknya adalah strategi komunikasinya

Baca Selengkapnya
Lindungi UMKM, Banyuwangi Pacu Pengurusan Rekomendasi HKI Hingga Level Desa
Lindungi UMKM, Banyuwangi Pacu Pengurusan Rekomendasi HKI Hingga Level Desa

HKI sangat berarti dalam melindungi hak cipta, paten, merek dagang, maupun desain industri.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Sentra IKM Batik Mojokerto, Belajar Bikin Batik Majapahit hingga Belanja Nyaman di Satu Tempat
Mengunjungi Sentra IKM Batik Mojokerto, Belajar Bikin Batik Majapahit hingga Belanja Nyaman di Satu Tempat

Keberadaan sentra IKM Batik ini bisa jadi inspirasi bagi daerah lain

Baca Selengkapnya
Ganjar: Impor Batik Harus Dibatasi agar UMKM Dalam Negeri Tidak Kewalahan
Ganjar: Impor Batik Harus Dibatasi agar UMKM Dalam Negeri Tidak Kewalahan

Ganjar sepakat impor batik harus dibatasi melalui regulasi yang jelas.

Baca Selengkapnya
Kisah Inspiratif Santi, Pembuat Boneka Berkebaya untuk Lestarikan Budaya Nusantara
Kisah Inspiratif Santi, Pembuat Boneka Berkebaya untuk Lestarikan Budaya Nusantara

Dari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.

Baca Selengkapnya
Asal Muasal Batik: Dimulai dari Majapahit
Asal Muasal Batik: Dimulai dari Majapahit

Batik merupakan kesenian yang terkenal di Nusantara. Hingga saat ini batik masih dikenakan dan dilestarikan.

Baca Selengkapnya
Warga Minta Bantuan Modal Usaha, Ganjar: Enggak Boleh, Nanti Dimarahi Bawaslu
Warga Minta Bantuan Modal Usaha, Ganjar: Enggak Boleh, Nanti Dimarahi Bawaslu

Ganjar mengatakan, saat ini ia hanya bisa membantu dengan program

Baca Selengkapnya
Seribu UMKM Banyuwangi Difasilitasi Sertifikasi Halal Gratis
Seribu UMKM Banyuwangi Difasilitasi Sertifikasi Halal Gratis

Sebanyak seribu pelaku usaha kecil dan mikro (UMK) Banyuwangi mengikuti pengurusan sertifikasi halal secara gratis

Baca Selengkapnya
Pelaku UMKM Kini Bisa Urus Nomor Induk Berusaha Lewat Online Single Submission
Pelaku UMKM Kini Bisa Urus Nomor Induk Berusaha Lewat Online Single Submission

Pemerintah melakukan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan forum sosialisasi sertifikasi halal di berbagai kota.

Baca Selengkapnya
Pelaku Usaha Kaget Pemerintah Tiba-Tiba Wajibkan PKL-UMKM Kantongi Sertifikat Halal
Pelaku Usaha Kaget Pemerintah Tiba-Tiba Wajibkan PKL-UMKM Kantongi Sertifikat Halal

Terlebih, lanjut Hermawati, para PKL dan UMKM tidak secara cuma-cuma alias gratis untuk memperoleh sertifikat halal.

Baca Selengkapnya
Dukung Kemandirian Ekonomi, Rumah Batik TBIG Cetak Generasi Baru Perajin
Dukung Kemandirian Ekonomi, Rumah Batik TBIG Cetak Generasi Baru Perajin

Melalui Rumah Batik TBIG, pihaknya ingin menghidupkan kembali minat anak muda terhadap budaya membatik.

Baca Selengkapnya
Manfaatkan KUR BRI, Zialova Batik Sukses Bertransformasi Jadi Produsen Fashion Lokal Favorit di Pekalongan
Manfaatkan KUR BRI, Zialova Batik Sukses Bertransformasi Jadi Produsen Fashion Lokal Favorit di Pekalongan

Salah satu produsen batik dan fashion lokal yang cukup dikenal di Pekalongan adalah Zialova Batik.

Baca Selengkapnya