Pengusaha kawat, kabel dan pipa RI berpeluang kerja sama dengan perusahaan dunia
Merdeka.com - Sekitar 100 pelaku industri kawat dan kabel Indonesia berkumpul di presentasi teknis yang digelar oleh Messe Düsseldorf di Hotel Pullman, Jakarta hari ini, Kamis (14/9). Di seminar tersebut, berbagai informasi terkini perihal industri kawat dan kabel disampaikan oleh para pelaku industri dunia.
Seminar diselenggarakan sebagai bagian dari roadshow kampanye pameran Wire and Tube 2018 yang akan diselenggarakan di Düsseldorf Exhibition Centre, Jerman pada tanggal 16-20 April 2018 mendatang.
Pada seminar tersebut, diperlihatkan beberapa contoh inovasi mesin pemrosesan kawat, kabel dan pipa yang akan dipamerkan nanti di pameran Wire & Tube 2018. Strategi bisnis fokus pada inovasi, efisiensi produksi dan produktivitas akan dibahas selama seminar berlangsung.
-
Apa saja yang mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia? Program utama 'Peta Jalan Indonesia Digital 2022-2024' menjadi bukti nyata. Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 100 ribu menara BTS yang tersebar di seluruh negeri, yang memberikan akses internet ke lebih dari 94% kota di Indonesia.
-
Apa itu kabel jaringan? Secara sederhana, kabel jaringan sendiri merupakan perangkat keras yang memiliki kegunaan khusus sebagai koneksi jaringan.
-
Bagaimana penataan kabel di Jakarta? Semua jenis kabel yang semula di atas jalan, kini tersembunyi di dalam tanah. Pemprov DKI menargetkan Jakarta bebas dari kabel udara dan tiang listrik pada 2028. Dibutuhkan sepanjang 223,796 kilometer SJUT untuk menata kabel-kabel di ibu kota.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di Indonesia? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Di mana kawasan potensial untuk investasi di Jakarta? Dia bilang, jika IKN benar-benar menjadi ibu kota, maka kawasan sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan menjadi area potensial untuk investasi dan perubahan peruntukan menjadi wilayah komersial.
-
Mengapa Akses Prima Indonesia memperluas jaringannya? 'Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan internet di Sentul City. Dengan adanya perluasan jaringan dan peningkatan infrastruktur, kami berharap dapat memberikan layanan internet yang lebih baik dan lebih cepat bagi seluruh pelanggan kami,' kata Dian.
Global Portfolio Director Messe Dusseldorf, Friedrich-Georg Kehrer mengatakan, industri kawat, kabel dan pipa memiliki harapan tinggi di tahun depan, mengingat investasi di pasar global akan menggairahkan industri baja di seluruh dunia. Di Indonesia khususnya, juga akan terpengaruh oleh meningkatnya kebutuhan serat optik nasional seiring dengan permintaan serat optik terkait pengerjaan proyek nasional seperti proyek Palapa Ring, proyek kabel serat optik bawah laut dan permintaan koneksi koneksi broadband rumah tangga.
"Akan ada fokus yang lebih kuat lagi pada kabel fiber optik. Messe Düsseldorf mengambil langkah ini untuk merespons meningkatnya penggunaan kabel fiber optik di sektor energi, konstruksi dan komunikasi," kata Friedrich-Georg Kehrer dalam keterangannya.
Menurutnya, seminar ini untuk mengajak pelaku industri kawat dan kabel di Indonesia untuk hadir dan memanfaatkan pameran Wire & Tube untuk menambah wawasan sekaligus menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia.
Wire & Tube adalah pameran dagang terkemuka di dunia untuk gabungan industri kawat, kabel dan pipa. Pameran 3 hari yang digelar oleh Messe Düsseldorf ini akan diikuti oleh lebih dari 2.600 exhibitor yang akan memamerkan inovasi teknologi terkini, mesin-mesin baru serta produk dan layanannya dari sektor industri kawat, kabel dan pipa.
Kedua pameran tersebut akan menampilkan inovasi dan tren mesin-mesin prosesing dan automasi berkinerja tinggi untuk industri kawat, kabel, tabung dan pipa dunia di atas lahan seluas 110.000 m2 yang terdiri atas 15 halls selama 5 hari pameran. Dengan angka-angka yang mengesankan ini, pameran dagang Düsseldorf menjadikan pameran dagang nomor satu untuk sektor kawat, kabel dan pipa.
Para exhibitor yang merupakan perusahaan-perusahaan ternama di dunia untuk industri kawat, kabel, dan pipa diwakili dari negara Italia, Belgia, Prancis, Spanyol, Austria, Belanda, Swiss, Turki, Inggris, Swedia, Jerman,Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan, India dan China.
Menurut pengamat industri dunia, pasar global untuk pipa dan tabung diproyeksikan mencapai 113.800.000 ton pada tahun 2018. Selain itu, pasar global untuk pipa las spiral dan tabung diproyeksikan mencapai 24,6 juta ton pada tahun 2018. Hal ini didorong oleh pemulihan ekonomi, peningkatan aktivitas di sektor energidan meningkatnya proyek konstruksi pipa.
Laporan industri menunjukkan bahwa kawasan Asia-Pasifik merupakan pasar terbesar di seluruh dunia, terutama didorong oleh peningkatan penggunaan dalam mengangkut gas alam. Peluang bisnis di industri kawat dan kabel di Asia Pasifik diperkirakan memberikan kontribusi sekitar 3 persen dari produksi kawat dan kabel dunia.
Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel), Noval Jamalullai mengatakan, dengan semakin luasnya jaringan fiber optik maka kinerja jaringan broadband pun meningkat. Investasi besar untuk melakukan ekspansi dan modernisasi jaringan kabel memberikan keuntungan bagi sektor industri kabel. Pameran Wire & Tube merupakan platform yang ideal bagi pelaku industri di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan produktivitas dan efisiensi sekaligus memperluas bisnis dan jaringan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (Indonesian Iron and Steel Industry Association/IISIA), Hidayat Triseputro mengatakan, melalui pameran Wire & Tube, para pelaku industri Indonesia dapat mengakses ke inovasi teknologi terkini di dunia, sekaligus menjalin kerjasama bisnis dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti menyebut Indonesia menempati posisi ke-10 dengan kepemilikan sekitar 3% dari total cadangan tembaga dunia.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaPabrik ini dapat memangkas kebutuhan impor dan menekan harga di pasar domestik.
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah mengekspor baja lapis sebagai bahan baku produk baja ringan struktural dan genteng metal untuk pembangunan rumah di Australia.
Baca SelengkapnyaNanang percaya permintaan atas LNG ke depan secara domestik bakal naik terus.
Baca SelengkapnyaIndonesia tercatat memiliki 6,2 juta pengguna kendaraan listrik roda dua dan 1 juta pengguna kendaraan listrik roda empat, menambah keunggulan kompetitif.
Baca SelengkapnyaProduksi pipa baja seamless untuk industri migas di dalam negeri, sudah mencapai 500.000 ton per tahun.
Baca SelengkapnyaAkses pasar menjadi salah satu kunci yang harus dimanfaatkan Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaInsentif fiskal diperlukan mengingat negara lain juga berupaya menarik investor.
Baca SelengkapnyaPelemahan harga nikel di pasaran global justru jadi peluang untuk pemasukan investasi lebih kuat bagi Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaGeliat perbaikan ekonomi pasca pandemi khususnya di sektor usaha pertambangan, konstruksi dan perkebunan sangat positif hingga semester pertama 2023.
Baca Selengkapnya